Happy reading and enjoy:)
----------------------------------------------------------
"Makasih udah anterin pulang," ucap Carra sambil menyorkan helm yang dikenakannya tadi pada Mike.
"Hm, besok aku jemput lagi ya? Udah lama kita nggak berangkat bareng," ucap Mike sambil merapikan rambut Carra yang berantakan karena helm. Carra mengangguk. "Ya udah, masuk yuk."
"Yuk? Kamu mau ikut masuk?" tanya Carra.
"Iya. Kenapa? Nggak boleh? Aku-
"Bukan! Ini udah larut banget, kamu langsung pulang aja nanti sakit. Lagian orang tua aku lagi di luar kota," sergah Carra panik. Mike mengernyit melihat Carra yang tampak panik. Emang Mike salah karena ingin berkunjung? Tapi, setelah dipikir lagi, Carra benar, ini sudah larut dan sebaiknya dia pulang saja.
Maaf kalau aku bohong. Ga mungkin aku biarin kamu dan Jimmy ketemu, bahaya.
"Ya udah, masuk sana." Carra mengangguk dan melambaikan tangan kemudian berbalik meninggalkan Mike.
Tapi, baru saja melangkah satu langkah, Mike menahan tangan Carra dan menarik perempuan itu menuju pelukannya. "Makasih ya udah kasih aku kesempatan lagi. Aku janji dan akan berusaha untuk nggak nyakitin kamu. Aku sayang kamu Carra." Mike mendekap Carra erat dalam pelukannya yang hangat. Carra pun membalas memeluk Mike erat.
~~~
"Morning all," sapa Carra sambil menarik kursi tepat di samping Jimmy.
"Morning sweetheart," balas Charlina dengan senyum lebar. Jimmy dan David hanya menyunggingkan senyum tipis.
"Carra cepetan, gue ada masalah di kampus dan harus secepatnya pergi," ucap Jimmy.
"Ya udah, pergi aja. Gue dijemput hari ini," ucap Carra santai sambil mengambil sepotong roti dari atas meja.
"Seriusan lo?! Kalau gitu ngapain gue tungguin lo dari tadi! Buang waktu aja!" seru Jimmy kesal sambil langsung berlalu pergi setelah pamit pada Charlina dan David.
"PMS dia?" tanya Charlina menatap heran putranya yang sudah menghilang dari ruang makan.
"Mungkin," ucap Carra sambil mengangkat bahunya cuek.
"Kamu juga. Dia tungguin kamu dari tadi loh," ucap Charlina sambil menatap putrinya yang dengan santai memakan rotinya tanpa rasa bersalah sedikit pun.
"Carra kan ga tahu."
"Emang lah." Charlina bergeleng-geleng menatap Carra. "Eh btw, putri mommy yang cantik mau dijemput siapa? Cowok? Pacar kamu?"
"Mom jangan mulai deh, kepo."
"Ih dad! Mommy kan cuma mau tahu," sungut Charlina kesal menatap ke arah suaminya.
Di tengah perdebatan suami istri itu, yang tentunya didominasi oleh Charlina, suara klakson motor terdengar. "Mom dad, Carra berangkat dulu ya."
"Eh udah datang ya? Mom mau lihat siapa," ucap Charlina sambil mengikuti Carra.
"Mom."
"Huh, ya udah berangkat sana," dengus Charlina. "Belajar yang serius jangan melamun di kelas. Jangan pasang muka datar juga sama guru kamu juga, kasihan tahu."
"Iya mom."
Carra pun meninggalkan kedua orangtuanya dan menghampiri Mike di depan gerbang. "Pagi."
"Pagi juga pacar," balas Mike dengan semangat dan riang. "Gak telat kan?"
Carra menggeleng kemudian naik ke atas motor dibantu Mike. Beberapa menit kemudian keduanya bersama di atas motor membelah jalanan pagi menuju tempat keramat bagi beberapa siswa, sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Venganza✔
Teen FictionVenganza Bahasa Spanyol yang berarti 'balas dendam'. Cerita ini menceritakan tentang bagaimana dendam bisa menghancurkan sebuah hubungan yang terjalin dengan baik. ---------------------------------------------------- Carissa Geneysia Immanuel, cewe...