"Rio, lo udah dengar gosip terhangat di sekolah?" tanya Dion pada Mario yang tengah fokus mengerjakan tugas matematika. Sebenarnya, Mario mengerjakan tugas itu karena kalau tidak diselesaikan, dia tidak boleh mengikuti ulangan. Dengan terpaksa, Mario mengerjakannya dengan ngebut karena matematika terletak setelah istirahat pertama.Mario itu tipe murid yang tidak pernah mengerjakan dan mengumpulkan tugas. Tapi, jika untuk syarat mengikuti ulangan, Mario akan mengerjakan tugasnya. Dia tidak akan menyontek seperti yang lainnya.
Guru-guru pernah bilang, kalau Mario itu orangnya pintar, tetapi malas. Kalau saja Mario rajin, dia bisa saja berada dalam peringkat 5 besar di kelasnya. Hanya saja Mario tidak ingin rajin belajar dan menganggap sekolah itu lebih baik dibawa santai, tidak perlu sibuk belajar. Mario bilang dia akan rajin belajar saat sudah kuliah nanti.
"Udah," jawab Mario singkat sambil terus mengerjakan dengan fokus.
"Kok lo biasa aja?" tanya Steve heran.
"Ya, gue bisa apa? Lagian Carra cuma bilang thanks," ucap Mario sambil menutup buku tugas yang sudah selesai dia kerjakan. Setelahnya, Mario meletakkan kedua tangannya di kepala dan bersandar pada kursi.
"Iya sih. Tapi, ini Carra loh, lo kayak ga tahu dia aja. Kalau dia sampai bilang gitu, artinya ada sesuatu diantara mereka," ucap Mark sambil menarik sebuah kursi dan duduk di samping Mario.
"Lagian lo Rio, ga ada usaha banget deketin Carra. Paling mentok lo deketin dia di kantin. Nomor telepon atau id line lo ga punya, gimana mau diterima coba?" tanya Dion tidak habis pikir dengan Mario.
"Gue ga mau terlalu ngejar aja, yang ada nanti dia makin ga suka sama gue. Yang penting dia tahu perasaan gue ke dia. Lagian kalau udah jodoh, mau gimana pun dia bakal balik ke gue kan?" ucap Mario yang langsung membuat ketiga temannya berdecak kagum.
"Tumben bijak," ucap Mark. Mario langsung memukul lengan Mark, "dasar."
Yang lain hanya bisa tertawa. "Jadi lo mau nyerah gitu aja?" tanya Steve.
"Gak lah. Kantin kuy," ajak Mario. Yang lain langsung mengangguk. Mereka bergegas menuju kantin sebelum kehabisan makanan.
Setelah sampai di kantin, Mario langsung menuju meja Carra. "Hi semua!" sapanya rian dengan suara nyaring sehingga semua pasang mata di kantin menatap mereka.
Mario hanya bisa tersenyum kecut melihat Carra yang tidak menatap ke arahnya sama sekali, seakan-akan dirinya tidak ada.
"Lo berdua pacaran?" tanya Mario to the point.
"Ga. Belum," ucap Carra. Semua mata di meja itu langsung melebar.
"Tuh kan benar gue, mereka belum pacaran karena Mike belum nembak," bisik Lisa pada Sella yang duduk di sebelahnya.
"Lo semua dengar kan? Mereka ga pacaran, jadi jangan bikin gosip yang ga benar," ucap Mario kepada semua murid di kantin.
Semua pengunjung kantin langsung berbisik-bisik. "Cepat jadian coy," teriak seseorang.
Bukannya mereda, gosip ini malah makin memanas. Semua orang membicarakan siapa yang lebih cocok untuk Carra. Banyak yang menganggap kalau Carra beruntung ditaksir dua kakak kelas ganteng. Banyak juga yang iri.
Para pendukung Carra dan Mike ingin mereka cepat jadian. Apalagi kalau mereka teman sekelas Carra dan Mike. Katanya: "Biar dapat PJ, makan gratis!"
~~~
Saat Carra sampai di kelas, dia mendengar semua murid membicarakannya bahkan ada yang sampai berdebat. Semua tampak tidak peduli jika Carra mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Venganza✔
Fiksi RemajaVenganza Bahasa Spanyol yang berarti 'balas dendam'. Cerita ini menceritakan tentang bagaimana dendam bisa menghancurkan sebuah hubungan yang terjalin dengan baik. ---------------------------------------------------- Carissa Geneysia Immanuel, cewe...