41. Lo...

450 20 5
                                    

Happy reading and enjoy guys:)
-----------------------------------------------------------

"Kalau gue bilang, gue dalang dari semua kejadian yang lo alami di Yogyakarta, lo percaya?" tanya Ronald sambil tersenyum miring.

Mike terdiam sambil menatap Ronald tak percaya. "Ga mungkin, lo pasti bercanda," ucap Mike sambil terkekeh.

Ronald menatap Mike seserius perkataannya, "gue serius Mike."

Mike terdiam lagi dan lagi, tidak habis pikir dengan rekan kerjanya ini. Perlahan, Mike yang semula menunduk, mendongak perlahan pada Ronald. Dia mendapati dirinya yang masih diliputi keterkejutan kembali terkejut melihat ekspresi Ronald. Ekspresi yang tidak pernah dia bayangkan akan dikeluarkan orang seperti Ronald.

"Lo," tunjuk Mike. "Apa alasannya?"

Ronald menunjukkan senyum miringnya, "lo harusnya berterima kasih sama gue Mike."

Mike mengernyit bingung, "kenapa?" Sedetik kemudian Mike tertawa hambar. "Lo ga minta gue say thanks buat kecelakaan yang lo perbuat kan?"

Ronald diam saja memerhatikan Mike yang tampak terpukul dan tak percaya kenyataan itu dengan seringaian di ujung bibirnya.

"Bentar-bentar." Mike tampak memikirkan sesuatu. "Berarti lo kenal sama Lisa?" Ronald tetap bergeming.

Mike tampak linglung, dia masih belum bisa menerima kenyataan, dia merasa sangat terpukul. Teman yang dikiranya mendukungnya ternyata malah berniat memisahkan dia dari kekasihnya.

"Dari mana lo bisa kenal Lisa?" tanya Mike lagi. "Jadi kecelakaan itu perbuatan lo atau Lisa?"

Mike menatap Ronald lekat. "Pasti lo kan? Kalaupun Lisa, pasti atas permintaan dan perintah lo. Iya kan?"

Ronald masih saja diam. Mike yang tidak bisa lagi menahan kekesalannya langsung menggebrak meja di hadapannya, bertepatan dengan seorang pelayan yang mengantarkan pesanan mereka.

"JAWAB RONALD! JANGAN DIAM AJA LO! JANGAN JADI PENGECUT! CERITAKAN SEMUANYA!" Teriakan Mike membuat perhatian semua pengunjung restoran terpusat pada mereka. Terlebih pelayan itu, dia terkejut mendengar teriakan dan gebrakan Mike.

Ronald tersenyum santai sambil menyeruput minumannya yang baru diantar. "Gue yakin emosi lo bakal berpindah ke Carra setelah lo mendengar penjelasan gue. Lo ga akan benci gue lagi."

Mike tidak bisa menahan tangannya untuk tidak terkepal mendengarnya. "Jangan bawa-bawa Carra! Ini ga ada hubungannya sama dia!" ucap Mike penuh penekanan.

Ronald meletakkan minumannya di meja sambil tertawa mengejek. "Justru semua ini berawal karena dia Mike."

Mike makin tidak paham dengan alur pembicaraan mereka. Melihat itu, Ronald langsung melanjutkan perkataannya. Dia yakin ini waktu yang tepat untuk mengakhiri semua kebohongan yang diucapkan perempuan itu.

"Lo mau tahu rahasia besar yang disembunyikan pacar kesayangan lo itu?" tanya Ronald. "Ah, pertanyaan gue salah. Seharusnya, lo tahu ga ada rahasia yang disembunyikan pacar lo itu?" ralat Ronald.

"Carra ga nyembunyiin apa-apa dari gue!" Mike tak percaya.

"Oh ya?" Ronald pura-pura tidak tahu. "Lo yakin?"

"Yakin!"

Ronald tersenyum melihat keyakinan Mike. "Bagus. Pertahanan keyakinan lo itu. Walau gue yakin ga akan bertahan lama lagi."

"Jangan basa-basi!"

"Lo usah ga sabar ternyata," ucap Ronald sambil memakan pesanannya. "Lebih baik lo makan dulu sambil mempersiapkan diri lo untuk kenyataan yang 'waw' nanti."

Venganza✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang