24. Diterima?

462 24 14
                                    


Flashback

"Wah, Mike kok jadi labil gitu. Ada perempuan lain, lo dilupakan. Dia suka ga sih sebenarnya sama lo?"  Lisa mulai meragukan perasaan Mike yang sebenarnya.

"Iya. Dia jadi kayak cuma main-main sama lo," tambah Sella.

"Gue rasa nih, cepat atau lambat Mike bakal nembak lo. Kalau seandainya iya, coba lo tolak dia dulu. Kalau setelah itu dia masih perjuangin lo, berarti dia serius tapi kalau gak, dia cuma main-main," ucap Lisa.

"Iya, gue setuju sama Lisa," ucap Sella. Carra hanya diam saja sedari tadi.

"Carra, lo kok malah diam sih?" tanya Lisa.

"Ga pa-pa kok."

"Lo bakal lakuin yang kita bilang kan?" tanya Sella memastikan. Carra hanya diam saja, tidak menjawab pertanyaan Sella. Kediaman Carra membuat keduanya bertanya-tanya, akankah Carra mengikuti saran mereka kalau seandainya ditembak Mike?

Flashback end

~~~

Carra POV

"Iya. Gue TOLAK lo!" tegas gue.

Gue lihat, ekspresi Mike langsung berubah mendengar perkataan gue. Sekarang gue lagi bingung banget, gue harus ikutin ucapan Lisa sama Sella atau nggak.

Gue sama sekali ga ada perasaan secuil pun sama Mike. Jadi, kalau seandainya setelah pacaran pun dia masih berhubungan sama Naura, gue ga akan ngerasa sakit. Lagian gue mau sama dia juga karena alasan itu.

Tapi, di sisi lain, siapa sih yang pengen pacarnya masih berhubungan sama orang yang pernah disayang? First love lagi. Meskipun gue ga ada perasaan sama Mike, kalau kita pacaran, artinya dia jadi milik gue dan gue ga suka kalau harus berbagi milik gue sama orang lain.

Gue ngelirik jam tangan gue. Udah 10 menit kita saling diam-diaman. Setelah gue tegaskan gue tolak dia, Mike sama sekali ga bersuara. Ekspresinya tadi entah kenapa membuat gue merasa sedikit bersalah.

Setelah gue pikirin matang-matang,  gue udah putuskan buat nerima dia aja. Gue ga ada perasaan sama dia, jadi gue ga akan ngerasa sakit. Kalau seandainya dia masih berhubungan sama Naura setelah kami pacaran, gue akan ikhlas aja. Ini semua karena alasan itu, semakin cepat gue mulai, semakin cepat ini semua berakhir. Semoga aja Mike cepat putusin gue. Gue janji, kalau Mike putusin gue, ini semua bakalan berakhir.

Setelah gue pikirin lagi, malah bagus kalau seandainya Mike masih ada perasaan sama Naura. Itu artinya dia bakal putusin gue suatu saat nanti dan ini semua berakhir.

Gue harap semua berjalan sesuai rencana gue, gue bisa berubah demi Mike dan pastinya supaya Mike ga pernah tahu rahasia ini.

Carra POV end.

~~~

Author POV

"Mike," panggil Carra.

"Ya? Ada apa?" jawab Mike.

"Gue udah pikirin baik-baik tentang tadi dan gue putusin," Ucapan Carra membuat Mike langsung membelalak dan menatapnya penuh harap. "Gue putusin buat terima lo."

"Serius?" tanya Mike tidak percaya. Carra mengangguk.

"Makasih Carra. Gue janji akan selalu ada buat lo." Mike langsung membawa Carra menuju dekapannya. "Gue bakal lebih batasin hubungan gue sama Naura. Tapi, dia tetap aja sahabat gue dari kecil, jadi gue masih boleh kan temanan sama dia?"

"Gue ga mau egois dengan suruh lo buat jauhin Naura. Tapi, gue harap lo ga lebih prioritasin dia dibanding gue."

"Gue janji."

Merasa cukup, Carra melepas pelukan mereka dan menatap Mike serius. "Jangan janji kalau lo ga bisa tepatin."

"Gue udah bilang janji artinya bakal gue tepatin," ucap Mike meyakinkan Carra.

"Gue harap lo ga akan kecewain gue," ucap Carra. Meski ini cuma pura-pura.

Mike mengangguk senang. "Jadi kita jadian?"

Carra memandang Mike malas sambil mengangguk. "Tanya sekali lagi, gue berubah pikiran."

"Eh gak. Gue ga akan tanya lagi," ucap Mike sambil tersenyum lebar. "Kita jalan yok. First date."

"Udah sembuh emang?"

"Udahlah. Lihat lo gue langsung sehat. Mau jalan kemana?"

"Ke mall aja. Gue mau sekalian ke gramedia," ucap Carra.

Mike mengangguk, "ya udah. Nanti kita nonton juga terus dinner. Tapi, kali ini gue yang traktir, masa cowok biarin pacarnya yang bayar, ga boleh dong. Terus nontonnya juga jangan horror atau sci-fic."

"Terserah lah. Antar gue pulang dulu, gue mau ganti baju," ucap Carra. Mike baru sadar kalau Carra masih memakai seragam sekolah.

Keduanya kini sudah berada di dalam lift yang akan membawa mereka turun. "Carra, kita sekarang ngomongnya jangan lo-gue lagi ya, aku-kamu aja."

"Nanti gu- eh aku coba. Masih belum terbiasa," ucap Carra.

"Iya ga pa-pa, aku juga kok," balas Mike sambil mengelus rambut Carra.

Carra menatap Mike yang tampak sangat senang. Gue minta maaf ya. Gue ga bermaksud apa-apa. Bagus kalau lo senang, artinya perbuatan gue ga sia-sia.

~~~

Sesuai kesepakatan mereka tadi, sekarang Mike sedang duduk di sofa ruang tamu rumah Carra. Dia sedang menunggu Carra bersiap-siap. Sambil menunggu Carra, dia memainkan sebuah game yang sedang dia sukai akhir-akhir ini. Meski awalnya tidak terlalu suka main game, entah mengapa dia menjadi candu memainkan game ini.

VICTORY

Tulisan tersebut muncul di ponsel Mike. "Yes, menang." Seperti biasa, Mike melakukan gerakan yang selalu dia lakukan ketika menang. Gerakan tersebut memang rada absurd.

Mike membuka aplikasi pesan saat ada pesan yang masuk. Itu pesan dari Naura.

Naura
Rico, besok aku bakalan pindah ke Jakarta lagi. Kamu temanin aku jalan-jalan ya?

Mike
Siap! Nanti kabarin aja kalau udah sampai:)

Bertepatan dengan Mike menekan tombol kirim, Carra berjalan menuruni tangga dan sampai di hadapannya.

"Ayo berangkat, nanti kemalaman," ucap Carra. Mike mengangguk.

~~~

Halo semua. Kita berjumpa lagi. Ini sebagai ganti karena kemarin-kemarin lama ga up. Makasih udah baca dan ikutin cerita ini. Maaf kalau ada yang salah.

Jangan lupa untuk vote, komen, dan share cerita ini. See u next chapter, byee~

Venganza✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang