25. First date

472 18 11
                                    

Beberapa puluh menit kemudian, motor Mike sudah terparkir sempurna di parkiran salah satu pusat perbelanjaan. Mike langsung menggandeng Carra dan berjalan masuk. Berbeda dari sebelumnya, kali ini tidak ada perlawanan dari Carra. Carra bahkan dengan senang hati mempererat tautan tangan mereka. 

"Yuk, kita langsung ke bioskop," ajak Mike sambil menuntun Carra menuju eskalator. Carra hanya mengangguk.

"Kenapa kita ga naik lift aja? Kan lebih cepat," tanya Carra saat keduanya baru saja menaiki eskalator.

"Ga kenapa-napa. Aku cuma mau berduaan sama kamu lebih lama. Lagian aku mau kita bersama-sama menaiki satu demi satu tingkat untuk mencapai tujuan kita. Sama kayak hidup, aku  mau kita melewati rintangan yang ada dan mencapai kebahagiaan kita," ucap Mike sambil tersenyum menatap Carra. Carra pun balas menatap tepat pada manik mata Mike. Hampir saja mereka tidak sadar sudah sampai di lantai selanjutnya. Mereka pun lanjut menaiki eskalator satu per satu sampai tiba di lantai dimana bioskop berada.

"Kamu mau nonton apa?" tanya Mike saat mereka berdiri di hadapan berbagai macam poster film yang sedang tayang.

"Ini," tunjuk Carra pada sebuah poster film dengan perempuan yang memiliki tampang menyeramkan.

"Eh, tapi janjinya kan ga nonton horor atau sci-fic. Yang lain aja ya?" tawar Mike. Carra tertawa kecil melihat ekspresi Mike yang menurutnya lucu.

"Iya, bercanda kok. Nonton yang ini aja," ucap Carra masih dengan sisa tawanya sambil menunjuk sebuah poster yang berada tepat di sebelah poster film horor tadi.

"Ya udah. Aku beli popcorn kamu beli tiket, oke?" tanya Mike.

"Kenapa ga kamu aja dua-duanya?" 

"Biar cepat," jawab Mike. Mike kemudian merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah dompet. Dari dompet tersebut, Mike mengeluarkan dua lembar uang berwarna merah dan menyerahkannya pada Carra.

"Ga usah, pake uang gue aja," tolak Carra sambil mendorong tangan Mike.

"Eh, kamu bilang apa barusan?"

"Apa?"

Cup. Mike mencium pipi Carra dan membuat Carra langsung melotot. "Mike! Apaan sih!" Untung saja tidak ada yang melihat mereka.

"Setiap kamu bilang lo-gue, kamu bakal aku cium," ucap Mike membuat Carra berdecak. "Modus!"

Mike mengangkat bahunya tidak mau tahu. "Aku ga terima penolakan. Udah ini ambil uangnya."

"Pake uang aku aja. Kamu simpan aja uang kamu untuk hal penting lainnya," tolak Carra sambil berhati-hati dalam berucap.

"Hal penting apa?"

"Ya kayak uang sekolah maybe?"

"Bukan mau sombong tapi uang sekolah aku ditanggung sama seseorang. Ga ada alasan lagi kan? Nih, ambil uangnya, ntar keburu main filmnya." Mau ga mau,  Carra terpaksa menerima uang tersebut. Mereka kemudian masuk dan berpencar untuk membeli tiket dan popcorn.

Carra yang selesai duluan langsung menghampiri Mike yang masik menunggu pesanannya. "Kamu pesan apa?"

"Popcorn manis sama iced lemon tea 2," balas Mike. "Kamu lebih suka popcorn manis atau asin?"

"Manis."

"Bagus kalau gitu, kita sama."

"Ini pesanannya." Ucapan seorang mbak-mbak menghentikan Mike yang baru saja ingin menyuruh Carra untuk duduk.

"Makasih mbak," ucap Mike dan Carra berbarengan. Mike kemudian mengajak Carra untuk menuju studio 1 tempat film yang akan mereka tonton diputar.

"Aduh, kita sehati banget ya sampai ngomongnya aja barengan tadi," ucap Mike saat mereka sudah duduk di kursi depan studio 1. Karena film itu akan dimulai sebentar lagi, mereka memilih untuk menunggu saja.

Venganza✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang