"Gue mungkin ga tunjukin, tapi gue senang sama kejutan kalian. Tanpa kalian tahu, gue tersenyum lebar dalam hati."
-------------------------------------------------------Mike sampai di kelas tepat saat belum masuk berbunyi. Setelah perkataan Carra tadi, Mike jadi pesimis. Apakah dia menyerah saja? Tapi, baru tadi dia menyemangati diri sendiri.
"Gak! Gue ga boleh pesimis. Ini baru permulaan." Mike duduk di kursinya. Dia memikirkan banyak hal sehingga kepalanya terasa sakit. Kenapa urusan cewek sama susahnya dengan soal fisika?
"Napa lo?" tanya Claudio, teman masa kecil sekaligus teman semenjak Mike, yang melihat muka kusut Mike.
Mike hanya menggeleng lemas.
"Masalah cewek?" tanya Claudio lagi, dia yakin terjadi sesuatu.
"Masa tadi gebetan gue bilang gini, lo ga penting. So, ga ada alasan gue harus tau lo siapa, gitu. Sedih kan?" ucap Mike sambil meniru suara dan nada Carra.
Claudio terbahak-bahak mendengar perkataan Mike. Hal ini membuat mulut Mike makin maju. "Jangan ketawain dong."
"Iya iya. Habis lucu sih," ucap Claudio masih dengan sisa tawa.
"Eh btw, hari ini dia ultah. Menurut lo gue harus kasih dia apa? Perlu ga gue kasih kejutan?"
Claudio tidak menjawab. "Aduh, pusing gue. Lo bantu dong," desak Mike.
"Mana gue tau, terserah lo lah," jawab Claudio.
"Ah, lo mah ga asik," rajuk Mike. Mike terus mendesak Claudio untuk membantunya. Desakan Mike terhenti saat seorang guru berjalan masuk. Claudio langsung menghela nafas lega.
"Pagi anak-anak."
"Pagi bu," koor satu kelas serentak.
"Cepat duduk dengan pasangan yang sudah saya tentukan minggu lalu," perintah Bu Endang, guru matematika mereka.
Setelah semua duduk dengan pasangannya, Bukan Endang segera memberikan soal yang ia tulis di papan.
Sambil mencatat, Mike menatap kearah Claudio dan Vira. Mereka berdua berada dalam satu tim. Mike menatap Vira, cewek itu tampak tak nyaman dipasangkan dengan Claudio. Begitu juga dengan yang lain, ga cewek ga cowok, sama saja.
Mike sendiri tidak terlalu mengerti apa alasannya. Mike harap ini bukan karena phobia yang Claudio derita.
Bel pergantian pelajaran sudah berbunyi. Semua anak langsung menghela nafas lega, mereka lelah dengan soal-soal yang diberikan guru tersebut.
"Oke anak-anak, kita sambung dipertemuan selanjutnya," ujar Bu Endang sambil berjalan keluar kelas.
"Kenapa sih gue yang satu kelompok sama si Claudio? Kenapa ga Mike aja? Mereka kan dekat. Dia sama sekali ga bisa diajak diskusi," gerutu Vira kesal.
"Udah ga pa-pa, nanti diskusi sama gue aja," ucap Nala, teman sebangkunya sambil mengeluh punggung Vira.
Mike mendengar semua itu dengan jelas, begitu juga dengan Claudio. "Mereka aja yang ga mau komunikasi, lo juga."
Mike menoleh pada Claudio, "lo ga capek gini terus?"
Claudio hanya mengangkat bahu. Dia juga capek, tetapi dia bisa apa?
Mike menghela nafas, "gue harap suatu saat nanti bakal ada seseorang yang merubah lo."
Claudio hanya tersenyum, dia juga berharap begitu.
"Eh, jadi menurut lo gue harus kasih Carra apa?" tanya Mike masih mengenai hadiah untuk Carra.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Venganza✔
Novela JuvenilVenganza Bahasa Spanyol yang berarti 'balas dendam'. Cerita ini menceritakan tentang bagaimana dendam bisa menghancurkan sebuah hubungan yang terjalin dengan baik. ---------------------------------------------------- Carissa Geneysia Immanuel, cewe...