Pukul 15.30...
Sekarang ini Vano sudah berada di kafe Bintang dengan memegangi ponselnya.
" Masih jam setengah empat, berarti 30 menit lagi gue bakal nunggu Deva." Ucapnya pada dirinya sendiri. Lalu kembali menatap ponselnya lagi.
Beberapa menit kemudian...
" Apa yang loh mau omongin sama gue?" Tanya seseorang dihadapan Vano. Sontak Vano pun mendongak dan mendapati Deva sudah berada dihadapannya.
" Duduk dulu kali Dev. " Ucapnya pada Deva. Lalu Deva segera duduk didepan Vano.
" Apa kabar Dev?" Tanya Vano.
" Nggak usah basa-basi deh! Loh ngapain nyuruh gue kesini? Apa yang loh mau jelasin lagi hah!?!" Ucap Deva to the poin.
" Ok gue jelasin. Tapi loh harus janji kalau loh nggak akan nyelat omongan gue sebelum gue selesai ngomong. " Ucap Vano.
" Iya iya, udah cepetan ngomongnya!" Ucap Deva tak sabaran.
" Ok. Jadi..."
Flashback on
Pagi hari ini diselimuti oleh awan hitam. Sama seperti hati Vano yang sedang diliputi rasa sakit dihatinya." Woy bro, loh kenapa sih kok murung gitu?" Tanya seorang pria seusianya kepada Vano.
" Gue bingung nih. Gue kan udah putus sama Sasya, tapi gue masih suka sama dia. Gimana ya caranya buat balikan lagi sama dia?" Ucap Vano kepada temannya itu.
" Gini aja deh. Gue saranin loh harus bisa buktiin ke Sasya kalo loh bisa move on dari dia, dengan cara loh manfaatin cewek lain supaya Sasya bisa cemburu dan akhirnya kalian balikan. Gimana?" Ucap pria itu.
" Emang bisa? Emang ada cewek yang mau digituin?" Tanya Vano.
" Ya loh jangan ngomong sama si cewek itu kalo loh mau manfaatin dia doang lah. Loh jalanin aja kayak pacaran gitu." Ucap pria itu kepada Vano.
" Emang siapa ceweknya?" Tanya Vano lagi.
" Emm...gini gimana kalo ceweknya itu adik kelas yang namanya Deva aja? Gue denger dia itu kagum banget sama loh. Pasti langsung diterima kalo loh nembak dia." Ucap pria itu.
" Gimana kalo nanti kebongkar?" Ucap Vano.
" Selama loh nggak bongkar ya nggak mungkin kebongkar." Ucap pria itu lagi.
" Ok gue bakalan coba ngikutin saran loh itu." Ucap Vano kepada temannya itu.
Flashback off" Jadi, loh udah ngerencanain semuanya? Loh tega ya!" Ucap Deva kesal.
" Iya gue akuin, gue memang udah ngerencanain semuanya atas saran dari temen gue itu. Tapi asal loh tau Dev, niatan gue itu berubah setelah gue kenal loh lebih dalam lagi. Memang awalnya rasa gue ke loh itu cuma pura-pura, tapi lama-lama rasa itu berubah jadi rasa yang abadi di hati gue Dev. Dan itu karena perhatian loh, sikap loh, dan ketulusan hati loh selama kita pacaran dulu. " Ucap Vano panjang lebar.
Deva tertegun mendengar ucapan Vano tadi.
" Terus, kenapa waktu itu loh duduk sama kak Sasya? Dan kenapa loh diem aja waktu gue dihina habis-habisan sama dia?" Tanya Deva.
" Gue diancem Dev sama Sasya. Dia bilang kalo gue nggak mau ngakuin atau nurut sama yang dia omongin, dia bakalan nyakitin loh Dev. Dan gue nggak mau itu terjadi." Ungkap Vano yang sebenarnya. Karena jujur, dia sudah tidak tahan lagi menanggung rasa bersalah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO ( COMPLETED )
Fanfic[NO PLAGIAT!!!] -- Revano Putra Alfarel -- Seorang cowok cuek,dingin,jutek, tetapi memiliki kelebihan pada wajahnya. Wajahnya yang tampan dapat membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona dengan daya tariknya. Selain itu dia termasuk bad boy di...