Kriingg.....
Suara bel pertanda pulang pun berbunyi. Seluruh siswa/siswi SMA Rajawali berhamburan keluar dari kelas untuk menuju rumah masing-masing.
" Key, gimana? Loh jadi bareng sama kak Naufal nya?" Tanya Deva kepada Kesya yang sedang merapikan buku-bukunya.
" Gatau. Kalo nanti diparkiran dia ada sih gue bareng dia, tapi kalo nggak ada ya pulang sendiri." Jawab Kesya.
" Ya udah ayo ke parkiran. Udah selesai kan ngerapihin bukunya?" Ajak Deva.
" Udah kok, ya udah ayo..." Jawab Kesya.
Lalu mereka berdua jalan beriringan menuju ke parkiran motor.
" Nah, itu Kesya. Key, jadi bareng Naufal kan?" Tanya Aldi. Dan dibalas anggukan oleh Kesya.
" Ya udah kalo gitu kita pamit dulu ya..." Ucap Naufal saat memastikan Kesya sudah duduk dengan nyaman di jok belakang motornya. Dan dibalas anggukan oleh Deva, Aldi, dan Angga.
" ATI-ATI YA...JAGAIN TUH TEMEN GUE...JANGAN DIJUAL DIPASAR LOAK...KASIAN ENTAR MAMANYA..." Ucap Deva sedikit berteriak karena motor Naufal yang sudah mulai menjauh.
" Dev. Kita juga pamit dulu ya, palingan bentar lagi si Vano Dateng. Loh tunggu aja disini. Kita balik ya. Bye." Ucap Aldi lalu menaiki motornya dan segera meninggalkan parkiran motor dan diikuti Angga dibelakangnya.
Deva sudah bosan menunggu Vano sendirian di parkiran motor.
" Nih orang niat nggak sih nganterin pulang, kalo nggak ada niatan nggak usah nawarin diri tau gitu." Kesal Deva.
Setelah menunggu kurang lebih 15 menit, sebuah motor ninja hitam masuk kedalam area parkiran motor.
" Maaf Dev, udah nunggu lama ya?" Ucap Vano.
" Enggak, gue disini kira-kira sejak 15 abad yang lalu." Jawab Deva ketus.
" Ya maaf Dev, gue kan harus ngurus urusan penting dulu." Ucap Vano.
" Kalo nggak mau nganter pulang mendingan nggak usah nawarin buat nganter gue pulang. Gue juga bisa pulang sendiri kok." Ucap Deva lalu berjalan pergi dari parkiran.
" Yah Dev, kok ngambek sih..." Ucap Vano lalu mengejar Deva menggunakan motornya.
Saat sampai di halte, Vano turun dari motornya dan menghampiri Deva yang duduk di bangku halte dengan wajah kesal.
" Deva...gue minta maaf deh. Gue bener-bener nggak ada niatan buat loh nunggu lama. Gue tadi dipanggil guru karena ada urusan penting." Ucap Vano.
" Urusan apa?" Tanya Deva.
Tapi setelahnya Deva sadar kalau dia bukan siapa-siapa Vano. Jadi, untuk apa dia kepo dengan urusan Vano.
" Itu gue tadi ada urusan..."
Ucapan Vano diselat oleh Deva terlebih dahulu.
" Udah nggak usah dijelasin. Bukan urusan gue juga kan." Ucap Deva.
" Tapi loh mau maafin gue kan?" Tanya Vano.
" Iya gue mau maafin. Ya udah deh, masih mau nganterin pulang nggak?" Ucap Deva kepada Vano.
" Masih dong!?! Ayo pulang." Ajak Vano sambil menggandeng tangan Deva menuju ke motornya.
Setelah Vano memastikan Deva duduk dengan nyaman di jok belakang, Vano pun menjalankan motornya dengan kecepatan standar.
~ DEVANO ~
Sesampainya di depan rumah Deva...
" Makasih ya kak udah mau anterin pulang." Ucap Deva berterima kasih.
" Tuh kan kumat. Tadi manggil gue 'loh' sekarang 'kak', bentar lagi apalagi coba." Ucap Vano berniat bercanda.
" Hahah, kapan-kapan gue panggil kek aja deh. " Ucap Deva dengan terkekeh.
" Ya udah deh, gue balik dulu ya. Kalo ada apa-apa hubungin gue aja." Ucap Vano berpamitan.
" Iya, ati-ati kalo gitu. Gue masuk dulu ya." Ucap Deva kepada Vano. Dan dibalas anggukan oleh Vano.
Setelah memastikan Deva sudah masuk ke dalam rumah, Vano pun menyalakan mesin motornya dan dengan kecepatan standar meninggalkan rumah Deva.
~ DEVANO ~
Pukul 23.00...
Deva sekarang ini sedang bosan di kamarnya karena tidak bisa tidur.
Drrttt... Drrttt....
Handphone Deva berbunyi menandakan ada panggilan masuk. Saat Deva melihatnya, ternyata panggilan itu dari Vano." Halo."
" Hai Dev, belum tidur toh ternyata. Kirain udah tidur." Ucap Vano dari seberang sana.
" Ngapain nelfon malem-malem?" Tanya Deva.
" Ga ada apa-apa sih sebenernya, cuma mau denger suara loh aja sih." Ucap Vano jujur.
Terdengar suara kekehan di seberang sana.
" Hahah, bisa aja loh. Emmm...udah dulu ya, gue udah ngantuk nih." Ucap Deva sambil menguap.
" Jangan dimatiin telfonnya, loh tidur aja. Gue mau cerita soalnya,tidur ya..." Ucap Vano memohon.
" Ok deh."
" Jadi...blablabla..." Ucap Vano panjang lebar kali tinggi kepada Deva. Sampek kalah tuh rumus buat ngitung luas bangun ruang.
Setelah mendengar suara nafas yang beraturan, Vano pun mengucapkan sesuatu sebelum dia menutup telfonnya.
" Good night my world. Have a nice dream."
Hai guyss...
Maaf ya kalau pendek...Gimana nih sama part nya yang ini...
Menarik nggak....
Semoga terhibur ya...Gimana nih sama puasanya...
Ada yang bolong nggak nih...Oh iya, jangan lupa vote & coment nya ya...
Nantikan kelanjutan ceritanya...
Stay tune terus pokoknya...Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan....
See you...
Jangan bosen-bosen buat mampir kesini ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO ( COMPLETED )
Fiksi Penggemar[NO PLAGIAT!!!] -- Revano Putra Alfarel -- Seorang cowok cuek,dingin,jutek, tetapi memiliki kelebihan pada wajahnya. Wajahnya yang tampan dapat membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona dengan daya tariknya. Selain itu dia termasuk bad boy di...