~ DEVANO 17 ~

6.6K 187 0
                                    

Saat ini Deva dan Vano sedang ada di sebuah kafe. Yap! Vano yang mengajak Deva untuk nongkrong di kafe karena alasan dirumahnya sedang tidak ada orang.

" Kak." Panggil Deva.

" Hm." Balas Vano sambil memakan sandwich nya.

" Dirumah loh beneran nggak ada orang?" Tanya Deva.

" Iya. Kenapa? Loh kira gue bohong?" Balas Vano.

" Enggak. Emangnya bokap loh kemana?" Tanya Deva lagi.

" Gatau." Jawab Vano malas.

" Lah kok nggak tau sih. Kan kakak anaknya...anak kok nggak merhatiin ayahnya." Ucap Deva.

" Buat apa gue merhatiin bokap, dia aja nggak pernah merhatiin gue." Balas Vano.

Dan saat itu juga Deva baru tau kalau dibalik sosok Vano yang selalu tersenyum dihadapannya itu, dia menyimpan banyak masalah di hatinya.

" Udah ah, ngapain juga bahas orang yang nggak penting." Ucap Vano.

" Kita pulang aja kak, udah sore soalnya." Ucap Deva tiba-tiba. Dan dibalas anggukan oleh Vano.

Lalu Deva dan Vano berjalan menuju kasir untuk membayar makanan mereka.

Setelah itu, Vano langsung mengantarkan Deva pulang kerumah nya.

~ DEVANO ~

Sesampainya di depan rumah Deva...

" Makasih kak udah mau nganterin pulang." Ucap Deva. Dan dibalas anggukan oleh Vano.

" Gue langsung balik ya." Ucap Vano.

" Iya. Ati-ati di jalan." Balas Deva.

Setelah itu Vano langsung menyalakan motornya dan pergi dari depan rumah Deva.

Setelah memastikan Vano benar-benar pergi, Deva memutuskan untuk masuk ke dalam rumah.

" Assalamualaikum Ma..." Ucap Deva saat memasuki rumah.

" Waalaikumsalam... Udah pulang Dev." Balas Mama Deva.

" Udah Ma. Deva langsung ke kamar ya, mau bersih-bersih." Ucap Deva lalu langsung melenggang pergi ke kamarnya.

~ DEVANO ~

Sesampainya Vano dirumah...

" Assalamualaikum Bi..." Ucap Vano kepada orang rumah. Lalu berjalan menuju ke ruang keluarga.

" Dari mana saja kamu? Sore hari baru pulang." Ucap seseorang diruang keluarga.

" Kenapa emangnya? Salah? Oh iya, ternyata anda masih ingat alamat rumah ini. Saya kira anda sudah lupa dengan rumah ini dengan segala isinya." Balas Vano.

" Papa nggak pernah didik kamu seperti ini Vano!" Ucap orang tersebut yang diketahui adalah Papa Vano.

" Apa anda bilang? Didik? Bukannya selama ini anda tidak pernah menganggap saya ada? Apalagi mendidik saya." Balas Vano.

" Kamu sudah keterlaluan Vano! " Ucap Papa Vano marah.

" Anda yang keterlaluan! Anda yang tidak pernah menyayangi saya layaknya seorang ayah! Anda yang selalu mementingkan bisnis anda! Dan asal anda tau, saya tidak akan pernah mau menjadi seperti anda! Manusia yang hanya memandang seseorang dari materi saja." Balas Vano tak kalah marah. Kali ini amarahnya benar-benar memuncak.

DEVANO ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang