2

3.7K 668 26
                                    

"Gue ini termasuk cewek yang menarik gak sih?"

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

Rena mengerjapkan matanya beberapa kali, sembari mengumpulkan nyawa dan niat untuk berangkat sekolah. Kenapa hari libur berlalu begitu cepat, padahal Rena belum puas malas-malasan di rumah. Tahu-tahu, sudah sekolah lagi, belajar lagi, bangun pagi lagi.

Tangannya menyibak selimut dengan rasa berat hati, entah sudah beberapa kali ia menguap. Namun, kantuknya tak kunjung sirna. Rena melirik jam dinding di kamarnya, menunjukkan pukul 5 pagi. Masih pagi sekali, Rena sengaja bangun pagi-pagi agar bisa membangunkan para kakak dan adiknya.

Kaki Rena satu-per satu turun menapak lantai, dan kini tubuhnya bangkit meninggalkan ranjang yang sudah bagaikan zona nyaman untuknya. "Senin lagi, Senin lagi," gumam Rena, ia mengucak matanya dan membuka pintu kamar.

Tujuan utamanya adalah kamar Abas, anak pertama di keluarga yang sudah bagai ibu di dalam rumahnya. Tanpa mengetuk pintu, Rena nyelonong masuk ke kamar Abas dengan langkah pelan, sebab masih mengantuk.

"Bang Abas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bang Abas ... bangun ... hooaammm ...." Rena duduk di samping Abas yang sedang tidur dengan anggunnya. "Bang, bangun. Buatin sarapan," Rena mencubit pipi Abas, salah satu cara membuat Abas bangun dengan mengganggunya.

Abas menggeliat, dan mengerang kecil. Sepertinya sudah merasa tidak nyaman, paling sebentar lagi bangun. "Bangun, buatin sarapan ...." Rena mencubit pipi Abas, lagi dan lagi.

"Eng ... iya-iya, ini bangun iya,"

Laki-laki berumur 24 tahun itu, masih memejamkan matanya. Karena membangunkan Abas tidak sulit, jadi Rena beranjak dari tempat tidur Abas dan meninggalkan kamar kakak tertuanya.

Tujuan ke-dua adalah kamar Arjuna. Si pemilik kamar yang paling sering pulang malam, sudah pasti dibangunkannya sulit karena jam tidurnya yang kurang. Rena mengetuk pintu Arjuna beberapa kali. "Bang Junaaa ... bangun bang!" seru Rena. Berteriak adalah cara khusus untuk membangunkan Arjuna. Karena Arjuna tidak suka kamarnya dimasuki sembarang orang. Jadi Rena tidak bisa masuk sembarangan, dan harus teriak-teriak setiap paginya agar Arjuna bangun.

Rena mengetuk pintunya kembali. "Abang! Bangun! Kerjaaaa!!!" Rena menggaruk-garuk kepalanya. Tidak lama, pintu kamar Arjuna terbuka, dan menampakkan Arjuna dengan wajah bantalnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unspoken LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang