10

1.6K 402 82
                                    

"ʟᴏ ɢᴀᴋ ʙɪsᴀ ᴍɪʟɪʜ, ᴜɴᴛᴜᴋ sɪᴀᴘᴀ ʜᴀᴛɪ ʟᴏ ʙᴇʀʟᴀʙᴜʜ"

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

Juna membuka pintu kamar Rena. Sebab sejak pulang sekolah sampai malam, cewek itu tidak kunjung kelihatan keluar kamar.

"Ren, lagi ngapain?" tanya Juna yang begitu membuka lebar kamar Rena. Terlihat saat ini Rena sedang tengkurap di depan laptopnya, sambil tertawa sendirian. "Ren?" panggil Juna.

Rena tidak dapat mendengar panggilan Juna, sebab sekarang telinganya tersumbat earphone. Akhirnya Juna berjalan menghampiri tempat tidur Rena. Baru saja tangan Juna ingin menepuk kaki Rena, tiba-tiba cewek itu berteriak.

"WOY GANTENG BANGET NGEHE!!"

Bola mata Juna membulat sempurna, tangannya mengelus dadanya berulang kali. Sesekali bibirnya komat-kamit baca istighfar pelan-pelan. Kepala Juna menggeleng tak habis pikir, ia kira adiknya itu sibuk belajar. Ternyata sibuk maraton drama Korea.

Juna menarik napas dalam-dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juna menarik napas dalam-dalam. "SERENADE ADARA!"

Sedetik kemudian Rena melepas earphone-nya cepat-cepat. Lalu menoleh ke belakang dengan wajah tanpa dosa miliknya. "Ya bang?"

Rahang Juna mengeras. Sebenarnya ogah-ogahan buat ngomel-ngomel di malam hari. Cukup Vian saja yang sering kena omelan di malam hari. Tapi kini malah ketambahan Rena. "Kamu itu, punya telinga, cuma tempelan doang?"

Rena menatap Juna bingung, lalu garuk-garuk telinganya. Tidak ada angin dan badai, tahu-tahu ada petir yang menggelegar dikarenakan suara Juna. "Ha? Apa sih bang? Gak jelas deh."

Juna duduk di tepi tempat tidur Rena. "We need to talk about something important, Rena."

Renaa mengernyit, kemudian mendudukan dirinya. "Bang, we live in Indonesia. Just talk with bahasa or betawi aje ngape dah, repot amat. Because i'm stupid, not like you." Rena mengikat rambutnya jadi satu.

Juna menatap Rena masam. "Gue gak peduli, yang penting sekarang ayo, lo keluar kamar. Semua lagi pada ngumpul di ruang tamu." Juna bangkit dari tempat tidur Rena. Momen berkumpul bersama di waktu malam begini, jarang sekali di dapatkan. Maka dari itu terkadang Juna suka mengumpulkan sekeluarga, jika sedang di rumah semuanya.

Rena berjalan menuruni anak tangga, dengan agak malas-malasan. Karena kegiatan baper-bapernya terjeda. Gara-gara maraton drama, Rena jadi belum mandi sejak pulang sekolah tadi.

Langsung saja setelah sampai di ruang tamu, Rena duduk di samping Abas. Matanya mengabsen seluruh orang di dalam ruang tamu, lalu berakhir menatap penasaran Juna.

"Bang Abas aja yang bilang," ucap Juna. Kemudian duduk santai di sofa.

Abas menoleh menatap Rena sejenak, kemudian tersenyum simpul. Setidaknya senyuman Abas membuat para adik-adiknya sedikit tenang. Biasanya kalau sedang berkumpul, akan membahas salah satu hal yang bermasalah.

Unspoken LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang