15

1.4K 423 75
                                    

"sᴇᴘᴇʀᴛɪɴʏᴀ ... ᴀᴘᴀᴘᴜɴ ᴜsᴀʜᴀ ɢᴜᴇ, ɴɪʜɪʟ ᴍᴇɴɢᴀʟɪʜᴋᴀɴ ᴘᴇʀʜᴀᴛɪᴀɴ ʟᴏ ᴋᴇ ᴅɪᴀ."

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

Malam pertama di Jogja, dihabiskan untuk beristirahat. Rasanya capek kalau malam ini, langsung pergi lagi. Lagi pula, mobil sewanya baru datang besok. Beruntunglah di rumah Gio ada satu mobil nganggur. Jadi biaya transportasi tidak semahal rencana kemarin.

Juna masih berkutik dengan Hp-nya. Entah apa yang ia kerjakan, sampai melihat Hp saja bisa senyum-senyum sendiri. Abas dengan tabletnya, malah asyik menggambar bangunan. Dua wajah lelah, di pundak mereka banyak tanggung jawab besar. Namun, tetap masih mencari-cari waktu demi keluarga.

Vian, Arga, dan Jehan. Tiga cowok yang sebentar lagi akan ujian itu, leha-leha di gazebo samping joglo. Entah main gitar, entah main game, yang jelas malam ini mereka bersantai diri.

Rama hanya diam di tempat tidur, sambil terus menatap layar ponselnya yang mati. Wajah Rama memang selalu datar, tapi entah malam ini, wajahnya murung. Ada yang dinanti-nanti, tapi yang dinanti tak mengerti.

Bima dan Rena sibuk bercanda tawa, dan berbincang di ruang tengah. Mulai dari wisata apa yang akan dikunjungi besok, sampai ke orang-orangan sawah mereka bahas.

"Gue belom pernah ke sawah," celetuk Rena dengan polosnya. "Eh, tapi pernah deng sekali."

Bima nyengir ragu. "Lah? Gimana sih? Emangnya di dekat rumahlo ada sawah?" tanya Bima, yang kemudian dihadiahi gelengan pelan dari Rena.

"Kagak ada. Tapi gue ke sawahnya pake google maps." Rena tertawa kemudian.

"Astagfirullah. Sekalian aja, lo menyebrangi samudra pake google maps!" Bima sewot, karena sudah lelah dengan perbincangan yang tidak berbobot ini.

Rena mengernyit, wajahnya serius. Matanya menatap Bima penasaran. "Loh, emangnya bisa? Google maps bisa sampai laut?"

"Ya lo coba sendiri ae!" Bima melengos. Malas kalau sudah begini. Tiada topik bicara, akhirnya jadi super tidak jelas.

Rena mengeluarkan Hp-nya. "Eh Bim. Ayo jalan-jalan ke rumahlo!" ucap Rena semangat.

Bima menoleh menatap Rena kaget. "Pake google maps?! Ampun dah ini bocah, gabutnya ngeselin bangke."

Rena tidak peduli mendengarkan ucapan Bima, yang penting ia sudah siap-siap buka aplikasi itu. "Alamat lo mana?" tanya Rena.

Akhirnya mau tidak mau, Bima meladeni Rena. "Sini Hp lo, gue ketik sendiri aja." Bima mengambil hp Rena kemudian mengetikkan alamat rumahnya.

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

"Mas, ini es teh 3, teh anget 1, es jeruk 3, es kopi susunya 2 sudah jadi."

Gio memutar badannya ke belakang di saat pesanannya sudah jadi. "Uangnya sudah ya tadi pak?" tanya Gio mengambil 3 kantong plastik berisi minuman es.

"Iya sudah. Matur suwun."

Gio tersenyum simpul, lalu angguk pelan. Betapa senangnya cowok itu, pulang ke rumah sembari membawa minuman untuk para tamu yang datang di rumah.

Sebenarnya yang buat senyum-senyum adalah, ucapan Jehan. "Juna, Abas, Vian, Rama, mereka suka es teh. Buat gue, sama Arga es jeruk aja. Dan si Rena sama Bima itu sukanya es kopi susu."

Emang paling baik dah abang gue, batin Gio. Matanya melihat kantong-kantong plastik yang ia bawa dengan hati riang. Sampai akhirnya ia masuk rumahnya.

Unspoken LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang