23

1.3K 331 65
                                    

"ɢᴜᴇ sᴀʏᴀɴɢ ʟᴏ, ᴄᴜᴋᴜᴘ, ᴊᴀɴɢᴀɴ ᴅɪᴛᴀɴʏᴀ ᴋᴇɴᴀᴘᴀ. ᴋᴀʀᴇɴᴀ ɢᴜᴇ ᴊᴜɢᴀ ɢᴀᴋ ᴛᴀʜᴜ."

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

Rena melirik jam tangannya, dan bibirnya tersungging ceria. Jam istirahat memang hal yang paling membahagiakan setelah jam kosong. Rena menggaet lengan Bima yang sedang memasukkan buku di laci itu. "Bima! Ayo makan!!"

Bima tersenyum lalu mengangguk. "Ayoo! Gue laper pengen makan mi ayam. Lo mau makan apa Ren?" tanya Bima.

"Gue mau makan bakso aja. Yok cepet keburu ramai!" Rena bangkit dari kursi dan reflek berlari keluar kelas lebih dulu.

Baru beberapa menit bel bunyi, sekolah sudah ramai. Kantin mendadak penuh, mau mengantre jadi malas dulu, tapi mau bagaimana lagi kalau perut mendesak ingin segera di isi.

"Gue duduk jagain tempat ya Bim!" Rena duduk di salah satu meja yang masih kosong di kantin.

Bima mengacungkan ibu jarinya. "Siip! Gue pesenin ya!" seru Bima lalu masuk ke dalam antrean yang ramai.

Bau bumbu mi, bau es buah, bauh asap rebusan kuah bakso, sampai bau keringat memenuhi kantin. Bima sampai pusing, karena hidungnya bimbang, harus mencium bau apa.

"Buuu! Saya mi ayam satu, bakso satu ya!"

"Siap den Bima."

Bima tersenyum puas ketika pesanannya telah diterima oleh bu Lis. Sambil menunggu pesanan makanan, Bima hendak memesan minuman.

"Bim."

Bima menoleh, dan melihat Gio ada di sampingnya. "Eh, elo," saut Bima. Kemudian ia mengalihkan pandangannya.

"Mau pesen minum juga? Gue pesenin sekalian aja. Lo duduk temenin Rena." Gio menunjuk Rena. Dan Rena yang tak sengaja melihat, melambaikan tangannya ke arah Bima dan Gio.

Bima tersenyum miring, kemudian angguk-angguk. "Oh ok. Gue es teh, Rena jangan es teh, dia lebih suka jus. Dan jusnya itu, jus alpukat, pake susu cokelat. Gak usah tambah gula, soalnya tu anak gak suka makanan manis. Thanks ya." Bima menepuk pundak Gio dua kali, lalu berjalan pergi meninggalkan Gio.

Gio diam mengingat-ingat pesan Bima tadi. Setelah semuanya ingat, Gio baru memesan minuman. Cukup ribet juga pesanan Rena. Tapi dengan begini, Gio bisa tahu kalau Rena tidak suka makanan manis.

"Bu, saya pesan es teh satu, es jeruk satu, jus alpukat tanpa gula satu. Terima kasih." Gio tersenyum manis ke bapak penjual minuman di kantin.

Setelah memesan minuman, Gio membeli snack keripik kentang. Lalu membawanya ke meja setelah dibayarkan. Senyumnya melebar ketika melihat Rena sedang duduk manis menunggunya.

"Kamu beli banyak banget?" tanya Rena ketika melihat keripik yang dibeli Gio berjumlah tiga.

Gio meletakkan snack itu di tengah-tengah meja. "Buat dimakan bersama." Lalu Gio duduk di samping Bima. "Pesen makanan apa Bim?" tanya Gio, sembari membuka snack yang dibelinya tadi.

"Mi ayam. Gue gak begitu suka bakso. Tapi Rena suka banget makan bakso. Lihat aja tu wajahnya udah kayak bakso."

Rena mendelik, ia menginjak kaki Bima di bawah meja. "Heh! Yang ada wajahlo itu, udah kayak mangkuk mi ayam!" Gio tertawa mendengar Bima dan Rena berbalas-balasan ocehan.

Bima menatap Rena sengit. "Gak usah sok deh lo. Lo gak mau makan mi ayam karena takut keselek mi ayam kan!"

"Mana ada!"

Unspoken LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang