7

1.8K 468 33
                                    

"ᴋᴇᴛɪᴋᴀ ᴋᴀᴍᴜ ᴍᴇʟᴀɴɢᴋᴀʜ ʟᴇʙɪʜ ᴅᴇᴋᴀᴛ
ᴀᴋᴜ ɢᴜɢᴜᴘ ᴋᴀʀᴇɴᴀ ᴀʟᴀsᴀɴ ᴛᴇʀᴛᴇɴᴛᴜ.
ʙᴀɢᴀɪᴍᴀɴᴀ, ᴊɪᴋᴀ ɪɴɪ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴋᴇᴘᴜᴛᴜsᴀɴ ʏᴀɴɢ ᴛᴇʀʙᴜʀᴜ-ʙᴜʀᴜ?
ᴛᴀᴘɪ ᴋᴀʟᴀᴜ ᴀᴋᴜ ᴘᴇʀɢɪ, ᴀᴋᴜ ᴛᴀᴋᴜᴛ ᴀᴋᴀɴ ᴋᴇʜɪʟᴀɴɢᴀɴᴍᴜ
ᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴀᴋᴜ ʟᴀᴋᴜᴋᴀɴ? ʜᴀʀᴜsᴋᴀʜ ᴀᴋᴜ ᴍᴇɴᴀʜᴀɴᴍᴜ?"

🎵ʙᴏᴀ - ᴡʜᴏ ᴀʀᴇ ʏᴏᴜ🎵

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

Sore-sore cuacanya mendung-mendung syahdu, enaknya minum kopi panas sambil duduk di balkon kamar, tidak lupa musik indie yang turut menemani. Tumben Vian sore ada di rumah, biasanya juga kelayapan.

Sedang enak-enak nyanyi, dan main Hp. Tahu-tahu Rena masuk ke kamar Vian setelah mengetuk pintu beberapa kali. Rena berjalan ke balkon dengan langkah gesit.

Cewek itu memang ada maksud tertentu menghampiri Vian di kamar. "Bang Vian ...." Rena merangkul Vian dari belakang.

Vian menolehkan kepalanya sedikit, dan melirik Rena yang kepalanya saat ini ada di pundaknya. "Ape? Pasti ada maunya lo." Vian sudah siap-siap pasang wajah jutek andalannya.

Tahu karakter burung merah, pemarah di angry bird? Begitulah wajah Vian saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tahu karakter burung merah, pemarah di angry bird? Begitulah wajah Vian saat ini. Rena menggeleng kepala lalu melepas rangkulannya.

"Abang tuh, negatif mulu ih pikirannya!" Rena memukul pundak Vian, kemudian Rena berjongkok di sebelah kursi yang ditempati Vian. "Bang ...."

"Hm?" Vian meminum kopinya pelan-pelan.

"Temennya abang ada yang punya adek juga gak?" tanya Rena. Mengingat kemarin Gio bilang, kalau dia bersama dengan kakaknya. Tapi belum sempat Rena tahu, Gio sudah keburu pergi.

Vian menaikkan sebelah alisnya, penasaran. "Kalo si Arga gak punya. Dia anak tunggal. Tapi kalo adeknya si Jehan, kan seangkatan sama lo."

Kedua bola mata Rena membulat. Tiba-tiba jantungnya berdebar cepat, jika menyangkut soal Gio. Rena menatap Vian lekat-lekat. "Bang Jehan punya adek? Siapa namanya??" tanya Rena.

"Gio. Dia sering ngikut abangnya kumpul. Ngapain lo nanya-nanya soal temen gue?"

Rena membuang pandangannya, lalu menggelengkan kepala. "Engga kok, engga," jawab Rena cepat-cepat. "Em ... bang Vian."

"Apa?" sahut Vian, ia menatap Rena curiga. Tidak biasanya Rena banyak bicara, membahas hal-hal yang tidak menyangkut hal penting. "Lo kenapa dah, dek? Aneh amat."

"Lah? Emang gue kenapa? Orang gue biasa aja. Oh ya bang, kalo lo pas mau keluar, gue ikut ya, ehehe." Rena meringis, menatap Vian penuh harap agar Vian mengijinkan.

Unspoken LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang