3

2.8K 544 41
                                    

"Kalau dengar lagu cinta, ingetnya kok kamu terus kenapa ya?"

⊱⋅ ───────────── ⋅⊰

Cuacanya panas, puncak kepala rasanya mendidih terpanggang sinar matahari. Menunggu Bima yang tak kunjung kembali. Katanya mau beli siomay sebentar, tapi lamanya setengah abad. Rena jadi terjemur di parkiran motor. Inginnya cepat-cepat pulang, lalu menonton drama, tapi ada saja hambatan.

Rena duduk di atas motor Bima yang terhimpit motor yang lain. Sebenarnya Rena diberi mandat oleh Bima, untuk mengeluarkan motornya. Boro-boro ngeluarin motor yang terjepit, parkir motor aja payah. Alhasil Rena hanya duduk manis, sambil memaki Bima dalam hati.

"Eh, jangan-jangan Bima nunggu di mamang jual siomay lagi?!" Rena celingukan melihat posisinya yang serba salah sekarang ini. Maju gak bisa, mundur gak bisa, mau geser motor sebelah juga berat dan gak ada space lagi.

Keringat yang bercucuran di kening dan leher, manjadi sebuah motivasi untuk Rena. Karena tak kuasa menahan gerah, panas dan keringat, Rena mencoba mengeluarkan motor Bima sekali lagi.

"Bissmillah, satu, dua, tiga," Rena memiringkan motor Bima tapi tenaganya habis.

Astagfirullah, gak ada yang lewat mau bantuin gue, nih? Rena meratapi motor Bima dengan rangkaian sajak keputus asaan.

Kenapa si motor Bima berat banget?
Kenapa harus motornya parkir di posisi yang salah gini?
Kenapa gue gak kuat angkat motor?
Kenapa orang lewat, cuma liatin?! Gak ada yang peka?! Kenapa?!?!

Rena menghela napasnya pasrah. Mau telepon Bima juga baterai Hp-nya habis. Payah, sudah.

Tiba-tiba bayangan tubuh seseorang muncul, membuat Rena yang merunduk pasrah mendongak penasaran. Rasanya silau, terpancar oleh pesona.

Pangeran sekolah gue, duh ....

Tanpa banyak bicara, laki-laki itu kini membantu mengangkat badan motor di samping Rena. Agar motor yang ditumpangi Rena dapat keluar dari sana. "Ati-ati keluarnya," ucapnya.

Rena angguk-angguk, dan langsung bergegas keluarkan motor sialan milik Bima dari sana. "Ini motor punya mas?" tanya Rena melihat motor di samping yang sedang dipegang Gio.

Gio menggeleng. "Engga, bukan," jawabnya datar.

Lah? Berarti ... OMG OMG OMG, batin Rena. Jantungnya sedang berdisko sekarang, tapi wajahnya berusaha agar tetap setenang mungkin. "O-Oh ... makasih ya?"

Gio tesenyum tipis, lalu mengendikkan sebelah pundaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gio tesenyum tipis, lalu mengendikkan sebelah pundaknya. "Sans." Kemudian cowok itu berjalan meninggalkan Rena dengan ribuan bunga-bunga di hati Rena.

Masyaalllah, ini mimpi bukan? Rena bengong di atas motor. Sosok Gio sudah hilang, tapi bapernya belum hilang juga.

"WOY! BUANG AJA TELINGA LO KALO GAK DIPAKE LAGI!!"

Unspoken LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang