22

1.2K 321 50
                                    

"sᴀᴋɪᴛ ʜᴀᴛɪ ʏᴀɴɢ ᴛᴇʀʟᴀʟᴜ sᴇᴍᴘᴜʀɴᴀ, sᴀᴍᴘᴀɪ ᴍᴇɴᴜᴍʙᴜʜᴋᴀɴ ʙᴇɴᴄɪ ʏᴀɴɢ ᴍᴇɴɢᴀᴋᴀʀ."

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

Karena sekolah sedang ada try out, jadi kelas 10 dan kelas 11 masuk sedikit siang. Rena sebenarnya malas kalau berangkat siang begini, tapi lebih baik masuk sekolah dari pada libur diberi tugas banyak.

Rena sedikit terkejut dengan perubahan sikap Vian di rumah, terutama dalam hal belajar. Sebelumnya, Vian malas kalau sudah mendekati ujian begini. Paling-paling hanya akan mengandalkan contekan teman, atau membiarkannya saja. Sampai-sampai nilai Vian buat geleng-geleng kepala.

Namun sejak sebulan belakangan ini, Vian jadi rajin belajar di kamar, bahkan sampai memanggil guru private. Katanya ingin lolos SBMPTN, dan nilai ujian bagus. Rajinnya Vian, bahkan mengalahkan Rama, yang notabene bucin tugas, hobby belajar, gemar baca buku, dan bahagia kalau ada ulangan. Semenjak itu, Rena malah merasa jadi anak paling bodoh di rumah.

Rena duduk di depan Tv dengan semangkuk corn flakes kesukaannya. "Beuh mantap!" Rena menyuapkan sereal ke dalam mulutnya. Rasanya surga dunia jika begini. Duduk di depan Tv, makan sereal sembari menonton sponge kuning dan teman-teman lautnya. Rasanya seperti Rena kembali jadi anak kecil.

"Kak!"

Rena menoleh ke sumber suara, siapa lagi kalau bukan Rama. Cowok itu baru bangun tidur, setelah begadang. Begadang bukan karena belajar, tapi begadang telepon-teleponan dengan seseorang.

"Apa Ram?"

Rama jalan menuruni anak tangga dengan wajah bantalnya. Kantung matanya terpatri jelas saat ini, hingga membuat Rama terlihat seperti bayi panda. "Kak, kok gak bangunin gue buat berangkat sekolah?"

Rena melihat Rama curiga. Kedua alisnya menukik dalam. "Mabok kobokan ya lo?" Rena menyuapkan serealnya lagi ke mulut. "Kan masuk siang," ucap Rena dengan mulut yang penuh.

Rama mengucak matanya, dan hanya angguk-angguk saja. Kemudian ia duduk di sebelah Rena. "Kak, mau itu." Rama menunjuk mangkuk sereal Rena.

Rena mendecak. "Ambil di dapur aja sendiri."

"Mager. Paling enak itu minta."

Rena menghela napas panjang. "Ya ya ya. Gue ambilin lagi bentar." Rena meletakkan mangkuknya di meja. Kemudian ia bangkit dari duduk dan berjalan meninggalkan Rama sendirian di ruang Tv.

Rama menguap, selagi menunggu Rena membawakan sereal untuknya. "Astagfirullah ngantuk banget." Rama menyisir rambutnya ke belakang.

Ting!

Rama menunduk, hp Rena menyala, dan ternyata ada pesan masuk. Rama menengok kanan dan kiri, ia tersenyum jenaka. "Hehe, rejeki nomplok." Rama mengusap hidungnya yang gatal, sembari terus cengingisan. Cowok itu mengambil hp Rena kemudian dibawanya pergi.

Rama membawa hp Rena ke dalam kamar mandi. Tiba-tiba saja ide jahil muncul di kepala Rama, ketika notifikasi Gio muncul di layar. Rama duduk di kloset, sambil kaki menyilang.

Gio : Selamat pagi, udah bangun?

Rena : Selamat pagi juga, udah dong. Emang kamu, kebo jam segini baru bangun.

Rama terkekeh membalas pesan Gio. Padahal dirinya juga baru bangun, tapi malah mengatai Gio kebo.

Gio : Kebo gini kamu juga mau

Rena : Ah masa, mimpi ah.

Gio : Masih pagi sayang hahaha

Rena : Ih mana ada. Masih pagi tapi aku gak denger ayam berkokok.

Unspoken LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang