Chapter 19 : mantan atau gebetan?

1.1K 81 39
                                    

Jangan lupa tekan ⭐🌟


🏵🏵🏵

    Siang ini di kantin, Aisyah tersenyum lebar menatap ketiga sahabatnya. Iya, Aisyah sudah menyebut mereka sahabat biarpun disana ada mantannya. Susan, Ari dan Ditto. Setelah kemarin meraih juara dua dalam olimpiade fisika tingkat nasional, Aisyah sudah berjanji akan mentraktir mereka bertiga makan di kantin sekolah.

   Aisyah bahagia dia dapat memenangkan olimpiade itu. Gak sia-sia ternyata dia belajar pagi sampai malam kalau hasilnya memuaskan. Biarpun hanya juara dua, Aisyah sudah bersyukur. Bahkan Bu Nani pun tidak henti-henti memujinya. Sekarang semua murid Harschool mengakui kalau mantannya Ari yang selalu dibenci siswi itu tidak kalah hebat dari Andira. Yah biarpun cuma Andira yang gak ucapin selamat sama sekali. Tapi Aisyah mana peduli.

   Kembali lagi di kantin dengan meja yang sudah penuh makanan. Susan memesan soto ayam, burger, gorengan dan dua gelas es teh manis. Ditto lebih kejam. Cowok berwajah chubby itu memesan mie ayam, bakso, Spaghetti, roti bakar, dan Pepsi. Cuma Ari yang mesannya gak neko-neko. Ari itu cowok yang memegang prinsip pantang dibayarin cewek selagi dia punya duit. Itu pun Kalo gak dipaksa Aisyah, dia ogah ikut makan traktiran. Alhasil Ari hanya memesan Spaghetti doang.

   "Thanks ya Syah. Sumpah lo bae banget," ujar Ditto sambil memuji, yang dibalas Aisyah dengan anggukan beserta senyuman.

   "Kalo Lo juara satu kira-kira lo bakal traktir kita apa ya?" Tanya Susan menerka-nerka.

   Hubungannya dengan Susan kembali membaik. Meskipun diawal datang tadi Susan sempat membuatnya kesal. Bayangin aja, Ari yang pertama duduk trus Susan langsung duduk disamping Ari. Tempat yang mau Aisyah tempatin. Meskipun kesal, Aisyah akhirnya mengalah dengan duduk di depan Ari. Dasar Susan.

  "Hm... Starbucks mungkin." Jawab Aisyah.

  "Buset Kalo tau gitu kemaren gua sholat tahajud Syah biar lo menang." Celetuk Ditto yang tadi nyaris keselek Pepsi.

   Ari ketawa geli. "Kacaw Lo. Kek gak pernah ke Starbucks aja. "

   "Iya dah yang sering mah beda, " cibir Ditto. "Gua kan ke Starbucks Kalo abis lebaran doang Ri wkwk." Dan mereka semua tertawa geli minus aisyah yang mulai sibuk dengan ponselnya.

   "Syah Lo udah pernah gue ceritain blom sih?" Ujar Susan.

  Aisyah mendongak. "Cerita apa?" Dan kembali menunduk menatap layar ponselnya.

   "Itu besok minggu kan Ari mau---"

  "Guys sorry banget ya gue harus cabut duluan." Aisyah berdiri dengan tiba-tiba. Membuat ketiganya kompak mengernyit heran.

   "Mau kemana Syah?" Tanya Ari to the point.

  Aisyah tersenyum lebar sambil menunjukan ponselnya. "Kak Ata ngajak gue nonton."

  "Hah? Ata ngajak Lo nonton?! Gak boleh!" Ari tiba-tiba juga ikut berdiri.

Susan dan Ditto saling berpandangan bingung melihat kedua orang itu.

   Dahi Aisyah mengkerut. "Emang kenapa?"

   "Syah Lo mikir dong. Bioskop itu kan gelap. Lo nonton cuma berdua. Apalagi sama Ata!"

  "Emang kenapa sama kak Ata sih Ri? Dulu juga kita sering nonton." Balas Aisyah mulai kesal.

   Ari mendecak. "Dulu kita nonton selalu bertiga sama Abang gue. Sementara sekarang Lo cuma berdua. Berdua Aisyah berdua!!!" Wajah Ari terlihat sangat emosi.

   Susan dan Ditto sepakat untuk tidak ikut campur dalam masalah kedua sejoli itu. Karena dilihat dari perubahan raut nya, Aisyah mulai bete dengan sikap Ari.

   "Gausah alay deh Ri. "

  "Lo bilang gue alay? Gue tuh peduli. "
 
"Gue gak pernah minta lo buat peduli sama gue!" Bentak Aisyah. Sedetik berikutnya Aisyah memejamkan mata saat sadar dia kembali melakukan kesalahan.

   Wajah Ari menegang. "Biarpun cuma mantan, gue khawatir sama Lo Syah. Ini udah sore. Lo mau nonton jam berapa? Pulang jam berapa? Cewek gak baik pulang malem-malem." Suara Ari melirih. Benar-benar sarat akan kekhawatiran. Firasat Ari bilang akan ada sesuatu yang terjadi jika Aisyah pergi.

  Dan Ari tidak mau Aisyah bertemu sesuatu itu.

   Tapi Aisyah yang keburu kesal biarpun sempat nyesal sudah membentak cowok itu, kembali memasang wajah dinginnya.

  "Harusnya Lo sadar Kalo Lo cuma mantan. Sementara yang sekarang ngajak gue nonton itu gebetan gue. Lo gak punya hak buat ngatur hidup gue Ri." Aisyah mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan kantin.

🏵🏵🏵

   Sepeninggal Aisyah, satu yang disyukuri Ditto, gadis itu sudah membayar semua makanannya. Katakan Ditto egois karena tidak memikirkan perasaan sahabatnya yang lagi-lagi galau karena cinta. Ditto hanya berfikir, daripada dia pusing memikirkan urusan hati, mending dia makan yang akan bikin perut kenyang.

   Susan menatap Ari dengan wajah sendu. Ari ini, ganteng-ganteng kenapa nasibnya ngenes banget ya? Padahal banyak loh yang mau sama dia. Gausah nungguin Aisyah yang jelas-jelas ogah balikan. Mending sama Susan yang udah jelas tulus sepenuh hati.

   Kepala Ari yang sedari tadi menunduk terangkat saat hape yang ia letakkan di meja kantin bergetar tanda ada WhatsApp masuk.

   Sepupu rese
  Jgn lupa jagain cewek Lo itu.

  Ari
Lo ngechat cm buat bilang itu?

Sepupu rese
Lo gk lupa kan Sabtu ini ada apa?

     Tubuh Ari menegang membaca pesan masuk itu. Sabtu ini Sabtu ini... Kenapa Ari bisa lupa? Ya ampun! Ini bukan lagi ancaman semata, ini bahaya!

  Ari
Jgn macem2 sm dia.

Sepupu rese
Jgn lupain janji Lo Irham ku sayang.

     Janji? Ari mengernyit. Janji apa? Emang dia pernah bikin janji apa dengan sosok menyebalkan itu? Lima detik berfikir Ari baru tersadar saat potongan memori masuk ke kepalanya. Gadis itu, mimpinya, dan semua yang dia lakukan untuknya.

   Sialan! Ari merutuk. Kenapa bisa dia sampai lupa dengan hal sepenting itu? Sementara sosok menyebalkan itu akan membuat janji nya menjadi nyata Sabtu nanti, yang artinya waktunya tidak akan banyak lagi untuk melindungi gadis itu dari sosok ini.

   Sepupu rese
  Lo gak lupa kan Kalo Andira yang menyebalkan ini selalu bahagia ngeliat Aisyah menderita?

    Ari mengusap wajahnya kasar.

  "Jadi... Andira sepupu Lo?" Ari menoleh melihat Susan yang tampak shock dan Ditto yang terperangah.

🏵🏵🏵

    Waktu sudah menunjukan pukul setengah delapan malam saat Ata mengajaknya untuk masuk ke dalam restoran yang berada di mall kawasan Jakarta Selatan.

   "Mau pesan apa Syah?" Tanya Ata sambil memberikan buku menu yang dibawa pelayan.

   Aisyah melihat-lihat lalu memutuskan untuk mengikuti pilihan Ata. Pelayan yang sedari tadi menunggu pun menyebutkan kembali pesanan mereka dan mengangguk sambil berbalik pergi.

   Aisyah menatap Ata yang duduk dihadapannya. Pancaran bahagia tidak luntur dari wajah imut gadis itu. Dia sangat senang dengan malam ini. Ata mengajaknya nonton, makan, dan kata cowok itu pulang nanti mereka akan pergi ke taman. Ah, manis banget. Aisyah jadi gak sabar cepat-cepat pulang.

   "Aisyah? Kamu Aisyah Aqilah kan?"

  Aisyah yang tengah melamun tersentak saat Sebuah tangan lentik menyentuh pundaknya. Dan saat Aisyah menyadari siapa sosok setengah bidadari yang berdiri di depannya, tubuh Aisyah membeku.

  Gadis ini kan...

Mimpi buruknya.

  "Yoriko?"
 







🏵🏵🏵

    😱😱😱

Annoying Ex! ✔✔ (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang