Jangan lupa tekan ⭐🌟
🏵🏵🏵
Entah ini sugesti Aisyah saja atau memang benar kenyataannya, Aisyah rasa semuanya menjadi lebih rumit sekarang. Iya, hubungannya dengan Ari semakin renggang. Belum lagi persahabatannya dengan Susan-- yang mulai Aisyah ragukan karena Susan tidak juga menceritakan apa-apa.
Aisyah bukan tipikal orang yang ketika mengetahui sesuatu akan dia tanyakan langsung, bukan. Dia lebih suka memendam dan menunggu orang itu sendiri yang akan menceritakannya. Aisyah tidak suka memaksa tapi efek dari sifatnya itu sering kali membuat semuanya jadi kacau balau karena salah paham.
Siang ini sehabis sholat Zuhur berjamaah, Aisyah termenung di kursinya. Disampingnya tidak ada Susan karena sejak selesai sholat cewek itu sudah terbang entah kemana tahu. Biasanya mereka akan pergi ke kantin lalu makan gorengan dan minum pop ice sambil mendengarkan musik dengan hedset berdua.
Aisyah kangen Susan. Kalau dipikir-pikir sudah lama mereka tidak lagi ke kantin bersama semenjak Aisyah sibuk dengan segala urusan olimpiade nya.
"Syah, "
Aisyah mendongak, dan matanya membulat tidak percaya melihat siapa yang menghampirinya. Ari! Ya ampun, melihat Ari saat ini membuat Aisyah girang setengah mati.
"Kenapa Ri?" Aisyah melepaskan hedset yang tadi baru dipakainya.
"Pulang sekolah nanti kerkom sbk di rumah Susan."
"Di rumah Susan? Kok gak di rumah lu aja?" Tanya Aisyah heran.
Ari melengos. "Ikutin aja kenapa sih. Banyak tanya amat."
Hati Aisyah mencelos. Apa-apaan ini? Kenapa mantannya yang berwajah super bayi itu jadi kasar sama dia?
Hellow mantan?
Baru sekarang Lo ngakuin dia mantan. Kemaren-kemaren kemana aja? Sesuatu dalam diri Aisyah berbisik.
Aisyah tertegun. Benar, dia memang baru mengakui Ari mantan saat ini ya? Kemana saja Aisyah dulu? Saat cowok ini setengah mati berusaha untuk terlihat di matanya?
"Lo denger kan?" Tanya Ari datar sedatar wajahnya.
Aisyah mengangguk pelan. "Gue.. boleh bareng Lo?"
Ari melengos lagi. Wajahnya udah bener-bener bete sekarang. "Gue gak tau rumah Susan jadi gue bareng dia biar hapal jalan. Lo bisa bareng Ditto. Itu pun Kalo Ata gak marah." Sarkas Ari.
Sampai cowok yang memakai sweater abu-abu itu berlalu, Aisyah masih tergugu. Apa kemarahan Ari ada hubungannya dengan Ata?
🏵🏵🏵
Sudah satu Minggu berlalu dari hari dimana mereka berempat kerja kelompok di rumah Susan.
Aisyah berubah menjadi semakin diam.
Ari terlihat sekali semakin dingin.
Dan Susan, tidak berubah apa pun.
Oke, Susan memang bukan powerangers. Tapi memang Susan biasa aja. Dia masih ketawa sama Aisyah, ngobrol, curhat, ngerjain pr bareng dan gosipin guru bareng. Sampai Aisyah sadar, ada satu hal yang tidak pernah Susan ceritakan kepada Aisyah. Dan itu Ari.
Aisyah pusing! Kalo gini terus olimpiade nya bisa kacau balau. Dia bakal mengecewakan semua orang. Mamah, papah, Bu Nani, kak Ata, dan terutama Ari.
Maka dari itu untuk menetralkan hati dan pikirannya agar kembali ke jalan yang lurus, Aisyah mengikuti ajakan kak Ata yang mengajaknya ke salah satu mall di Jakarta Selatan malam minggu ini.
"Kak Ata emang mau nyari kado apa?" Tanya Aisyah setelah untuk ketiga kalinya mereka keluar masuk toko aksesoris perempuan tanpa membeli apa pun.
Ata yang malam itu memakai kaos hitam, mengedikkan bahunya. "Aku juga bingung." Ujarnya membuat Aisyah tertawa kecil.
"Emang siapa yang mau ulang tahun sih kak?" Tanya Aisyah lagi.
"Ng... Dia itu cewek spesial buat aku." Jawab Ata dengan senyum lebar.
Jantung Aisyah berdegup kencang. Cewek spesial? Siapa? Dia kah? Karena kebetulan ulang tahunnya juga tinggal menghitung Minggu.Aisyah menarik nafas panjang. Jangan geer dulu. Bisa aja buat mamahnya, adiknya, atau saudara nya kan?
"Dia suka nya apa kak?"
"Kalo kamu suka nya apa?" Ata balik nanya. Aisyah terdiam. Ini kak Ata lagi kode ya? Iya gak sih?
Makanya pas jawab Aisyah juga jadi salting-salting gimana gitu.
"Aku sih sukanya---"
"Aisyahhhhhh"
Aisyah dan Ata menoleh bersamaan. Mata Aisyah melotot sampai bola matanya nyaris keluar melihat siapa yang barusan memanggilnya.
Itu Susan!
Dan itu Ari!
Ari disamping Susan!
Dan Susan jalan bareng Ari!
Gila. Aisyah masih shock berat melihat dua orang yang berjalan hendak menghampirinya itu. Malam minggu ngedate, setelah kemarin nembak, dan bersikap seolah-olah gak ada apa-apa, bahkan kini Susan udah pasang senyum lebar tanpa dosa!
Tubuh Aisyah melemas. Apa maksudnya semua ini? Kenapa dia harus bertemu dua orang itu disini? Mall kan masih banyak, kenapa mereka harus ke mall sini? Dan... kenapa mereka harus jalan berdua? Cuma berdua!
"Kalian... Ngedate?" Tanya Susan ragu.
"Ya kelihatannya gimana?" Ucap Ata ambigu membuat mulut Susan membentuk huruf O.
Aisyah menatap cowok yang memakai sweater putih disebelah Susan. Sementara Ari memandang kearah lain. Seolah tampak tidak berminat melihat kedua orang yang Susan ajak ngobrol. Wajahnya benar-benar datar tanpa ekspresi.
"Syah muka Lo kok pucat? Lo lagi sakit ya?" Tanya Susan dengan nada khawatir.
Aisyah menggeleng pelan. Nyaris tidak terlihat ada gelengan. Mata Aisyah sudah menggenang dengan tumpukan air dan Aisyah sebisa mungkin menjaga matanya agar tidak lebay nangis Bombay di tengah mall.
"Eh mumpung kita ketemu disini, gimana kalo kita double date aja?" Usul Susan dengan raut senang yang terlalu jelas dilihat Aisyah.
Usulan paling gila yang pernah Aisyah dengar dari sahabatnya itu.
"Kalo Lo mau sama mereka, sana gabung. Gue mau pulang." Ujar Ari tegas tanpa ingin dibantah.
🏵
🏵
🏵Gak kerasa ya kita udh sampe chapter 15. Buat yg sering ngevote, komen, dan baca baik sider atau yg lain, aku berterimakasih bgt sama kalian yg msh mau nyempatin waktu baca cerita kecil ini
#nangislebay😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Ex! ✔✔ (SELESAI)
أدب الهواةRank💞 #2 in Aisyah Aqilah (3-7-20) #2 in Arhamnatic (12-6-19) #3 in Arhamnatic (14-4-19) #4 in Arhamnatic (19-5-19) #4 in Arsyah (12-6-19) #5 in Aisyah Aqilah (12-6-19) #10 in Ariirham (12-6-19) • Dilarang mengcopy baik semua ataup...