Baekhyun pov.
Sejak kecil, ayahku selalu mengajarkanku tentang semua hal, terutama menyangkut agama. Beliau selalu punya caranya sendiri untuk menjelaskan padaku. Apa yang harus dilakukan, apa yang diharamkan, apa yang disunahkan, dan semua yang belum ku ketahui.
Aku tahu tujuannya agar aku bisa menjadi manusia yang berakhlak baik. Agar aku menjadi manusia yang rendah hati, dan semua hal positif lainnya.
Itulah, yang ayahku ajarkan selama ini hanyalah tentang kebaikan dan aturan apa yang harus ku lakukan dan batasi agar tidak salah arah. Beliau selalu membimbingku, ibu, dan adikku agar selalu taat pada Yang Maha Kuasa dan menghindari hal yang dilarang.
Itu yang selalu diajarkannya. Tapi, ada satu yang tidak pernah beliau ajarkan.
Jatuh cinta.
Aku tidak pernah tahu bagaimana rasanya jatuh cinta. Yang ku tahu hanya rasa kasih sayang. Apakah kedua hal itu berbeda rasanya?
Cinta dan kasih sayang. Ku rasa definisi itu memang berbeda. Tapi keduanya bisa tercipta jika salah satunya mulai timbul, karena keduanya saling berhubungan. Jika kita mencintai sesuatu, pasti akan timbul rasa kasih sayang untuk sesuatu tersebut. Dan jika kita mengasihi juga menyayangi sesuatu, itu pasti muncul karena rasa cinta.
Tapi aku masih belum puas, apa itu cinta?
Ku rasa itu adalah kata yang tidak memiliki arti, namun memiliki jutaan definisi. Karena arti cinta seutuhnya memang tidak ada, hanya ada definisi cinta dari beberapa pemikiran.
Di usiaku yang tak lagi kanak-kanak ini aku masih belum tahu bagaimana rasanya jatuh cinta. Padahal banyak sekali teman-temanku di sekolah yang memiliki hubungan lebih dari seorang teman dengan lawan jenisnya. Mereka sering bercerita padaku tentang hubungannya, bagaimana asyiknya, bahagianya, semuanya. Aku pikir jatuh cinta itu menyenangkan. Tapi bagaimana aku mencarinya? Dimana aku bisa menemukannya?
Hah... rasanya sungguh membuatku pusing.
Jika kalian bertanya apakah aku dekat dengan ayahku, maka jawabannya adalah iya. Kami sangat dekat. Mungkin jika definisi jatuh cinta bisa disematkan pada rasa sayangku pada ayah aku akan menyematkannya. Karena bagiku, ayah adalah laki-laki pertama yang membuatku jatuh cinta.
Bukan berarti aku tidak dekat dengan ibu, hanya saja aku sangat dekat juga dengan ayah.
Tapi ku yakin jatuh cinta pada keluarga dengan seorang pria itu berbeda.
Tapi apa itu cinta?
Apakah rasa berdebar ketika berdekatan dengannya? Ataukah rasa ingin selalu bersamanya? Rasa ingin memilikinya? Rasa tidak ingin kehilangannya? Atau rasa merindukannya?
Jika semua itu benar, apa itu artinya aku jatuh cinta pada pria yang sedang bersamaku ini?
Aku selalu merasa berdebar ketika didekatnya. Bahkan rasanya bahagia sekali selalu bersamanya. Apakah aku boleh memilikinya? Aku takut kehilangan dia, karena aku mulai merindukannya jika ia tak bersamaku. Mungkin terlalu cepat kalau aku berkata merindukannya, karena akupun baru bertemu dengannya beberapa hari yang lalu. Tapi semua rasa itu tiba-tiba muncul.
Aku takut, entah kenapa aku takut jatuh cinta padanya. Karena seperti yang ku dengar dari temanku kalau dalam hubungan mereka kadang terjadi guncangan. Tak jarang pula diantara mereka yang lebih memilih mundur daripada jatuh terlalu dalam.
Jatuh... mungkin itu yang ku takutkan. Aku tidak ingin merasakan sakit dihatiku. Karena tak jarang temanku menangis hanya karena kata sakit hati muncul begitu saja dari bibirnya.
Apa sebegitu perihnya jatuh cinta? Lalu mengapa mereka nampak bahagia di awal? Apa jatuh cinta hanya akan bahagia di awal dan berujung sakit di akhir?
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Nantikanku Dibatas Waktu
FanfictionBagaimana jadinya seorang playboy urakan jatuh cinta dengan putri Ustadz dan juga cucu seorang Kiyai? Bisakah ia mengejar cintanya dengan latarnya tersebut? "Aku mencintaimu." "Atas dasar apa?" "..." "Kalau kamu tidak memiliki alasannya, aku belum b...