Chanyeol pov.
Hari ini hari pertama gue sama Jongin sekolah di Bandung. Satu sekolah dong sama yayang Baekhyun. Tapi ga satu kelas 😫
Gue cuma sekelasnya sama Jongin + Sehun. Baekhyun ga sekelas.
Betewe, gue dah deket loh sama Sehun. Cepet ya? Iyalah.
Ga percaya? Mau gue kasih tau gimana ceritanya gue bisa deket sama tuh anak?
Ga ah. Gue males 😪
Tapi, bikos klean maksa yodahlah ya gue kasih tau.
Flashback
Selama di perjalanan menuju kamar, kita bertiga ga ada yang buka suara. Diem aja. Kayak jerapah.
Bukan karena ga ada topik pembicaraan sih, tapi karena lebih milih fokus jalan aja.
Setelah nemu kamar dengan nomor 12 yang untungnya ada di lantai 1, Sehun langsung buka pintunya. Jangan tanya dia punya kuncinya darimana, gue juga ga tau.
"Nah ketemu. Bentar ya, dibuka dulu." Katanya.
Gue sama Jongin cuma ngangguk. Ya abis masa mau dilarang? Ga dibuka ya berarti ga tidur dong 😵
Setelah pintunya kebuka, dia nyuruh kita masuk. Pas didalem, ga sesuai sama apa yang gue bayangin.
Gue kira kamar gue tuh cuma ada kasur di lantai yang dempet-dempetan, lemari plastik, sama meja. Ternyata isinya lebih wah.
Kasurnya masing-masing coy, ada ranjangnya. Tapi satu ranjang susun, jadi satu ranjang ada dua kasur atas bawah. Yang satu single.
Jomblo ┐( ̄ヮ ̄)┌
Terus ada meja belajarnya tiga, lemari juga tiga. Jadi kamar ini khusus tiga orang. Ada kamar mandinya juga, satu tapi. Tapi ya, ini sih udah lebih dari cukup. Malah sangat-sangat lebih baik daripada apa yang gue pikirin.
"Silahkan mau yang mana?" Tanyanya.
Gue langsung pilih kasur yang single, gapapa kasurnya jomblo asalkan orangnya ngga 😆
"Gue disini ya?" Kata gue sambil senyum lima jari.
"Wanjir gercep amat lo. Gue yang di atas ajadah. Gapapa kan?" Tanyanya sama Sehun.
"Ga apa-apa kok. Silahkan." Jawabnya sambil senyum sampe matanya ga keliatan.
Terlalu seneng apa gimana sih nih anak?
"Eh lo ga apa-apa pindah ke sini sama kita?" Tanya gue. Ga enak lah ya siapa tau dianya canggung sama gue atau Jongin, atau emang udah nyaman sama rekan sekamarnya gitu.
"Ga apa-apa lah, emangnya kenapa?" Kata dia sambil nyender di tangga ranjang.
"Ya, gue ngerasa ga enak aja."
"Santai aja kali. Lagian gue liat kalian orangnya asik."
Untung nih anak bilang 'gue', coba 'aku', malah gue yang kikuk 😅
Keliatan sih dari pakeannya aja nih orang kayaknya anak gaul. Bukan anak kaku.
"Ngomong-ngomong, lo ga ganti warna rambut?" Tanyanya.
"Ga ah, males gue. Emangnya ga boleh diwarnain ya?" Gue baru nyadar masa, harusnya gue tanya dari awal ya boleh apa engga warnain rambut. Mana rambut gue masih pirang lagi.
"Sebenernya sih ga ada larangan tentang warna rambut. Cuma ya lo tau kan kalo anak pesantren itu identik dengan hal-hal yang mendekati baik selain agamis? Jadi kalo rambut lo berwarna, kesannya kayak anak nakal gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Nantikanku Dibatas Waktu
FanfictionBagaimana jadinya seorang playboy urakan jatuh cinta dengan putri Ustadz dan juga cucu seorang Kiyai? Bisakah ia mengejar cintanya dengan latarnya tersebut? "Aku mencintaimu." "Atas dasar apa?" "..." "Kalau kamu tidak memiliki alasannya, aku belum b...