Baekhyun pov.
Jam istirahat kali ini ku gunakan untuk makan siang bersama kedua sahabatku, Luhan dan Kyungsoo. Biasanya setelah solat dzuhur ini aku selalu pergi ke perpustakaan untuk sekedar membaca sesuatu. Tapi kali ini aku ingin pergi ke kantin.
Sejak aku sampai di kantin ada beberapa orang yang melihat ke arahku dengan tatapan terkejutnya. Mungkin karena aku jarang sekali ke kantin jadinya seperti itu.
Aku hanya memesan soto kali ini. Sedangkan Luhan dan Kyungsoo memesan bakso dan batagor. Untuk minumnya kami sama-sama sepakat untuk minum air teh hangat. Luhan sih sebenarnya yang menyarankan, karena dia trauma setelah makan makanan yang pedas dan panas lalu meminum air dingin perutnya langsung bergejolak minta dikeluarkan isinya. Sejak saat itu dia selalu menolak minum air dingin jika makanannya panas dan pedas.
Sambil menunggu makanannya jadi, kami menyibukkan diri dengan bercerita. Cerita ini, itu, banyak sekali. Bahkan sesekali Luhan membicarakan orang lain. Tapi setelah itu dia sadar sudah melakukan gibah, langsung dia mengucapkan istighfar beberapa kali. Ku pikir setelah itu tidak akan membicarakan orang lain lagi, tapi ternyata tetap saja. Dan setelah sadar lagi dia mengucapkan istighfar lagi. Terus saja seperti itu.
Aneh memang, tapi itulah dia.
Aku hanya mendengarkan mereka berceloteh ria. Tapi sepertinya bukan mendengarkan juga, karena sejak tadi mataku memang tertuju pada mereka, namun pikiranku masih menerka-nerka pada seseorang yang sejak pagi berada di rumahku.
Kalian sudah bisa menebaknya bukan?
Iya, Chanyeol.
Sejak dia menyampaikan sambutan tadi malam, rasanya aku masih belum bisa percaya kalau ternyata dia bisa seperti itu.
Benar kata ayah, Chanyeol mampu membuat semua yang melihatnya terpukau. Terutama yang sudah pernah melihatnya secara langsung bagaimana kesehariannya, semua tidak menyangka.
Terlebih lagi... jawaban dari pertanyaan Kyai yang memang selalu memberikan pertanyaan untuk ketua acaranya. Sungguh membuatku berdebar hingga saat ini.
Bukan hanya karena terpukau, tapi aku merasa bangga padanya. Entah mengapa, tapi itulah yang aku rasakan.
Flashback
Acara pengajian bulanan sudah dimulai. Dan sekarang moderator tengah membacakan susunan acaranya. Juga beberapa sambutan-sambutan tengah disampaikan.
Chanyeol? Dia masih belum menyampaikannya. Seharusnya dia sudah sejak awal, tapi mungkin karena gugup dia minta diundur lagi dan lagi.
Sebenarnya aku ingin tertawa melihat tingkahnya. Bagaimana tidak, sekarang dia tengah mondar-mandir bak setrikaan yang selalu ibu gunakan seraya bergumam "Gimana ini, gue belum siap, gue ga hafal teksnya, kalo gue salah gimana? Kalo gue keceletot lidahnya gimana? Kalo gue jadi gagap gimana? Duh ga keren dong gue!"
Tidak hanya itu, Sehun dan Jongin pun terkena imbasnya. Sehun terkena hentakan kaki Chanyeol yang mondar-mandir dan seperti selalu mengejar kaki Sehun. Dan Jongin terkena semburannya. Lebih tepatnya Chanyeol melampiaskan kekesalannya pada mereka berdua terutama Jongin.
Jangan tanya kenapa, karena saat Jongin bertanya alasan kenapa dia yang justru dijadikan sasaran amukannya, Chanyeol selalu menjawab "Au, mungkin karena muka lo menyebalkan sekarang."
Meski begitu, mereka berdua tetap melayani setiap perkataan Chanyeol. Atau kita sebut celotehannya.
Tapi aku tidak tega kalau terus menertawakan mereka meskipun dalam diam. Jadi ku putuskan untuk mendekati mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Nantikanku Dibatas Waktu
FanfictionBagaimana jadinya seorang playboy urakan jatuh cinta dengan putri Ustadz dan juga cucu seorang Kiyai? Bisakah ia mengejar cintanya dengan latarnya tersebut? "Aku mencintaimu." "Atas dasar apa?" "..." "Kalau kamu tidak memiliki alasannya, aku belum b...