"Ketika sudah tau terluka, tetapi masih saja tidak bisa berpaling. Dasar aku"
🌻🌻
PAGI ini seluruh siswa berkumpul melakukan upacara rutin. Entah keberuntungan atau kesialan untuk Andara saat ini, barisannya disejajarkan bersama Arya---sang mantan yang membuat hatinya berantakan.
"Kenapa ngelihatin gue terus?" Arya memergokinya tiba-tiba.
"Dara punya mata, terserah dong mau liat ke mana," sahutnya ketus.
"Gue harap perasaan lo udah hilang."
Jleb. Ucapan Arya seperti belenggu kencang yang membuat Andara sulit bernapas.
Andara terdiam, tidak tau harus berkata apa, dalam lubuk hatinya merindukan Arya. "Dara juga berharapnya begitu," lirihnya.
Arya tersenyum meremehkan. "Bagus."
Sebelum Andara menoleh ke arah cowok itu, Andara menatap sepatu converse hitam putihnya lalu menghembuskan napas perlahan. "Kak, boleh tanya?"
Arya berdehem sebagai jawaban sedangkan gadis itu mendadak gugup.
"Apa gak bisa kita berteman aja kayak dulu? Bertegur sapa saat papasan? Apa gak bisa kita menjadi teman?"
"Gak. Nanti lo gagal move on. Gue gak mau repot menanggung perasaan lo," sarkas Arya, "jalan lo menuju hati gue udah tertutup rapat dari dulu, Andara."
Sekujur tubuh Andara menegang, lututnya lemas, matanya memanas, dia ingin memaki dan berteriak kepada Arya saat itu juga, ingin melepas topeng baik-baik saja yang selama ini digunakan. Tetapi tidak mampu. "Berengsek."
Arya menyunggingkan senyumnya. "Yes, I am. Thanks."
Kepergian Andara membuat Arya menoleh ke belakang, perlahan senyuman sinisnya memudar. Kata 'Berengsek' terngiang di telinganya. Tatapan nanar jatuh pada gadis itu, terlihat walau samar Andara sedang menahan tangisan.
"Gue memang berengsek, Andara."
🌻🌻
Andara merebahkan tubuhnya pada salah satu ranjang kosong. Berusaha melupakan semua yang terjadi. Tak lama dia mendengar suara orang meringis. Awalnya biasa saja, jeda beberapa detik orang itu kembali meringis. Terlihat bayangan seorang lelaki dibalik tirai paling pojok, segera Andara membuka tirai tersebut.
"Ali?" panggil Andara syok. Lelaki itu buru-buru menurunkan lengan almamaternya. "Ali kenapa?"
Lelaki itu beranjak dari posisinya namun ditahan oleh Andara. Refleks Ali menepis kasar tangan gadis itu, hingga tersungkur ke lantai. Andara terjatuh ditambah sikutnya lecet terkena pinggir ranjang besi yang keropos.
"Lo gak apa-apa?" Sontak Ali mendekati Andara.
Andara tersenyum jahil. "Aduh Dara pendarahan nih. Nanti kalau Dara mati pendarahan gimana? Dara kan belum jadi pacar Ali," cecarnya.
"Kubur," jawab Ali ketus.
Andara mengerucutkan bibirnya dan segera berdiri menghadap dengan Ali. "Sebelum Dara dikubur, Dara mau ngobatin luka Ali." Dia berjinjit untuk bisa meraih bahu Ali yang tingginya lumayan jauh.
"Duduk!" titah Andara.
"Gak."
Andara mendekatkan langkahnya sambil menatap lelaki itu. Ekspresinya tiba-tiba berubah menjadi gugup, dan membuat Andara tersenyum puas.
Ali melangkah mundur hingga terpentok ujung tempat tidur. Posisinya terkunci oleh tubuh Andara, jadi tidak bisa melarikan diri.
"Duduk, Aliansyah!" Suara Andara melembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[WPS #1] ALIANDARA (SELESAI✅)
Teen FictionKedatangan Andara Lexania dalam kehidupan Ali, sangatlah tidak terduga dan tidak dapat dihindari. Segala tingkah konyol dan nekatnya, Andara berhasil masuk dalam kehidupan cowok itu, sekalipun dicap sebagai "Cewek Murahan". Tapi siapa sangka, bahwa...