"Kemungkinan hanya satu, dia gak bisa melihat perasaan kamu, hanya karena dia fokus melihat masa lalunya."
🌻🌻
ALI merebahkan tubuhnya di ranjang UKS, kepalanya pusing, perutnya mual, badannya lemas, sekujur tubuhnya nyeri akibat benturan keras yang mengenai punggungnya semalam. Dia memejamkan matanya sedetik kemudian air mata pun menetes di pipinya. Dia terlalu lelah menjalani kehidupannya selama ini.
Merasakan pipinya diusap lembut oleh seseorang jantung Ali mendadak tidak karuan, dia merindukan sentuhan hangat dari seseorang dan sekarang dia mendapatkannya. Dia yakin bahwa Andara yang menyentuhnya, maka dari itu Ali membiarkan.
"Kak Ali, Jangan nangis."
Ali membuka matanya kemudian dia melihat Sally berdiri di hadapannya, lalu tangannya berada di pipi Ali.
Seketika Ali menepis kasar tangan Sally. "Lo ngapain?" sentaknya.
"Aku khawatir pas lihat kakak masuk ruang UKS."
"Tapi gak perlu berlebihan juga Sal."
"Maaf, aku cuma gak mau Kakak nangis." Sally menunduk takut.
Ali menghela napas berat, "Kenapa lo selalu melihat kelebihan dan kekurangan gue sih?" geramnya
"Mungkin karena aku lebih pantas untuk Kakak ketimbang Kak Dara." Sally memberanikan diri menggenggam tangan Ali, sontak lelaki itu terkejut.
"Sal, lepas!"
"Aku sayang kak Ali."
"Gue ga---"
"Tapi kak Ali cintanya sama kak Dara." Sally pun melepaskan genggamannya.
Mendengar ucapan Sally barusan membuat Ali kebingungan, dari mana gadis itu tau kalau dia mencintai Andara?
Ali membuang pandangannya ke lain arah. "Jangan sok tau."
Senyuman manis terbentuk di wajah Sally, membuat Ali jengah. "Aku juga tau waktu di ruang musik kakak menyetujui permintaan aku karena Kakak ingin membuat kak Dara cemburu." Dia menghela napas sebelum melanjutkan ucapannya. "Ketika di kantin, kakak bersikap lembut ke aku di depan kak Dara. Setelah dia pergi, kak Ali juga ninggalin aku tanpa sepatah kata. Apa itu kurang jelas untuk membuktikan kalo kakak mencintai dia? Aku gak sebodoh kak Dara yang gak menyadari kalau sebenarnya kak Ali mencintai dia."
"Dia gak bodoh, Sal," ralat Ali.
"Ah iya, aku lupa. Kak Dara masuk jajaran siswi terpintar di sekolah. Kalau kak Dara bukan orang bodoh kemungkinan hanya satu, Kak, dia gak bisa melihat perasaan kak Ali, hanya karena dia fokus melihat masa lalunya."
Perkataan Sally mampu membuat Ali bungkam. Mungkin yang dikatakan Sally benar, Andara masih terpaku pada Arya, alhasil perasaannya kepada Andara hanyalah sia-sia. Tidak perlu diperjuangkan, karena itu lukanya akan semakin parah.
"Pergi dari sini, Sal, gue mohon," lirih Ali.
"Aku tau semuanya, aku melihat apa yang kak Ali lihat di taman, saat kak Rara menyuruh aku pergi, aku pergi sebentar lalu aku balik lagi ke kelas kak Ali, Aku lihat kakak jalan ke kelas kak Dara, dari situ aku sampai ke taman sekolah. Aku tau kakak kecewa maka dari itu aku ingin mengobati rasa kecewa kakak. Boleh?" Sally mentap Ali dengan penuh harap.
Ali menatap lurus kearah Sally, "Gue gak bisa menerima perasaan lo, Sal."
Sally tersenyum getir. "Kalo nerima bantuan aku, bisa?"
"Bantuan?"
"Aku mau bantu menjalankan rencana awal kak Ali, gak ada salahnya 'kan kita mencoba lagi? Aku juga lihat kak Dara masih ngejar-ngejar kakak, tapi aku masih gak percaya sama dia. Aku takut kak Ali terluka lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
[WPS #1] ALIANDARA (SELESAI✅)
Teen FictionKedatangan Andara Lexania dalam kehidupan Ali, sangatlah tidak terduga dan tidak dapat dihindari. Segala tingkah konyol dan nekatnya, Andara berhasil masuk dalam kehidupan cowok itu, sekalipun dicap sebagai "Cewek Murahan". Tapi siapa sangka, bahwa...