SEPULUH : GAGAL BERTANDING

1.2K 128 300
                                    

"Jangan merasa bersalah, cukup kamu perbaiki di kemudian hari."

🌻🌻

ALI melangkah besar melewati lapangan dan diikuti oleh Andara di belakangnya, gadis itu berlari kecil agar bisa mensejajarkan langkah mereka.

"Ali, tungguin, bisa gak sih!" Andara menarik ransel Ali hingga menghadapnya.

Ali tersentak lantaran tenaga gadis itu seperti kuda. "Lo gila!" teriaknya.

"Masih waras kok, buktinya masih bisa bedain mana cowok ganteng, dan mana yang jelek." Andara tersenyum lebar.

Ali tidak mengubris pernyataan Andara, dia melipat kedua tangannya di atas perut. "Apa lagi?" tanyanya malas.

Sinar matahari menyoroti Andara, sehingga cewek itu menyipitkan matanya karena silau. Ali menggeser tubuhnya untuk menutupi sinar matahari.

"Ali, beneran suka Dara? Ali pengen ngejagain Dara? Beneran?" Mata Andara berbinar saat mengingat pengakuan cowok itu tempo hari di depan kelasnya.

"Enggak!"

"Loh, tadi pagi Ali bilang gitu di depan kelas Dara. Banyak saksinya tau!"

"Kapan?"

Berulang kali Andara mencoba membaca ekspresi cowok itu, tetap saja tidak ada hasilnya. Dia hanya ingin tahu, apa Ali pura-pura tidak ingat atau memang cowok itu terkena amnesia mendadak.

Andara mendengus kesal. "Ih, Ali php. Kesel! Tadi Ali bilang gini, 'jangan nyentuh Dara seenaknya, dia milik gue' gitu, terus sekarang Dara tanya, Ali lupa."

"Gue cuman jaga perasaan temen lo," ungkap Ali santai.

Andara menatap Ali curiga. "Ali suka Resya?"

"Enggak lah," jawab Ali cepat. Menandakan dia benar-benar tidak menyukai Resya.

"Terus, kenapa mau jaga perasaan Resya?"

"Karena setiap orang harus menjaga perasaan orang lain."

"Ali, nyindir Dara?"

"Lo merasa tersindir?"

Tanpa ditanya pun, kata-kata Ali barusan cukup membuat seorang Andara merasa tersindir.

"Iya."

"Mungkin lo merasa pertemanan kalian berjalan baik, kalian saling menjaga, menguatkan, membimbing, dan itu bukan kesalahan. Tapi coba deh lo bayangin posisi Resya, ketika cowok yang lo sayang juga menyayangi orang lain, bahkan lebih peduli ke orang itu. Satu hal yang harus lo tau, kalau cemburu akan datang kapan aja walau hanya sebatas pertemanan," papar Ali.

Selama ini Andara terlalu egois, tidak mempertimbangkan perasaan Resya apalagi ketika Rama terlalu peduli dan lebih memperioritaskan Andara. Dia hanya menundukkan kepala, tidak tahu harus berkata apa untuk membalas perkataan Ali.

Pantas saja Ali selalu irit bicara, sekalinya berbicara panjang, inilah hasilnya. Lawan bicaranya dibuat bungkam sehingga tidak mampu berkata-kata lagi.

"Sekarang lo paham 'kan, alasan gue bicara seperti itu tadi pagi?"

Andara hanya mengangguk kaku.

Melihat Andara bersikap seperti itu membuat Ali gemas, tanpa sadar dia mengelus puncak kepala Andara membuat gadis itu kaget dan mendongakkan kepalanya.

Mata Andara melebar saat membaca ekspresi Ali yang langka seperti ini. Ketulusan dapat terpancar dari wajah lelaki itu, membuat jantungnya berdebar kencang dari sebelumnya.

[WPS #1] ALIANDARA (SELESAI✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang