SEBELAS : PELAMPIASAN

1.1K 126 296
                                    

"Kejujuran memang menyakitkan, tapi bukan berarti kebohongan menjadi jalan pintas untuk menuju kebahagiaan."

🌻🌻

SEPERTINYA lapangan basket akan menjadi saksi perdebatan antara Ali dan Andara. Sore ini, keduanya berdiri di tengah lapangan basket. Andara sampai belum menggunakan sepatu, karena terburu-buru membawa Ali keluar dari ruang taekwondo.

"Marah lagi deh, pasti," tebak Andara, "kenapa sih, Ali suka banget marah-marah?"

Bukannya menjawab, Ali malah asik memperhatikan wajah Andara lekat-lekat.

"Ali cemburu, ya?"

Ali berdecih pelan, bibirnya membentuk senyuman sarkas. "Jangan terlalu percaya diri, gue gak suka."

"Itu hak Ali buat gak suka sama sifat Dara yang terlalu percaya diri. Menjadi diri sendiri lebih baik dari pada menjadi orang lain untuk disukai banyak orang," terang Andara.

Pemikiran cewek ini memang ajaib dan lebih rumit dari bayangan Ali. Perubahan moodnya juga lebih sulit ditebak. Sebentar baik, sebentar manja, sebentar galak, sebentar bawel, sebentar labil, sebentar bijak. Itulah penilaian dirinya terhadap Andara.

"Ya udah." Ali melanjutkan lagi langkahnya yang sempat tertunda.

"Ali jangan begitu. Jangan marah-marah terus, Ali tambah ganteng kalau senyum, coba deh senyum," bujuk Andara.

Senyuman Andara sudah mengembang lebar, tapi Ali masih memasang wajah dinginnya. Andara gemas mengenai sikap lelaki itu, dia menarik kedua ujung bibir Ali dengan kedua tangannya, sehingga tercetak senyuman penuh paksa di wajah Ali.

"Ali, lihat langit," pinta Andara.

"Ngapain?" Ali mengerutkan keningnya.

Andara mendongak ke atas langit sambil tersenyum lebar, dan akhirnya lelaki itu mengikuti Andara, menatap ke arah langit.

Pandangan Andara terkunci pada lelaki di depannya. "Langitnya cerah. Dara harap, langit mau berbagi kecerahannya ke Ali, biar hidup Ali secerah langit," jedanya sambil terkekeh pelan, "udah dulu liat langitnya, nanti leher Ali pegel."

Ali tersadar dan kembali ke posisi semula-menatap Andara. "Gue harap juga seperti itu Dar."

Harapan Ali, hidup seperti Andara. Mengekspresikan hidupnya dengan bebas, mensyukuri apapun yang ada di sekelilingnya, menyayangi dan disayangi banyak orang. Padahal tanpa dia sadari, Andara memiliki banyak hal yang menyedihkan dalam kehidupannya.

"Ali," panggil Andara.

"Hm?"

"Tungguin Dara. Jangan kemana-mana, jangan bergerak sedikit pun. Berdiri tegak," intruksi Andara.

"Lo mau ke mana?"

"Pakai sepatu, hehe." Andara mengeluarkan sepasang sepatu kets putih dari tasnya, kemudian memakainya.

"Udah siap deh."

"Siap kemana?"

"Siap berlari ke hati Ali, bukain ya?"

🌻🌻

Malam ini Andara membaca novel bergenre horror, membuatnya parno sendiri. Apalagi dia tinggal sendirian, apalah daya Andara memang hanya sendiri.

Ponsel Andara bergetar sedari tadi, notifikasi ponselnya bermunculan satu-persatu di layar. Dia mengambil ponselnya. Reflekas Andara melempar ponselnya ke kasur. Dadanya bergemuruh hebat, napasnya menjadi tidak beraturan.

[WPS #1] ALIANDARA (SELESAI✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang