TIGA PULUH TUJUH : BERKAS

787 52 74
                                    

"Menyembunyikan semuanya agar kamu tidak pernah tau apa yang terjadi. Aku tidak ingin kamu pergi dari hidup ku."

🌻🌻

SEORANG lelaki duduk outdoor kafe sambil menyesap rokoknya perlahan. Secangkir kopi baru saja diantar oleh salah satu pelayan di kafe itu. Lelaki itu tersenyum menggoda pada pelayan wanita.

"Kebiasaan lo gak berubah," celetuk seseorang dari belakangnya.

Selepas pelayan wanita itu pergi, lelaki itu berdecih pelan. "Kebiasaan lo juga gak berubah, Ray. Masih tetap gagalin rencana gue buat menggoda cewek-cewek," sungutnya.

"Bram, gue punya tugas buat lo."

Lelaki yang dipanggil 'Bram' itu terkejut ketika melihat koper kecil yang dipenuhi uang berwarna merah.

"Eits, ada angin apa nih?" tanyanya heran.

"Pantau wanita sialan ini," Rayyan menunjukan satu foto, "jangan sampai wanita itu mendekati adik gue satu jengkal pun."

Alis Bram terangkat sebelah saat melihat foto itu. "Sepertinya gue kenal," katanya sambil meminum kopi.

"Reine Brianna. Tersangka utama dalam kasus kematian mama gue."

"Design Interior terkenal di tiga negara kan?" tebak Bram.

Bram berpikir sebentar kemudian tersenyum licik, "Coba kita hitung kekayaan lo sama dia, kalau dia lebih kaya, gue akan memihak bahkan membantu tante ini."

"Sampah!" umpat Rayyan penuh emosi.

"Calm down, dude. I am just kidding, why you so serious?" Bram tertawa meremehkan. "Lo serahin aja semua ke gue, semua aman." Dia menarik paksa koper itu dari tangan Rayyan, setelah itu pergi. Tak lama Rayyan menerima telpon dari lelaki itu.

"Misi dijalankan, bos. Setelah selesai, lo harus kirim dua kali lipat dari ini. Melawan psikopat beda lagi anggarannya, bro."

Rayyan hanya menghembuskan napas berat lalu berdehem begitu saja, tidak masalah jika harus membayar biaya semahal apapun, asal adiknya aman.

Telepon itu diputus sepihak. Saat Rayyan ingin pergi dari kafe itu, satu pelayan kafe mencegahnya dan memberikan selembar struk padanya.

"Apaan nih?" Rayyan menatap heran struk itu.

"Temen mas belum bayar," ucap pelayan itu.

"Shit."
🌻🌻

"DARA, KANGEN KAN SAMA DIDO?"

Pekikkan Dido dari ambang pintu membuat semua orang menoleh kearahnya. Lelaki itu langsung berlarian rusuh dan duduk disamping Andara.

"Bisa gak pake salam dulu," gerutu Resya.

Semua teman-teman Andara berkumpul dan mengadakan pesta untuk merayakan pesta sweet seventeen yang sempat tertunda.

Seakan tidak peduli dengan tatapan Ali yang tajam, Dido tetap duduk disebelah Andara sambil bergelayut manja di lengannya.

"Maafin Dido ya, gak bisa jemput Dara di rumah sakit. Dido sibuk." Dido mendramatisir ucapannya. Seketika semua orang disana mual mendengarnya.

"Iya gapapa kok," balas Andara.

"Dara, gak marah kan?"

"Enggak kok, kata Kaffa, semua orang punya kesibukannya masing-masing," jawab Andara, sambil terkekeh geli melihat tingkah Ali yang sudah berapi-api.

[WPS #1] ALIANDARA (SELESAI✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang