"Mencintai itu ibaratkan beban, apalagi mencintai sendirian."
🌻🌻
SEPULANG sekolah Kaffa membantu Andara membersihkan perpustakaan, awalnya gadis itu menolak, namun Kaffa tipe orang pemaksa dan protektif, jadi Andara tidak bisa berkata apa-apa.
Setelah tahu Andara bolos dan dihukum seperti ini, membuat Kaffa menceramahinya seperti ibu-ibu yang kesenggol motornya gara-gara sen kanan beloknya ke kiri. Andara terlalu malas mendengarnya.
"Capek?" tanya Kaffa.
"Engga kok. Ini juga bentar lagi selesai," sanggah Andara.
"Lagi lo kenapa si bisa dihukum kayak gini? Udah tau lo gak bisa kecapean, terus gue lihat di ramalan cuaca, sore ini bakal hujan." Kaffa memulai lagi ceramahnya, sedangkan Andara memutar kedua bola matanya malas.
"Stop. I'm okey."
"Kenapa bolos?"
"Capek, mau tiduran di UKS. Kan tadi udah dibilangin, Kaffa." Andara gemas sendiri dengan lelaki itu, dia sudah berulang kali mencoba menjelaskan, tetap saja cowok itu tidak percaya.
"Gak logis tau gak. Masa orang lagi kecapean malah dihukum. Gue bakal protes ke Bu Nanda."
Andara panik melihat ekspresi serius Kaffa. Segera dia menahan cowok itu. "Gak usah, udah ah, Kaf. Gue marah nih."
Andara harus pura-pura marah pada Kaffa, karena jika dia tidak mengeluarkan jurus seperti ini, pasti Kaffa akan bertindak lebih jauh lagi.
"Kalau marah nggak gue beliin boba," ujar Kaffa membuat mata Andara berbinar.
"Beneran? Huaaa Dara udah lama nggak minum bobaa. Beneran kan? Janji?" Respons Andara antusias.
Kaffa tersenyum manis lalu mengacak pelan rambut Andara. "Iya, Dara."
🌻🌻
Andara melewati lapangan basket, melihat Ali sedang berlari menggantikan hukumannya. Sejujurnya dia tidak enak, tetapi lelaki itu memaksa alhasil dia hanya pasrah.
"Dara! Nih air minumnya." Kaffa datang membawakan sebotol air mineral dingin kepada Andara.
"Makasih, Kaffa, tunggu di sini dulu ya." Tanpa persetujuan Kaffa, Andara langsung berlari menghampiri Ali untuk memberikan air minum di tangannya. "Nih, minum."
Ali meraih botol air mineral dari tangan Andara, dan langsung meneguknya hingga habis.
"Capek, ya? Maafin Dara, ya?"
"Gak apa-apa." Ali menatap lurus, dari kejauhan dia melihat Kaffa, "lo pulang sama Kaffa?"
"Iya, Dara mau pulang ke rumah Kaffa, soalnya tante Gita pengen makan malem bareng," jelas Andara.
"Deket banget sama keluarga Kaffa?" Ada nada cemburu dalam perkataan Ali.
"Banget, tante Gita itu udah kayak Mama Dara."
"Ya udah sana," usir Ali, "Kaffa udah nungguin."
"Ali mau langsung pulang?"
"Hm," jawab Ali.
"Ali jangan marah, ya?"
"Hm,"
Mendengar Kaffa sudah memanggil namanya, Andara berpamitan ke Ali. "Dara pulang duluan, ya, hati-hati pulangnya, nanti kalau Dara telpon angkat, kalau di chat bales."
KAMU SEDANG MEMBACA
[WPS #1] ALIANDARA (SELESAI✅)
Teen FictionKedatangan Andara Lexania dalam kehidupan Ali, sangatlah tidak terduga dan tidak dapat dihindari. Segala tingkah konyol dan nekatnya, Andara berhasil masuk dalam kehidupan cowok itu, sekalipun dicap sebagai "Cewek Murahan". Tapi siapa sangka, bahwa...