DUA PULUH TUJUH: LUKA ALI

886 88 157
                                    

"Kedatangan kamu itu sumber kekuatan, tapi kepergian kamu bisa menjadi kelemahan."

🌻🌻

SETELAH puas bermain di pantai seharian, Arya mengantar gadis itu kembali dengan selamat sampai di rumahnya. "Udah sampai, Dar."

"Makasih buat hari ini, Kak. Semangat ya ujiannya." Andara membuka sabuk pengamannya.

Arya menatap lekat wajah Andara, lidahnya mendadak kelu sehingga tidak mampu berkata-kata. Hatinya menjerit agar gadis itu tinggal lebih lama bersamanya tapi bibirnya seolah mengatup rapat.

"Kalau gitu Dara masuk duluan ya. Hati-hati pulangnya," pamit Andara.

Akhirnya kepalanya yang menjawab dengan anggukkan. Andara keluar dari mobil kemudian melambaikan tangan setelah itu dia melangkahkan kaki memasuki rumahnya.

Entah dorongan dari mana Arya memberanikan diri untuk keluar dari mobil lalu menahan tangan gadis itu.

"Ada apa?"

"Disini dulu sebentar, boleh?"

"Kakak harus istirahat. Bibir kakak udah pucat, nanti kak Arya drop." Arya langsung menariknya kedalam pelukkan, sejujurnya Arya masih mencintai Andara, ingin memperjuangkan kembali gadis itu tapi kondisinya tidak memungkinkan. Apalagi Andara terlihat bahagia sama Ali, dia tidak setega itu untuk menyakitinya yang kedua kali.

"Mungkin ini pelukkan gue yang terakhir Dar, perasaan gue masih sama dan tidak berkurang sedikitpun. Terima kasih karena memberi gue kesempatan, maaf karena pernah menyia-nyiakan kesempatan itu."

Andara melepas pelukkan Arya, kemudian membaca ekspresi lelaki itu. Beribu penyesalan tergurat dalam wajahnya. "Dulu, Dara pernah berharap kak Arya bakal mengemis cinta ke Dara. Sekarang harapan Dara jadi kenyataan, tapi maaf hati Dara bukan untuk kak Arya lagi. Gak mudah untuk melupakan kakak, tapi gak sulit untuk mengikhlaskan kakak dan bahagia dengan pilihan kita masing-masing. Dara harap kakak menemukan kebahagiaan kakak yang lain. Cepet sembuh kak, semoga lancar ujian dan operasinya."

Pipi Andara diusap lembut oleh Arya. "Makasih, Dara." setitik air mata lolos begitu saja dari mata keduanya.

"Gue pamit." Arya melangkah mundur kemudian membalikkan badannya dan masuk kedalam mobilnya, setelah beberapa saat mobilnya semakin menjauh dari pandangan Andara.

Sebelum memasuki rumahnya, Andara mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Rayyan tidak boleh melihat air mata yang jatuh di wajahnya.

"Udah pelukkan sama mantannya?" Nada datar dengan seribu kekecewaan berhasil membuat Andara melongo.

"Ali?"

Lelaki itu memajukan langkahnya mendekati Andara, wajahnya penuh lebam dan luka, ujung kedua bibir itu dipaksakan tersenyum walaupun terdapat sobekkan kecil, telapak tangannya diperban dan terlihat darah itu dapat menembus perbannya.

"Kenapa gak balas chat gue? Terlalu asik main sama Arya?" tanya Ali lembut.

"Kenapa gak balas chat gue? Terlalu asik main sama Arya?" tanya Ali lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[WPS #1] ALIANDARA (SELESAI✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang