"Semakin digenggam, rasanya semakin menyakitkan."
🌻🌻
ANDARA pergi bersama Rama dan Resya. Mereka pergi ke Dufan, seperti anak dan kedua orang tuanya yang tengah bermain ke taman hiburan.
"Mami Res, Papi Ram, naik tornado kuy!" ajak Andara antusias.
Resya melirik Rama, lelaki itu mendadak gugup, bibirnya berubah pucat. Dapat di pastikan kalau Rama tidak berani naik wahana ekstrem itu.
"Siapa takut!" ucap Resya penuh percaya diri, "lo takut kan, Ram?" tudingnya.
Dengan cepat Rama menggeleng, lalu berdecih. "Gue? Takut sama wahana kaya begitu? Ya.. Iyalah! Pake ditanya lagi," ungkap Rama.
Kedua cewek itu tertawa kencang mendengar kejujuran Rama. Tidak ada gengsi atau rasa malu dalam ungkapannya.
"Payah!" cibir Andara.
"Biarin aja. Dari pada gue jantungan diatas, nanti mami lo sama siapa?"
"Hilih, ngalus aja lo bisanya! Alay dasar," sarkas Resya.
"Eh, Res, kenyataan kali. Iris kuping gue kalau misalnya lo akan biasa aja saat gue gak ada!" ujar Rama dengan percaya diri.
"Ya.. Nanti gue tinggal cari yang lebih ganteng dari lo. Gampang kan?"
"Yang lebih ganteng dari gue emang banyak. Tapi yang mencintai lo seperti gue, jarang! Bahkan sejuta satu, yaitu gue doang!"
"Gak usah kepedean deh lo, Ram!" ketus Resya. Wajahnya mendadak merah setelah mendengar ucapan Rama barusan.
Pengakuan manis akan kalah dengan pengakuan spontan. Karena, yang spontan itu jujur dari hati tanpa berpikir panjang. Itulah yang selalu dilakukan Rama pada Resya.
Andara iri melihat kedua sejoli itu. Mereka tidak memiliki permasalahan berat seperti dirinya dan Ali. Permasalahan itu membuat mereka saling menghindar satu sama lain.
"Lo kok malah bengong sih," kata Rama, menyenggol bahu Andara.
"Abisnya kalian asik berantem, makanya Dara bengong aja," jawab Andara polos.
"Seharusnya lo rekam, Dar," kata Rama.
"Buat apa?" Resya mengernyit bingung.
"Buat bukti, kalau kita pernah berantem. Siapa tau viral." Rama mulai berbicara ngaco.
"Yeuh, pansos dasar!"
"Udah, kapan mainnya kalau ribut-ribut terus?" lerai Andara.
"Iya-iya, mau main apa lagi, anak KW?" tanya Rama.
Posisi Andara tepat ditengah kedua sejoli itu, dia langsung menggandeng tangan Rama dan Resya berbarengan.
"Kita masuk istana boneka aja!" serunya.
Akhirnya mereka bertiga masuk ke istana boneka, setelah itu mereka menaiki wahana lainnya. Mereka asik bermain, bercanda, dan tertawa bersama. Andara menikmati semua itu.
Mereka menutup liburannya hari ini dengan menaiki wahana bianglala. Ditemani senja dan celotehan tidak penting lainnya. Resya duduk bersebelahan dengan Rama, sedangkan Andara duduk di hadapan kedua pasangan itu.
"Makasih buat hari ini," ucap Andara tiba-tiba, "karena kalian berdua, Dara jadi bisa merasakan liburan bareng Mama dan Papa. Maaf kalau selama ini Dara ngerepotin kalian," sambungnya.
Resya yang awalnya tertawa kencang karena guyonan Rama, seketika berhenti dan beralih menatap intens sahabatnya itu.
"Apaan sih, Dar. Gue kan emang Papi lo, ya walaupun KW. Tapi kalau mau beneran gak apa-apa. Bisa jadi itu doa, biar nanti gue sama Resya nikah, terus lo gue angkat jadi anak gue, deh," canda Rama, berusaha mencairkan suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[WPS #1] ALIANDARA (SELESAI✅)
Novela JuvenilKedatangan Andara Lexania dalam kehidupan Ali, sangatlah tidak terduga dan tidak dapat dihindari. Segala tingkah konyol dan nekatnya, Andara berhasil masuk dalam kehidupan cowok itu, sekalipun dicap sebagai "Cewek Murahan". Tapi siapa sangka, bahwa...