TUJUH BELAS : RASA YANG BERBEDA

1K 98 160
                                    

"Kamu itu cuman sayang sama aku, sedangkan aku cinta sama kamu."

🌻🌻

DI rumah Andara sekarang, terdapat Rama, Fino, Dido, Kaffa, dan Resya. Mereka semua sudah berkumpul untuk membantu kasus Andara dan Ali.

Ah iya Ali, sudah pukul lima namun belum ada tanda-tanda kedatangan cowok itu. Andara tidak bisa menghubungi Ali, tidak hanya Andara melainkan semua orang tidak bisa menghubungi Ali.

"Si Ali belum dateng, gak bisa dihubungi lagi." Fino kini angkat bicara.

"Sabar Fin, mungkin Ali ketiduran kali."

"Ah, si batu es batu berjalan mah gak pernah tidur siang," sahut Dido

"Dar, ayolah jangan buang-buang waktu," ujar Kaffa.

"Kaff, jangan begitu. Ali juga terlibat dalam masalah ini. Kita tunggu sebentar lagi yaa."

Rama mendapatkan pesan masuk, raut wajahnya berubah panik, dengan segera dia menormalkan kembali ekspresinya takut Andara curiga. "Ali gak akan datang, Dar. Gue juga harus pergi, ada masalah darurat di klinik Ayah," alibinya.

"Masalah apa Ram?"

Rama berpikir sebentar, sebelum melanjutkan ucapannya. "Darurat Res, sorry gue gak bisa bantu, ada hal penting yang harus gue tanganin."

Mereka yang ada di situ menatap Rama dengan tatapan aneh. "Kenapa kalian natap gue begitu?"

"Dari mana lo tau Ali gak bisa datang?" selidik Resya, mulai curiga.

Untungnya Rama diselamatkan oleh dering ponselnya, nomor Ayahnya tertera di layar ponsel, dan dia menunjukan itu pada semua orang. "Lihat kan, ayah gue udah nelpon nyuruh buru-buru pulang."

"Ya udah hati-hati, Ram, kalau ada apa-apa telpon aja," kata Resya, mencoba meminimalisir rasa curiganya terhadap Rama.

Rama tersenyum manis kepada kekasihnya. "Siap mami Recaaa."

"Geli. Sono pergi lo!" usir Kaffa.

"Sama gue juga geli, Kaf," timpal Resya sebiasa mungkin.

Rama melempar kulit kacang kearah Kaffa, lalu buru-buru meninggalkan rumah Andara.

"Sialan lo," teriak Kaffa.

"Fin, Do, kalian merasa ada yang aneh gak, sih sama sikap Rama? Seperti ada yang disembunyikan." Resya mulai mencari tahu melalui Fino dan Dido.

"Kita sih, biasa aja, ya, Do? Mungkin emang bener kali si Rama lagi repot," jelas Fino.

Baru saja Resya ingin menimpali perkataan Fino, Rayyan datang dari arah dapur dan menyuruh semuanya bersiap untuk mencari bukti.

🌻🌻

Waktu menunjukan jam sepuluh malam dan Andara masih mondar-mandir di kamarnya, dia khawatir dengan Ali, dari tadi nomor cowok itu tidak bisa dihubungi. Dia menelpon Ali sekali lagi, siapa tahu nomornya bisa dihubungi. Dan ternyata benar, panggilannya terhubung.

"Halo." Suara Ali terdengar parau, membuat Andara semakin khawatir.

"Ali, dimana? Dara khawatir, kenapa gak jawab telpon Dara dari tadi, kenap--"

"Keluar, Dar."

"Ali sekarang bukan waktunya bercanda! Dara beneran khawatir sama Ali, bisa gak sih menghargai perasaan Dara?!"

"Gue di depan rumah lo."

Andara langsung melihat keluar jendela, terdapat mobil Ali terparkir di depan rumahnya. Segera Andara turun lalu menemui Ali.

[WPS #1] ALIANDARA (SELESAI✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang