Tring...tring...tring...
Jam weker sudah berbunyi nyaring,membuat sang empu terbangun dari tempat tidurnya.Ia segera mematikan jam wekernya dan langsung melenggang masuk kedalam kamar mandi.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi Emma membersihkan dirinya dikamar mandi. Ia sudah keluar dari kamar mandi dengan pakaian seragam putih abu-abunya.
Emma duduk didepan meja rias,untuk memoles wajahnya dengan bedak bayi dan tak lupa memoles bibirnya dengan liptint.
Sebelum memoleskan bedak,Emma mengamati wajahnya yang sembam akibat menangis semalaman. Ia tidak berhenti-henti memikirkan masalah perjodohan dirinya.
"Jika ini takdir yang sudah digariskan oleh tuhan untukku,maka aku terima perjodohan ini,walaupun hati masih berkata tidak ikhlas." ucap Emma sambil menatap cermin riasnya dengan tatapan sendu.
"Aku terima perjodohan ini pa,ini demi papa."ucap Emma menyemangati dirinya sendiri,sambil tersenyum pilu.
Saat dirasa sudah siap dengan penampilannya,Emma segera mengambil tasnya dan melenggang keluar kamar.
Ia berjalan menuruni tangga menuju meja makannya. Dirumah,tidak ada siapa-siapa selain dirinya sendiri,karena kedua orangtuanya masih berada dirumah sakit.
Emma mendudukkan bokongnya dikursi. Karena tidak ada yang memasak,jadi ia hanya mengambil roti saja dan mengoleskannya dengan selai coklat,untuk mengganjal perutnya.
Bukan tanpa alasan mamanya tidak mempekerjakan pembantu. Hanya saja kata mamanya,ia ingin menjadi ibu rumah tangga seutuhnya tanpa bantuan ART,jadi iya gitu ceritanya.
Emma memakan roti selai coklatnya dengan perlahan-lahan. Saat dirasa sudah cukup kenyang,ia segera meminum air putihnya dan langsung melenggang keluar rumah, sebelumnya ia sudah mengunci pintu rumahnya terlebih dahulu,sebelum berangkat sekolah.
Emma tidak berniat membawa kendaraan ke sekolah,dirinya tidak mood untuk membawa kendaraan.Jadi ia berniat naik taksi saja.
Emma berdiri didepan gerbang,sambil melambai-lambaikan tangannya saat ada taksi yang lewat,tapi sayangnya tidak ada taksi yang mau berhenti dan membuat Emma mendengus kesal.
Brum..Brum..Brum..
Suara motor yang sengaja digas didepan Emma,membuat Emma memutar bola matanya jengah.
Motor tersebut sudah berhenti tepat didepan Emma. Cowok tersebut langsung membuka helm full face nya.
"Mau nebeng gak lo?"tanya cowok tersebut yang tak lain adalah musuh bebuyutannya,siapa lagi kalau bukan Nico.
Emma hanya mendengus saja,tidak menjawab pertanyaan Nico.
Nico turun dari atas motornya mendekati Emma "Hei Emak,Lo mau ikut gak,kalo nggak yaudah gue pergi."ucap Nico dengan gaya angkuhnya dan berjalan balik menuju motornya.
"Nama gue EMMA Nico...buka EMAK, emang gue emak lo apa." ucap Emma kesal sambil menekankan kata nama dirinya.
Nico hanya mengedikan bahunya saja, "Serah lo, yang penting lo mah ikut kagak? Jangan buang-buang waktu,bentar lagi telat."
"iya,gue ikut."jawab Emma yang langsung medudukan bokongnya dijok motor Nico. Kalau kata Emma mah lumayan Tebengan gratis.
Nico segera memakai helm full face nya dan menjalankan mesin motornya membelah jalanan raya kota Indramayu.
Jalanan kota Indramayu emang tidak semacet kota Jakarta. Indramayu masih asri, gedung-gedung pencakar langit pun tidak ada. Hanya saja di kota Indramayu banyak rumah-rumah megah dan minimalis berjejer rapih.
Nico menghentikan motornya,saat melihat lampu merah di bunderan mangga. Sembari menunggu lampu hijau menyala,ia menengok Emma dari kaca spionnya.
Emma menatap jalanan dengan tatapan kosong nya,membuat Nico mempunyai ide jailnya untuk membuat Emma kesal padanya.
Lampo hijau sudah menyala,Nico segera mengegas motornya dengan sangat kencang dan mengerem mendadak saat sudah berada didepan gerbang SMAN 1 Cengkir. Membuat Emma menubruk punggung kokoh milik Nico.
PLAK
Emma menampar helm full face milik Nico yang masih terpasang di kepala Nico.
"Dasar setan,lo sengaja kan? Biar gue bisa numbruk punggung lo.DASAR MESUM." ucap Emma kesal sambil menekankan kaya DASAR MESUM dan langsung turun dari motor Nico. Ia langsung berjalan menuju gerbang SMAN 1 Cengkir meninggalkan Nico.
Nico hanya tertawa saja melihat Emma yang sudah kesal karena ulah dirinya. Sungguh ia sangat senang membuat Emma kesal setengah mati karna itu adalah hobinya.
Nico melajukan motornya menuju parkiran sekolahnya. Saat motornya sudah terparkir rapih dengan jejeran motor lainnya yang terparkir. Ia langsung berlari menghampiri Emma yang sudah berjalan jauh.
Saat sudah dibelakang Emma. Nico menarik-narik rambut pirang milik Emma,membuat si empu langsung berbalik menghadap Nico.
"NICOOO...." teriak Emma kesal "Kapan sih lo sehari tidak gangguin gue?"
--oOo--
Tolong Komen ceritaku dong guyss😔🙏
Gimana menurut kalian untuk part ini?Btw jangan lupa Vomment!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahmud dan Pahmud
Random[ SLOW UPDATE ] Yang mau jadi sider mending follow aku dulu deh:) ❝Mungkin kita menikah hanya karena sebuah perjodohan yang tidak dilandasi cinta tapi percayalah 'cinta bisa hadir seiring berjalannya waktu dan juga karena kita terbiasa bersama'.❞ [W...