14. Cemburu

4.2K 110 13
                                    

Kecemburuan adalah awal tumbuhnya rasa cinta

__________________

Setelah melihat Emma berciuman mesra dengan laki-laki lain, Nico langsung bergegas untuk pulang ke rumah Emma. Hatinya sangat kacau, saat melihat kejadian itu.

Nico langsung membanting pintu kamar Emma yang sekarang menjadi kamarnya juga. Tidak peduli jika kedua orang tua Emma, bertanya-tanya yang terpenting adalah Nico dapat meluapkan kekesalannya.

Pranggg

Nico membanting semua barang yang berada didepan cermin make up milik Emma.

"ARGHHHH EMMAAAA." teriak Nico sambil mengusap wajahnya dengan sangat kasar.

Setelah itu Nico langsung melenggang masuk ke dalam kamar mandi. Ia ingin menjernihkan pikirannya.

Nico menyalakan shower nya. Ia membasahi dirinya sendiri, mengusap-usap wajahnya dengan kasar dan juga mengacak-acak rambutnya. Nico hanya ingin menjernihkan pikirannya.

20 menit berlalu tetapi kini Nico belum keluar dari dalam kamar mandinya. Sedangkan Emma baru saja pulang ke rumah tepat jam 9 malam. Emma memasuki kamarnya, ia langsung terbelalak saat melihat alat make up berceceran kemana-mana.

Emma langsung berteriak, meneriaki oknum yang membuat ulah tersebut.

"NICOOOOOO!!!!" teriak Emma.

Nico langsung keluar dari dalam kamar mandi, hanya dengan menggunakan handuk yang dibalut dibagian bawahnya saja. Ia berjalan mendekati lemari tanpa melihat wajah Emma.

Emma melotot, saat melihat perut sixpack milik Nico. Namun Emma segera meneguk ludahnya, ia kembali bersikap biasa saja.

"Nico!" panggil Emma tapi tidak ditanggapi oleh Nico. Nico malah sibuk mengambil bajunya, setelah itu masuk lagi kedalam kamar mandi.

"Lah kenapa tuh?" tanya Emma pada dirinya sendiri.

"Aneh." ucap emma.

Nico keluar lagi dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah utuh, setelah itu melemparkan handuknya tepat didepan muka Emma.

Pukkkkk

"NICO!!!!" teriak Emma dengan muka merah menahan kesal.

Nico hanya mengedikan bahunya saja. Setelah itu duduk di sofa, menyalakan televisinya.

Emma langsung mendekati Nico. Ia langsung duduk disamping Nico.

"Lo kenapa sih Nic?!"

Nico menengok ke arah Emma dengan muka datarnya, setelah itu langsung membuang mukanya lagi, menatap televisi kembali.

"Anjir gue capek dari tadi ngomong sama tembok!" gerutu Emma.

"Suruh siapa?!" ucap Nico yang sedari tadi diam.

"Gue lah!"

"Oh"

"Y"

"Mandi sana, bau lonte!" ucap Nico enteng tanpa memikirkan perasaan Emma.

"Maksud lo apa Nic?!"

"Nggak ada maksudnya, cuma nyuruh mandi aja."

"Lonte maksud lo apa hah?!"

"Lo kan habis pelukan sama ciuman sama cowok lain." jawab Nico dengan muka datarnya.

"Oh...lo dari tadi ngikutin gue ya? Ngaku Lo?!"

"Kalau iya kenapa?!"

"Cemburu ya lo Nic?"

"Gak! Harusnya lo sadar diri lo udah jadi istri gue!" ucap Nico. Setelah itu ia langsung berdiri dari sofa, melenggang keluar kamar meninggalkan Emma.

Emma termenung mendengar ucapan terakhir Nico tadi, "Apa salahnya sih? lagian juga sendirinya punya pacar! Apa jangan-jangan Nico cemburu ya sama gue?" tanya Emma kepada dirinya sendiri.

"Bodoamat lah." ucap Emma setelah itu langsung masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Sedangkan diluar ruang tamu, Nico sedang mengobrol dengan papanya Emma.

"Nico," panggil Andy

"Iya pa?"

"Pernikahan kamu sama Emma kan udah satu minggu, papa sama ayah kamu mau ngasih kamu hadiah pernikahan untuk kamu sama Emma,"

"Hadiah apa pa?"

"Rahasia, tunggu aja besok. Nanti ayah sama bunda kamu juga ke sini."

"Oh yaudah deh pa." jawab Nico, setelah itu keduanya asik meminum kopi yang sudah dibuatkan oleh mamanya Emma.

Mereka asik mengobrol, sambil sesekali menyeruput kopinya. Saking terlalu asiknya Nico sampai melupakan keributannya bersama Emma tadi.








































TBC

Banyakin vote ya guys, biar aku semangat update:)

Mahmud dan PahmudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang