18. Tinggal di rumah baru 2

1.6K 68 13
                                    

Ini lanjutan part sebelumnya ya...
Btw maaf kalau banyak typo^^

•••

Emma berjalan ke arah dapur, ia ingin membuat menu makanan untuk makan malam nanti. Tetapi ia lupa kalo dia belum menyiapkan bahan makanan nya, didalam kulkas masih kosong tidak ada satu pun bahan makanan.

Rumah barunya emang sudah terisi penuh dengan barang-barang rumah tangga, tetapi bahan kebutuhan pokok seperti makanan belum ada.

Ia langsung mendekati Nico, yang sedang main game bersama Azril.

"Nico," panggil Emma lembut, tetapi tidak didengarkan oleh Nico. Nico masih asik bermain game di hp nya.

"NICOOOOOO!!!" teriak Emma yang membuat Nico ingin melemparkan hp nya karna terlonjak kaget mendengarkan teriakan Emma istrinya itu.

"Apa sih ma, ganggu aja," cibir Nico.

"Di kulkas belum ada bahan makan," jawab Emma datar.

"Ya terus?" tanya Nico yang sepertinya tidak memperdulikannya.

"Lo mau nanti malam kita gak makan hah?!"

"Iya-iya, jangan ngegas mulu dong, mau apa?"

"Beliin bahan makanan gih, ke mini market," suruh Emma pada Nico.

"Azril aja lah," Jawab Nico malas.

"Gue nyuruhnya lo Nico, bukan Azril!" ucap Emma sambil menggertakkan giginya.

Sedangkan Azril hanya menatap abangnya sambil meledeknya.

"Iya-iya, apa aja yang harus dibeli?"

"Bentar gue catat dulu, barang kali lo lupa terus ditengah jalan balik lagi kerumah,"

"Emang gue udah pikun apa?!"

"Ya kan barang kali," jawab Emma yang langsung menuliskan bahan-bahan pokok yang harus dia beli. Sedangkan Nico menunggu Emma menyelesaikannya.

"Nih, sana pergi!" usir Emma kepada Nico yang membuat Nico mencibirnya lagi.

Nico berjalan keluar rumah hanya menggunakan baju hitam lengan pendek beserta celana levis yang panjangnya hanya selutut. Membuat banyak pasang mata menatapnya kagum karena ketampanannya. Nico tidak memperdulikan tatapan mereka, ia tetap berjalan ke arah mini market dekat rumahnya. Walaupun ia baru saja pindah rumah tetapi dia tau tempat dimana mini market berada, karna searah dengan rumahnya.

Nico mendorong pintu mini market, ia langsung mengambil troli belanjaannya. Menyusuri rak-rak yang berisikan bahan makanan, memilih-milihnya dan memasukkannya kedalam troli. Setelah semua catatan yang dicatat Emma sudah terpenuhi semua didalam troli, Nico segera memberikannya kepada kasir.

Mbak kasir langsung mengeceknya dan menjumlahkan semua belanjaan Nico.

"Mas, semuanya tiga ratus ribu," ucap mbak kasir sambil memberikan dua kantong plastik keresek yang berisikan belanjaan Nico.

Nico segera mengeluarkan dompetnya dari saku celananya. Ia langsung memberikan tiga lembar uang seratus ribu kepada mbak kasir tersebut sambil tersenyum hangat, yang membuat mbak kasir tersebut salah tingkah.

Nico langsung menenteng barang belanjaannya dan keluar dari mini market.

Ia berjalan dengan santai menunju rumahnya kembali, sesekali ia sambil bernyanyi. Menyanyikan lagu favoritnya "Eyes Closed", yang tidak lain adalah lagu dari grup band nya sendiri di SMA. Nico bergabung dengan grup band yang bernama IN REAL LIFE.

Asik bernyanyi sambil berjalan membuatnya tidak terasa capek. Ia sekarang sudah kembali kerumahnya. Membuka pintunya dengan hati-hati dan langsung memberikan dua kantong plastik yang berisikan bahan makanan pokok kepada Emma.

Emma segera menerimanya dan langsung berjalan menuju dapur, memasukkan sebagian bahan makanan kedalam kulkas dan sebagian lagi untuk langsung dimasak olehnya.

Emma sekarang hanya memasak menu makan sederhana untuk makan malamnya nanti. Ia hanya ingin memasak ayam goreng kecap manis saja.

Emma sangat telaten dalam memasak, membuat Nico yang lewat dapur hanya untuk mengambil air, langsung berdiam diri menatap Emma dengan senyuman manisnya. Emma tidak sadar jika didalam dapur kedatangan suaminya. Ia masih asik memasak.

Lauk yang sudah dibuat Emma sudah jadi, kini Emma tinggal menunggu nasinya matang saja.

"Ehem," dehem Nico sengaja membuyarkan lamunan emma yang lagi asik menuangkan Ayam gorengnya kedalam piring.

Emma langsung berbalik badan, menghadap Nico. Ia langsung menatap tajam Nico, "APA?!"

"Anjir, ngegas mulu lo ya!" ucap Nico.

"Biarin, mending lo jangan disini deh nic, ganggu gue masak aja!"

"Kapan gue ganggu? gue cuma berdehem aja,"

"Yaudah iya, terserah. Yang jelas mending lo nunggu dimeja makan sana sama Azril." usir Emma pada Nico sambil mendorong tubuh kekar Nico agar keluar dari dapur.

Nasi didalam rice cooker sudah matang, kini ia langsung menaroh nasinya kedalam sangku. Setelah semuanya sudah siap. Ia langsung membawanya ke meja makan dan menatanya disana.

Dimeja makan sudah ada Nico dan Azril yang duduk sedari tadi menunggu makanannya jadi. Kini makanannya sudah jadi mereka langsung menyantapnya.

Nico mengunyah makanannya sambil menatap Emma, yang membuat Emma risih.

"Kenapa?" jawab Emma datar.

"Sumpah ternyata lo bisa masak juga ya mak, ini enak banget suer, gue gak bohong. Beruntung gue bisa nikah sama emak-emak." ucap Nico bangga.

"GUE MASIH MUDA NICO, NAMA GUE EMMA BUKAN EMAK-EMAK." tekan Emma.

"Ya-ya-ya, terserah" jawab Nico yang langsung kembali fokus pada ayam gorengnya.

"Kak Emma, bener kata abang. Makanan kakak enak banget," ucap Azril sambil mengacungkan dua jempolnya, yang membuat Emma tersenyum.

"Berarti gue gak sia-sia  belajar masak dari kecil sama mama dan hasilnya lumayan memuaskan" ucap Emma dalam hati.

Ia tersenyum sambil menatap Nico dan Azril.




















~~~oOo~~~

Bonus pict Nico buat kalian:*

Makasih banyak untuk kalian yang udah baca ceritaku, jangan lupa vote dan komennya yak!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makasih banyak untuk kalian yang udah baca ceritaku, jangan lupa vote dan komennya yak!!!

Ttd
istrinya Chance perez😍😆

Mahmud dan PahmudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang