25. Belajar bersama

1.3K 50 11
                                    

Malam harinya, Nico ingin belajar bersama dengan Emma, tetapi ia ragu. Takut Emma masih marah karena Nico yang sudah lancang menciumnya.

Nico berdiri didepan kamar Emma. Ia berniat untuk mengetuk nya terlebih dahulu.

Tok...tok...tok...

"Emma..." panggil Nico didepan pintu kamar Emma.

Emma yang berada didalam langsung bergegas membukakan pintunya untuk Nico.

"Iya, ada apa?"

"Gue mau belajar bareng."

"Oh..yaudah masuk."

Nico pun masuk kedalam kamar Emma, merebahkan dirinya diatas kasur king size milik Emma.

"Mau belajar apa mau numpang tidur?!" Sindir Emma melirik Nico yang merentangkan dirinya diatas kasur Emma.

Nico langsung mendudukan dirinya, ia langsung menatap Emma, "Belajar lah, nih tolong ajarin gue rumus matematika ini." ucap Nico sambil menunjuk buku matematikanya.

Emma mengambil buku Nico, menjelas semuanya dengan detail, tetapi Nico tidak mendengarkan apa yang dijelaskan oleh Emma. Nico sedari tadi hanya fokus dengan wajah Emma.

"NICOOO!!!!"

"Iya bu, dengan saya sendiri?!"

"Lo dengerin penjelasan gue gak sih?!!" kesal Emma sambil menggertakkan giginya.

"Nggak bu maaf, gue dari tadi fokus ke wajah ibu yang cantik banget ini."

Emma tersipu malu, pipi Emma langsung memerah tetapi Emma tidak mudah luluh hanya karna gombalannya Nico.

Emma langsung menjambak rambut Nico. Menyuruh Nico untuk fokus belajar.

Nico pun menurut, ia langsung fokus dengan rumus-rumus matematika yang sudah dijelaskan oleh Emma. Setelah itu Nico dikasih tugas sama Emma dan Nico langsung mengerjakannya.

"Ini bu bener apa nggak?"

"Bentar gue cek dulu." ucap Emma yang langsung mengambil buku milik Nico, mengeceknya dengan teliti.

"Yang bener cuma dua doang, lo harus giat belajar deh Nic, bentar lagi kan UN."

"Iya, ini kan lagi belajar."

"Yaudah." jawab Emma seadanya.

"Ma..."

"Iya?"

"Lo gak marah sama gue?"

"Marah kenapa?" tanya Emma sambil menautkan alisnya.

"Soal yang tadi siang, gue cium lo. Lo gak marah?"

"Nggak kok, lagian kan lo berhak atas itu, gue kan udah jadi istri sah lo jadi gak masalah."

"Beneran?"

"Iya, suer deh."

"Yaudah makasih ya ma."

Nico merebahkan tubuhnya disamping Emma yang sedang duduk diatas kasurnya. Nico tersenyum senang karena ternyata Emma tidak marah padanya.

Emma yang menatap Nico senyum-senyum sendiri langsung melemparkan bantal tepat diwajah Nico.

"NICO...LO KESURUPAN YA, SENYUM-SENYUM SENDIRI. GAK JELAS BANGET DEH!!!!"

"iya, gue kesurupan cintamu."

"Huek mau muntah gue, plastik mana plastik."

"Hahahaha...." Keduanya sama-sama tertawa, menertawakan kebodohannya Nico.

"Nic..."

"Iya, apa sayang?"

"Gue mau bilang sesuatu."

"Mau bilang apa?"

"Gue udah putusin Chris demi lo, gue mau belajar mencintai lo."

"Beneran?" tanya Nico yang langsung mendudukan dirinya, menatap serius manik mata milik Emma.

"Iya serius."

"Anjir gue seneng banget, makasih banyak ya.."

"Iya sama-sama."

Nico langsung memeluk tubuh Emma. Emma pun langsung membalas pelukannya. Keduanya sama-sama tersenyum.

Nico tersenyum, ia langsung mengeratkan pelukannya, "Mungkin kita menikah hanya karena sebuah perjodohan yang tidak dilandasi cinta tapi percayalah, cinta bisa hadir seiring berjalannya waktu dan juga karena kita terbiasa bersama."

"Iya, gue percaya itu kok. Makanya gue bakalan coba membalas perasaan lo sama gue."

"Makasih sudah mau belajar mencintai gue."

"Makasih juga untuk lo nic, karna Lo udah menaruh rasa sama gue."

Nico melepaskan pelukannya ia menatap Emma, ia pun langsung mengangguk.













---oOo---

Maaf gak ngefeel dan belum ada konflik yang berat. Btw makasih yang udah baca dan juga komen, aku sangat berterimakasih untuk kalian yang sering komen dilapakku.

Btw jangan lupa vote dan juga komennya ya!!!

Mahmud dan PahmudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang