6.Fitting baju

3.5K 104 3
                                    

Gak suka sama ceritaku? gak usah dibaca ya guys,simple aku mah:)
.
.
.
✳ Happy Reading ✳

Ini sudah waktunya jam istirahat, tetapi Emma enggan keluar dari kelasnya. Ia menelungsupkan kepalanya dikedua tangannya.

"Emma,lo kenapa?"tanya Bella sambil menepuk pundak Emma.

"....."

"Emma kenapa sih bel?"tanya Syafira yang langsung menggeser kursinya mendekati bangku Emma dan Bella.

Bella yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Emma,lo kalo ada masalah cerita dong sama kita," ucap Bella yang diangguki Syafira.

Emma mendongakkan kepalanya.Ia menatap kedua sahabatnya, "Gue nggak apa-apa."jawab Emma yang langsung menelungsupkan kepalanya kembali.

Bella dan Syafira hanya menghela nafasnya saja.

Iya,Emma belum memberitahukan kedua sahabatnya,jika dirinya dijodohkan dan sebentar lagi dirinya akan menikah.

Drrrt drrrt drrrt

Emma merogoh sakunya saat dirasa ponselnya bergetar. Ia segera mengeceknya dan ternyata satu buah pesan masuk dari Chris pacarnya.

Chris : Sayang,pulang sekolah kita jalan ya;)

Emma bingung harus jawab apa, sedangkan dirinya disuruh kedua orang tuanya pulang bareng sama Nico buat fitting baju pengantin dirinya dan Nico. Ia segera membalas pesan Chris.

Emma : Maaf Chris,aku gak bisa,ada kerja kelompok soalnya.

Ya,Emma telah berbohong pada Chris,Itu hanya alasan Emma agar Chris tidak tau tentang perjodohannya. Tapi cepat atau lambat semuanya pasti bakal tau juga.

Chris : Oh,yaudah nggak apa-apa,lain kali aja.

Emma : Maaf ya Chris:(

Chris : Iya nggak apa-apa Emma:)

Bella dan Syafira sejak tadi hanya menatap gerak-gerik Emma saja.

"Kenapa?"tanya Emma.

"Nggak!"jawab Bella dan Syafira serempak.

"Lo kenapa sih ma?" Tanya Syafira.

"Gue nggak apa-apa,"jawab Emma memasang fake smilenya.

"Hilih,keliatan banget senyum lo palsu ma!" Ucap Bella.

"Sotoy lo,"ucap Emma yang langsung  menyentil dahi Bella.

( Skip )pulang sekolah

Emma : Gue tunggu depan gerbang!

Setelah mengirim pesan tersebut pada Nico. Emma segera melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolahnya.

Ia berdiri didepan gerbang,sesekali melirik jam dipergelangan tangannya.

Nico datang dengan mobil sport mewahnya,ia berhenti tepat didepan Emma.

Nico membuka kaca mobilnya, "Ayo masuk,"ucap Nico dengan senyum jahilnya.

Emma melirik kanan kirinya terlebih dahulu,ia takut ketahuan sama Chris walaupun dirinya kadang setiap pagi kalau gak ada taksi yang lewat suka nebeng sama Nico tapi ini rasanya sangat berbeda bagi Emma.

Emma membuka pintu mobil,ia mendudukan bokongnya dibelakang Nico.

"Kok lo duduknya dibelakang sih?!"

"Ya terus gue duduk dimana?"tanya Emma polos.

"Emang gue supir lo apa?! Ya duduk disamping gue lah Emma!"

"Hmm."

Emma keluar dari mobil,ia berpindah tempat duduk menuruti apa kata Nico. Ia duduk disamping Nico.

"Udah,ayo jalan!"

"Iya."

Nico menjalankan mesin mobilnya menuju butik Bundanya yang berada dijalan Sudirman,Tepatnya ditoko butik Milatik (Mila Butik).

Jarak antara sekolahannya dengan butik bundannya cukup dekat,hanya menempuh waktu 10 menit saja.

Nico memarkirkan mobilnya didepan butik Bundanya. Ia keluar dari mobil dan berlari kecil,untuk membukakan pintu untuk Emma.

"Apaan sih lo,gak usah dibukain pintu juga!"tegas Emma.

"Apa salahnya bukain pintu mobil buat calon istri?"

"Jijik!"ucap Emma yang langsung berjalan menjauhi Nico. Ia membuka pintu butik Bundanya Nico.

"Hei,tante."sapa Emma pada bundanya Nico.

"Hallo,sayang. Nico mana?"Tanya Tante Mila.

"Nico disini,"teriak Nico yang langsung mendekat kearah bundanya.

"Emma silahkan pilih baju pengantin yang kamu suka,ntar Nico nyusul biar sesuai warnanya,"

"Baik tante."

Emma berjalan mengelilingi barisan baju pengantin yang bagus dan mewah. Tapi entah kenapa dirinya tidak suka dengan baju pengantin yang mewah tersebut. Ia memilih baju pengantin yang sederhana,seperti dress panjang tanpa lengan berwarna cream.

"Tante,aku pilih ini aja."

"Yakin pilih itu? Itu terlalu biasa sayang."

"Nggak apa-apa tan,aku suka soalnya."

"Oh yaudah silahkan dicoba dulu."

Emma mengangguk,ia langsung masuk ke ruang ganti. Dress warna cream tanpa lengan ini sungguh pas ditubuhnya.

"Gimana tan?"

"Cantik." Ucap bunda Nico dengan mata berbinarnya.

"Makasih tante."

"Nico baju kamu,biar bunda aja yang milih!"

Nico hanya mengedikan bahunya saja. Mata dia masih fokus dengan Emma.

Bunda Nico segera mengambil kemeja putih,celana hitam dan juga jas yang senada dengan celananya.

"Nih,dicoba dulu."

Nico mengambil baju tersebut dari tangan bundanya dan langsung mencobanya.

Nico berdiri disamping Emma.

"Ya ampun,kalian pasangan serasi banget sih." Ucap bunda Nico dengan histerisnya.

"Apaan sih tante."

--oOo--

TBC

Mahmud dan PahmudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang