Di malam harinya, Emma menarik pergelangan tangan Nico yang membuat Nico tersenyum kecil. Emma membawanya ke dalam kamarnya.
"Mau ngapain?" tanya Nico sambil menaik turunkan alisnya.
"Nic gue mau ngomong jujur."
"Apa?"
"Gue udah punya rasa sama lo."
Nico tersenyum menatap Emma, setelah itu ia langsung mengusak rambut Emma yang membuat debaran jantung Emma berdetak dengan cepat.
"Akhirnya, cinta gue nggak bertepuk sebelah tangan lagi." ucap Nico dengan senyuman mengembangnya.
Emma hanya tersenyum saja.
"Emma..."
"Iya?"
"Kalau gue minta 3 permintaan boleh?" tanya Nico dengan tatapan yang sangat tenang.
"Hmm...boleh, apa?"
"1. Jangan panggil lo-gue lagi, 2. Kita harus seranjang nggak boleh pisah kamar, 3. ayok bikin dedek gemes." ucap Nico santai namun ucapannya yang ketiga membuat Emma melotot kaget.
"Nggak-nggak, gue belum siap Nic!" tegas.
"Ehh...ehh nggak boleh ngomong lo-gue." terang Nico.
"A-aku belum siap." cicit Emma sambil menundukkan.
Nico pun mendekat ke Emma, ia langsung mengangkat dagu Emma supaya Emma melihat wajahnya.
"Nggak apa-apa kalau kamu belum siap." ucap Nico menenangkan.
Emma tersenyum, "Nggak tahu kalau nanti habis kelulusan." ucap Emma yang membuat Nico kaget.
"Hah? Maksudnya kita bikin dedek gemesnya setelah kelulusan?" tanya Nico yang pura-pura tidak mengerti. Emma pun hanya menganggukkan kepalanya saja.
Nico langsung memeluk tubuh Emma dengan sangat erat yang membuat Emma merasakan sesak.
"Nico peluknya jangan erat-erat." tegas Emma, setelah itu Nico langsung merenggangkan pelukannya.
"Ehehe, makasih banyak Emma, aku bakal nunggu bentar lagi." ucap Nico sambil memegang tangan Emma dan menciumnya terus-terusan.
"Malam ini aku tidur di kamar kamu ya?" tanya Nico yang langsung di anggukki Emma.
Waktu sudah menunjukkan jam sebelas malam, tetapi pasangan suami istri ini belum tidur juga. Mereka masih berdiri menatap satu sama lain sambil tersenyum.
"Emma..."
"Iya?"
Nico pun mendekati wajah Emma yang membuat Emma menahan nafasnya.
"Aku cinta kamu." bisik Nico di telinga Emma yang membuat Emma merasa merinding menusuk lehernya.
Setelah itu Nico langsung menatap Emma kembali, tidak ada jarak diantara keduanya. Hidung mereka saling menempel.
Emma pun langsung memejamkan matanya dan Nico langsung melumat bibir mungil Emma yang kenyal. Nico menggigit bibir Emma yang membuat Emma membuka mulutnya dan kesempatan itu tidak dibuang-buang oleh Nico, ia langsung memasukkan lidahnya kedalam mulut Emma. Lidah mereka saling beradu, menikmati liur cinta mereka.
Emma memukul dada Nico, karna dirinya sudah kehabisan nafas. Nico pun langsung melepaskan ciumannya.
"Makasih." ucap Nico setelah itu ia langsung mengecup kening Emma.
"Udah malam nih, ayok tidur." ajak Nico, menarik Emma ke arah ranjangnya.
Mereka langsung merebahkan dirinya di atas ranjang. Tubuh mereka saling berhadapan menatap satu sama lain. Nico pun hanya tersenyum setelah itu langsung memeluk Emma.
"Tidur." ucap Nico yang di anggukki Emma.
Nico pun langsung memejamkan matanya, yang membuat Emma menatap wajah suaminya, jarinya ia gunakan untuk menyentuh wajah Nico.
"Hidungnya mancung banget sih." ucap Emma dengan suara kecilnya namun masih bisa di dengar oleh Nico. Nico langsung membuka matanya, ia menatap Emma yang langsung membuat Emma kaget.
"Udah tidur, iya tahu aku ganteng." ucap Nico dengan percaya dirinya yang membuat Emma kesal dan langsung mencubit lengan Nico.
Nico pun langsung memeluk erat tubuh Emma, yang membuat Emma tidak bisa bergerak dan Nico langsung memejamkan matanya begitupun juga dengan Emma. Keduanya pun langsung menuju ke alam mimpi.
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/189455883-288-k394372.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahmud dan Pahmud
Random[ SLOW UPDATE ] Yang mau jadi sider mending follow aku dulu deh:) ❝Mungkin kita menikah hanya karena sebuah perjodohan yang tidak dilandasi cinta tapi percayalah 'cinta bisa hadir seiring berjalannya waktu dan juga karena kita terbiasa bersama'.❞ [W...