26. Do'a Restu

1.1K 47 6
                                    

Dua minggu berlalu, dimana Nico setiap hari belajar bersama Emma. Menghabiskan waktunya hanya untuk belajar, belajar dan juga belajar. Tidak ada waktu untuk bermain bagi Emma dan juga Nico.

Keduanya memfokuskan dirinya hanya untuk Ujian Nasional.

Mereka mengharapkan bisa lulus seratus persen dan bisa masuk ke universitas yang mereka inginkan.

"Nico..."

"Apa?"

"Gue deg-degan, besok udah mulai UN dan gue dapat sesi pagi." ucap Emma mengeluh.

"Udah, santai aja. Gue juga dapat sesi pagi." jawab Nico dengan wajah yang sangat-sangat santai.

"Apa?! Lo dapat sesi pagi juga?" tanya Emma sambil membelalakkan matanya.

Nico tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

"Nic, mending kita minta do'a restu orang kita deh, biar kita bisa lulus."

"Yaudah ayok, kemana dulu?"

"Ke mama sama papa dulu, nanti ke bunda sama ayah lo ya."

"Oke siap bos. Yuk keluar."

Nico mengeluarkan motornya dari bagasi, kemudian ia langsung memanaskan mesin motornya. Sedangkan Emma, ia hanya berdiri menunggu Nico yang sedang memanaskan mesin motornya.

Setelah mesin motor milik Nico sudah panas, Nico langsung menyuruh Emma untuk segera menaikinya.

"Ayok naik."

Emma pun menurut, ia langsung mendudukan dirinya dibelakang Nico. Motor Nico pun langsung melesat meninggalkan halaman rumah miliknya dan juga Emma.

Saat dipertengahan jalan, Emma memeluk tubuh Nico, yang membuat Nico tersenyum dibalik helmnya.

Nico memberhentikan motornya, saat sudah berada didepan rumah orang tua Emma.

Mereka langsung turun, "Lho...ini kan mobilnya ayah sama bunda." ucap Nico saat melihat mobil orang tuanya berada dihalaman rumah orang tua Emma.

"Lah iya, ini kan mobilnya ayah kamu."

"Iya, yaudah langsung masuk aja."

Nico menggandeng tangan Emma saat memasuki rumah kedua orang tua Emma.
Emma yang dipegang tangannya sama Nico hanya bisa diam saja, tetapi hatinya sangat bertalu-talu. Entah perasaan apa yang membuat Emma terasa nyaman saat tangannya digenggam oleh Nico.

Kedua orang tua Emma dan juga orang tua Nico tersenyum, saat melihat kedatangan Emma dan Nico yang saling menggenggam tangan.

"Ehem." dehem papa Andy yang membuat Nico langsung melepaskan genggamannya pada tangan Emma.

"Mumpung disini lagi ada ayah sama bunda. Kebetulan, Nico kesini mau minta do'a restu dari kalian. Do'ain Nico sama Emma ya pa, ma, ayah, bunda, biar kita bisa lulus seratus persen ujian nasionalnya dan biar kita bisa masuk ke universitas yang kita inginkan." ucap Nico panjang kali lebar yang langsung disetujui oleh Emma juga.

"Iyaa sayang, kita sebagai orang tua, selalu mendoakan kalian. Biar kalian sukses." ucap bunda Mila.

"Nanti kalau kalian udah lulus, mama mau ngadain syukuran buat kalian berdua." sambung mama Ellyn.

"Yaudah makasih ma." ucap Nico dan Emma berbarengan.

"Kalian mau berdiri disitu mulu?" tanya papa Andy.

"Ehh iya pa." jawab Nico kikuk.

"Ayok lah duduk dulu." ujar papa Andy.

Nico dan Emma pun menurut, mereka langsung mendudukan dirinya dikursi.

"Ngomong-ngomong, Emma kapan kamu mau ngisi?" tanya bunda Mila.

"Hust, bun ngomong apa sih. Emma kan masih belum lulus sekolah." ujar ayah Edy.

Emma yang masih belum mengerti arah pembahasan para orang tua ini pun langsun bertanya, "ngisi apa ya bun?"

"Dede bayi." jawab mama Ellyn.

Emma langsung membelalakkan matanya. Menatap mamanya yang lagi tersenyum menatapnya.

"Apa dede bayi? Emma belum siap hamil ma." keluh Emma yang langsung menundukkan kepalanya.

"Yaudah nggak apa-apa kalau kamu belum siap." ucap papa Andy dengan wajah tenangnya.

"Nico." panggil bunda Mila kepada putranya.

"Iya bun?"

"Tolong jagain menantu bunda, jangan sakitin Emma. Awas kalau kamu sakitin Emma, bunda nggak mau nganggep kamu sebagai anak bunda lagi."

Nico memutar bola matanya malas, "Ya elah bunda, iya-iya Nico jagain Emma kok."

"Bagus." ucap Bunda Mila yang langsung memeluk tubuh Emma. Emma yang dipeluk bunda Mila hanya tersenyum saja.

Sedangkan Nico menatap jengah bundanya itu.

"Yah..." Panggil Nico kepada Ayah Edy.

"Iya?"

"Nico habis lulus SMA mau lanjut kuliah aja ya yah, boleh kan?"

"Boleh-boleh aja. Tapi sambil kerja." jawab ayah Edy.

"Oke siap ayah. Makasih banyak ya."

"Iya, sama-sama nak."

"Emma kamu mau lanjut kuliah tidak?" tanya ayah Edy yang membuat Emma langsung mendongakkan kepalanya menatap ayah mertuanya.

"Iya yah, Emma juga mau lanjut kuliah."

"Mending kalian kuliahnya di universitas yang sama aja ya." ucap papa Andy.

Emma dan Nico saling bertatapan. "Nanti dipikirin lagi pa." jawab Emma yang langsung disetujui oleh Nico.

Setelah pembahasan tadi, kini sekeluarga saling tertawa. Entah menertawakan apa yang jelas papa Andy dan juga ayah Edy membuat ulah yang membuat istri-istrinya tertawa. Emma dan Nico pun ikutan tertawa juga.






















---oOo---

TBC

Maaf ceritanya absurd banget :")

Jangan lupa vote dan juga komennya ya!!!

Mahmud dan PahmudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang