Maaf guys ini beneran absurd banget deh😭
•••
Setelah kejadian beberapa hari yang lalu. Kini Emma dan Nico kembali akrab seperti semula. Bahkan keduanya semakin lengket dan tidak merasa canggung lagi.
Emma sekarang sedang mencuci baju-baju kotornya, begitupun dengan Nico yang senantiasa membantu Emma mencuci baju.
"Nic, lo peresin baju-baju ini. Gue mau ngambil gantungan baju dulu."
"Iya siap, nyonya."
Lima menit berlalu, kini Emma kembali lagi dengan membawa gantungan bajunya.
"Udah di peresin semua?" tanya Emma pada Nico.
"Udah." jawab Nico seadanya.
"Oh, yaudah makasih." ucap Emma yang langsung mengambil baju-baju yang sudah diperesin oleh Nico.
Emma langsung menggantung-gantungkan bajunya, menatanya di jemuran belakang rumahnya.
Setelah selesai melakukan pekerjaan rumah. Keduanya langsung beristirahat di ruang TV.
"Capek juga ya." ucap Nico sambil memencet-mencet tombol remot TV nya.
"Iya lah, capek." jawab Emma judes.
Setelah itu keduanya kembali fokus ke arah layar TV yang berada didepannya.
_______
Besok paginya Emma dan Nico kembali berangkat sekolah bareng, menggunakan mobil milik Nico.
"Nic, dua minggu lagi kita UN."
"Iya, tahu."
"Lo harus belajar yang rajin nic, biar lo bisa lulus seratus persen."
"Iya, iya, ciee perhatian."
"Nggak ya enak aja." ucap Emma mengelak.
"Yaudah gausah cemberut gitu dong."
"Iya!"
"Ma..."
"Apa?"
"Gue boleh gak belajar bareng sama lo?"
"Boleh." jawab Emma seadanya.
Kini mobil Nico sudah sampai di area parkir sekolahnya. Nico dan Emma langsung turun dari mobil. Berjalan berdampingan menuju kelasnya.
Emma menaiki tangga sekolah, dimana kelas XII-IPA 1 berada dilantai dua. Sedangkan kelas Nico berada dilantai bawah. Namun Nico, senantiasa mengantarkan Emma sampai kedepan kelasnya langsung.
Emma tidak menolaknya, ia membiarkan Nico mengantarnya.
"Gue masuk ya..." ucap Emma pada Nico yang diangguki oleh Nico.
"Iya, gue juga mau ke kelas." ucap Nico yang langsung berlari kecil menuju kelasnya.
Emma mendudukkan dirinya di bangkunya. Ia menatap Bella yang berada disebelahnya.
"Bel...."
"Iya?"
"Gue pengen curhat."
"Silahkan."
"Si Nico punya rasa sama gue bel."
"Ya bagus dong kalo gitu mah."
"Ish...bukan begitu Bella. Tapi gue gak punya rasa sama dia. Gue masih sayang sama Chris, gimana dong?"
"Emma...mending lo putusin Chris deh."
"Tapi gue gak bisa bel."
"Usaha dong ma. Sedikit demi sedikit lo pasti bisa"
"Yaudah deh iya."
"Mending lo jujur aja deh, ke Chris kalau lo itu udah punya suami."
"Gue takut Chris marah sama gue bel."
"Chris nggak akan marah, kalau lo jujur."
"Yaudah, pulang sekolah gue mau ketemu sama Chris."
"Sip deh."
Bel masuk telah berbunyi, membuat seisi kelas langsung diam, saat pak Sarla memasuki kelas XII-IPA 1.
Pak Sarla langsung menjelaskan semua tentang pelajaran nya, sampai akhirnya pak Sarla memberikan tugas.
"Kerjakan tugas halaman 112. Setelah itu kumpulkan ke meja saya." ucap pak Sarla yang langsung melenggang keluar dari kelas Emma.
Emma, Bella dan juga Syafira sibuk mengerjakan tugas dari pak Sarla. Setelah sudah selesai, mereka langsung mengumpulkan tugasnya kepada ketua kelas. Biar ketua kelas aja yang menaroh tugasnya ke meja pak Sarla.
Lama menunggu bel istirahat berbunyi, Emma, Bella, dan juga Syafira sibuk dengan ponselnya masing-masing.
"Bel istirahat kapan bunyinya sih? Lama banget!" gerutu Emma.
"Sabar ma, bentar lagi juga istirahat." ucap Syafira yang berada didepan meja Emma dan juga Bella.
"Sabar-sabar, gue udah laper banget nih."
"Tahan dong ma." ucap Bella.
Tring tring tring bel istirahat sudah berbunyi, silahkan untuk semua murid dapat bubar dari kelasnya masing-masing.
Emma langsung berdiri dari bangkunya.
"Bel, Syaf, ayoklah makan. Udah gak tahan nih." ucap Emma sambil memegang perutnya.
"Iya, iya." jawab Bella.
Mereka bertiga berjalan keluar kelas, menuruni tangga dan menuju dimana kantin berada.
Seperti biasa Bella langsung memesan makanan untuk sahabatnya.
Sedangkan Emma dan Syafira hanya duduk diam saja di meja kantin ini.
Bella langsung menaroh bakso dan juga es tehnya di meja yang ditempati oleh Emma dan Syafira.
Mereka langsung menyantap makanannya dengan lahap.
Nico diam-diam memperhatikan Emma, semua yang Emma lakukan didalam kantin ini dipantau terus oleh Nico yang berada dibelakang meja Emma.
"Cantik." ucap Nico yang terus-terusan menatap wajah Emma.
"Apanya yang cantik Nic?" tanya Sergio heran.
"Emma."
"Oh." Jawab Sergio, Drew, Michael dan juga Brady. Mereka kembali fokus makan, tidak memperdulikan Nico yang memperhatikan Emma.
---oOo---
TBC
Jangan lupa vote dan juga komennya ya!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahmud dan Pahmud
Sonstiges[ SLOW UPDATE ] Yang mau jadi sider mending follow aku dulu deh:) ❝Mungkin kita menikah hanya karena sebuah perjodohan yang tidak dilandasi cinta tapi percayalah 'cinta bisa hadir seiring berjalannya waktu dan juga karena kita terbiasa bersama'.❞ [W...