10. Resepsi

4K 113 4
                                    

"WOY...BANGUN..." teriak Nico tepat ditelinga Emma. Emma yang masih tertidur pulas diatas sofa hanya mengerjapkan matanya saja. Emma menatap tajam Nico, sejak malam tadi dirinya dan Nico harus berdebat hanya karena berebut tempat tidur dan yang membikin Emma kesal adalah Nico tidak mau mengalah, akhirnya dirinyalah yang harus mengalah tidur di sofa dan Nico tidur di ranjang milik emma.

Emma menghentakkan kakinya. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

"Emma, awas lupa bawa handuk," ucap Nico.

Emma langsung menepuk jidatnya, "Oh iya lupa." Ucap Emma yang langsung berbalik mengambil handuk. Setelah mengambilnya ia segera membersihkan dirinya karena sebentar lagi dirinya harus didandani lagi.

Setelah Emma keluar dari kamar mandi kini giliran Nico. Tidak butuh waktu lama bagi Nico untuk membersihkan dirinya, ia segera memakai pakaian'annya. Nico memakai kemeja putih, celana hitam serta tuksedo yang sewarna dengan celananya. Setelah selesai Nico segera bercermin, "Ganteng juga ya gue." Ucap Nico percaya diri.

Nico keluar dari kamar mandi. Nico langsung disuruh keluar kamar oleh mbak perias pengantin tersebut, "Maaf mas Nico, bisa keluar kamar sebentar?" Ucap mbak perias mengusir Nico secara perlahan.

Nico hanya mengangguk saja. Ia langsung keluar dari kamar Emma.

Sekarang giliran Emma yang didandani oleh perias pengantin. Emma memakai gaun putih tanpa lengan. Make up Emma pun sangat natural tapi cantik.

"Udah siap neng," ucap mbak perias tersebut. Emma tersenyum, ia segera berdiri dari tempat duduknya.

Emma melangkah keluar kamar. Ia berjalan menuju halaman rumahnya yang dimana dijadikan tempat acara resepsinya.

Kini Emma dan Nico duduk dikursi singgasana mempelai. Karna hari ini masih pagi, mereka belum menyalimi undangan tamu.

Tamu yang diundang diacara resepsi pernikahan Emma dan Nico, hanya keluarga besar dan rekan bisnis keluarga mereka saja. Teman dan sahabat keduanya tidak mereka undang, karena pernikahannya sengaja mereka rahasiakan.

Kini para tamu undangan, sudah datang Emma dan Nico langsung berdiri menyalimi para tamu.

"Selamat ya nak, semoga langgeng sampai kakek nenek."

"Selamat, semoga cepat dapet momongan."

"Selamat semoga kalian jadi lebih dewasa lagi."

Begitulah ucapan selamat dari para tamu untuk Emma dan Nico.

Sudah hampir setengah hari Emma dan Nico menyalimi tamu undangan, kini kaki Emma merasa kesakitan. Karena dari tadi pagi ia berdiri terus sambil memakai sandal high heels.

"Nico..." Panggil Emma

"Hmm,"

"Kaki gue sakit," ucap Emma dengan ringisannya, membuat Nico menatap khawatir pada istrinya itu.

"Ini pake sendal gue aja, jangan pake high heels," ucap Nico yang langsung melepaskan sandalnya. Dan Nico langsung membantu melepaskan high heels milik emma. Nico memakaikan sandalnya kek kaki Emma.

"Lo masih kuat berdiri gak?" tanya Nico.

"Gak tau," jawab Emma seadanya.

"Kalau gak kuat istirahat dikamar aja dulu,"

"Emang boleh Nic?"

"Ntar gue yang ngomong ke mama sama bunda,"

"Yaudah sana lo izinin gue ke mama,"

Nico berlari kecil menuju mama dan bundanya berada. Ia segera meminta izin untuk istirahat sebentar karna kaki Emma merasa kesakitan dan ternyata mama dan bundanya langsung memperbolehkannya.

"Ayo, gue udah minta izin sama mama dan bunda katanya iya silahkan,"

Nico menuruni mimbar dan di ikuti Emma dibelakang, tapi ternyata Emma malah terduduk di tanah.

Brukkk

"Awwww... Sakit," ringis Emma.

Nico berbalik badan, ia langsung berjongkok disamping istrinya.

"Kenapa? Gak kuat buat jalan?"

Emma hanya meringis kesakitan saja, ia tidak berniat menjawab pertanyaan dari suaminya.

Nico segera menggendong Emma ala bridal style. Itu sungguh membuat Emma kaget.

"Woy Nico turunin gue, gue malu," ucap Emma sambil memukul dada Nico.

"Udah diem aja lo!" tegas Nico.

Akhirnya Emma menurut, ia diam dan tangannya ia kalung kan di leher Nico.
Nico hanya tersenyum saja menatap Emma.

Nico langsung merebahkan Emma diranjang. Ia membuka kotak laci milik Emma berniat untuk mencari minyak oles.

"Ngapain lo buka-buka laci gue?" tanya Emma dengan mata memincingnya.

"Nyari minyak oles, buat mijit kaki lo. Ada gak?"

"Oh..ada keknya cari aja,"

Nico melanjutkan mencari minyak oles dan akhirnya ia menemukannya ia segera mengoleskan minyak oles tersebut ke kaki Emma.

"Awww sakit Nic,"

"Biar cepet sembuh,"

"Kok lo hari ini baik banget sih?"

"Oh.. jadi lo mau Nico yang jahat?" tanya Nico balik sambil menaik turunkan alisnya.

"Nggak juga sih,"

Nico yang iseng pun langsung menggeplak kaki Emma.

"AWW NICO SAKIT, ITU KAKI GUE BEGOOOO!" teriak Emma sambil meringis kesakitan.

"Ya terus kaki siapa lagi?" tanya Nico santai.

"Kalau gak niat bantuin pergi aja lo sana," usir Emma pada Nico.

"Pergi kemana? Kan rumah gue sekarang disini,"

"Serah lo!"




~oOo~

Hai-hai aku Comeback
Gimana untuk part ini?

Mau lanjut lagi nggak? Kalo mau aku tantang 10+vote aku lanjut update lagi nih

Btw jangan lupa vote dan komennya untuk part ini ya!

Mahmud dan PahmudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang