8. Mendekati hari pernikahan

2.9K 99 5
                                    

Vote sebelum membaca :)
Tolong banyakin komen!








Nico dan Emma tidak diperbolehkan berangkat ke sekolah oleh orang tuanya. Mereka diberi izin lima hari untuk tidak berangkat sekolah, karena mereka menyiapkan diri buat diacara pernikahannya nanti.

Emma sangat bosan, dirinya hanya bisa uring-uringan saja sambil menunggu hari pernikahannya tiba. Bukannya Emma mengharapkan agar cepat hari itu tiba tapi Emma mengharapkan agar cepat selesai saja.

Dua hari menuju hari pernikahan. Kedua orang tua dari Nico dan Emma sangat disibukkan dengan berbagai macam makanan untuk resepsi anaknya nanti.

Emma yang lagi uring-uringan, ia segera mengambil ponsel nya untuk mengirimkan pesan pada sahabatnya. Ia akan memberitahu kepada sahabatnya kalau dirinya akan menikah.

Gublukku

Emma : Guys!

Bella : Apa
Syafira : Ada apa?
Syafira : Eh btw lo kenapa gak berangkat?

Emma : Gue bentar lagi nikah

Bella : Maaf gue gak percaya ma

Emma : Gue beneran, ini gue dijodohin
Syafira : Kapan akadnya?

Emma : Satu hari lagi

Bella : Oh, kita diundang nggak?
Syafira : Iya kita diundang nggak? Btw lo izin berapa hari?

Emma : Kalau kalian mau dateng, dateng aja. Ini jangan kasih tahu siapa-siapa kalau gue nikah. Pokoknya ini rahasia kita!

Bella : Oke!
Syafira : Iya siap

Emma : Btw gue izin nggak berangkat lima hari

Bella : Widihh sukses ya bu:)

Emma : Apaan sukses, gue bosen!

Syafira : Btw calon suami lo namanya siapa?

Emma : Nicolas Perez

Bella : Nico anak IPS 1 itu?

Emma : Iya

Setelah membalas grup chat tersebut Emma langsung mematikan ponselnya lagi. Ia berjalan ke wastafel untuk cuci muka, menghilangkan penat.

Emma kembali lagi ke kasurnya. Ia segera merebahkan tubuhnya lagi diatas kasur. Emma sungguh bosan hari ini, karna dirinya tidak diperbolehkan melakukan apapun. Emma memejamkan matanya, ia akan banyak tidur untuk dua hari ini.

Emma tidur sangat pulas, sampai ia tidak tau jika Mama nya masuk ke kamarnya.

Mama menatap sendu putri semata wayangnya. Ia sangat sedih jika Putri nya harus menikah muda tapi apa daya dia harus menuruti suaminya.

Mama mengelus pucuk kepala putrinya, "Nak, semoga kamu selalu diberikan kebahagiaan. Maafkan Mama dan Papa jika harus menikahkan kamu diusia yang sangat muda. Ini demi kebaikanmu, tolong jangan benci Mama dan Papa. Kita sangat menyayangi kamu nak." Ucap mama yang langsung meneteskan air matanya.

Mama masih saja terus meneteskan air mata, sampai dirinya tidak sadar jika air matanya menetes di pipi Emma.

Emma yang merasa pipinya basah pun langsung menggeliat. Ia membuka matanya secara perlahan. Emma menatap Mamanya yang sedang menangis.

"Mama kenapa? Kok nangis?" Tanya Emma.

Mama segera menghapus air matanya dan kemudian dia tersenyum menatap putrinya.

"Nggak apa-apa sayang. Mama hanya terharu saja, nggak nyangka ya kamu bakalan punya suami diusia muda," ucap mama sambil tersenyum hangat pada Emma.

Emma hanya tersenyum saja menanggapi mama nya.

"Nak, kamu sebentar lagi jadi istri orang, kamu harus menurut sama suamimu jangan ngebantah perintah suamimu jika itu benar, kami sudah tidak punya hak untuk mengurus kamu lagi." Ucap mama yang langsung meneteskan air mata lagi.

Emma yang melihat Mamanya menangis ia langsung memeluk Mamanya, " Iya ma, Emma bakalan nurut sama suami emma nanti. Maafin Emma kalau emma belum bisa bahagiakan mama dan papa." Ucap emma sambil menangis.

Mama segera melepaskan pelukannya. Ia menatap putrinya, "Kamu lahir didunia saja, itu sudah cukup membuat mama dan papa bahagia sayang." Ucap mama sambil tersenyum.





~oOo~
Jangan lupa Vomment!!

Mahmud dan PahmudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang