Prolog - 01

20.1K 1.8K 302
                                    

Hal yang paling Minho benci adalah harus memeriksa langsung anak perusahaannya satu persatu. Di tambah sopirnya mengatakan akan datang terlambat karena ada sesuatu yang buruk terjadi di jalan.

Tangannya sebelah memegang handphone, menunggu panggilan itu di angkat.

"Sial, apa dia mau di pecat ?!" Umpatnya kesal.

Dia menendang udara kosong, dan mengacak surainya frustasi. Matanya menoleh ke sebelah.

Tunggu- Bukankah itu omega yang sialnya terkena air cipratan mobilnya ?

Minho berusaha tidak perduli. Omega adalah kaum yang ia benci.

Omega tak ubahnya seperti mesin produksi anak dan pemuas nafsu. Tak lebih.

Itulah kepercayaan yang selalu ia tanamkan ke dalam mindsetnya. Tidak pernah berubah meski seoul terus berkembang menjadi lebih maju dari negara di sekitarnya.

Ia tidak perduli.

Ia sudah beberapa kali membuat orang berlutut memohon mohon dan menangis karena ucapan jahatnya.

Ia sungguh tidak perduli. Sungguh- Euggh.

Minho berusaha untuk menolak hatinya yang terus menyuruhnya melirik Namja itu.

Tidak. Uggh baiklah. Sedikit saja. Setelah itu tidak boleh perduli lebih dalam.

Oke, sedikit saja.

Minho melirik Namja itu sekali lagi.

Namja manis yang Minho ketahui berstatus omega, sedang berjongkok meratapi kerikil kerikil kecil di sama. Hey apa bagusnya itu ?!

'Bodoh' batin Minho.

"Kau sedang apa ?" Tanya Minho dengan nada datar.

Namja itu tersentak kaget karena ada suara yang berasal dari sebelahnya. Ia tidak menyangka akan ada orang di sebelahnya, terlalu sibuk dunianya sendiri.

Lucu.

Itu kesan pertama Minho untuk omega di bawahnya. Eh ralat, male omega yang mendongak lucu menatapnya.

'Apa male omega selalu lucu lucu seperti anak ini ? Anak ini lumayan.' Batin Minho mengomentari.

"Apa Tuan terganggu ?" Tanyanya merasa bersalah. Ia bangkit dan segera minta maaf.

Minho hanya mendengung. Terganggu karena rasa bersalah. Pertama, male omega di depannya ini korban dari air kotor pagi tadi karena mobilnya. Yang kedua, mungkin saja kejadian buruk menimpanya terus sepanjang hari.

Setelah itu hening terjadi.

Tidak ada percakapan lagi antara mereka berdua. Tunggu- sejak kapan omega ini tidak bereaksi apapun ke Alpa hampir sempurna seperti Minho ?

'Ah, Omega ini pasti omega sok jual mahal padahal mau' pikir Minho.

7 menit berlalu.

Mereka sibuk di pikiran masing masing.

Minho kesal. Ia melirik sekali lagi ke Namja manis itu dengan tatapan tak percaya.

Tapi dia tak bisa diam. Dia mendadak kepo dengan Namja itu. Sekali lagi Minho melirik Namja itu.

Wajah Namja itu terlihat sangat lesu. Bibirnya melengkung kebawah kiyowo. Pipi gembulnya jadi point manis tersendiri. Mungkin namja itu akan segera menangis jika Minho menyentaknya dengan nada tinggi.

'Apa harinya seburuk itu ?' batin Minho. Hati beku Minho mendadak tergerak.

Ini salah Minho. Kalau saja ia tak menganggu awal pagi Namja manis itu dengan air kotor. Pasti Namja itu tak sesedih ini.

Gladiol -MinSung- [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang