20

7.5K 1.2K 52
                                    

Jisung meringis kesakitan saat air dingin itu melewati bagian luka. Rasanya begitu pedih.

"Jisung jangan menangis. Namja manly dan swag tidak menangis." Gumamnya pelan.

"Ini akan sembuh, ini akan berakhir. Sampai saat itu bersabarlah Han Jisung."
_

Jisung kembali bekerja ke toko buku. Namja manis itu pergi pagi pagi sekali saat jalanan yang biasanya ramai sekarang sangat sepi, dan cuaca terasa sangat dingin hingga menembus tulang. Ia nekad melakukan hal sebenarnya takut dilarang untuk pergi bekerja oleh sang kakek. Lagipula Jisung juga tak mau mendengarkan omelan kakek Ahn.

"Semangat! Lagipula kau sudah mencuri dua kotak susu punya kakek. Hehehe~" Gumamnya sambil terkekeh.

Ji, Apa kau tidak melihat label atau membaca keterangan tentang kotak susu itu ? Bagaimana bila itu susu khusus untuk kakek kakek ? _-

Saat baru memasuki toko, Jisung langsung menebar senyum lebar ala iklan pasta gigi.

"Jisung-ah kau kemana saja ?" Tanya salah satu temannya berlari mendekatinya.

"Aku tau aku famous. Tapi jangan terlalu berharap nanti kalian bisa patah hati~~" Canda Jisung penuh percaya diri. Membuat beberapa karyawan yang merupakan teman dekatnya terkekeh geli, dan pura pura geli.

Lagipula Jisung tidak begitu nyaman di tanya kau tidak apa apa.

"Ah, benarkah ?"

"Iya, noona. Btw Noona kau gendut sekali hari padahal kita baru dua hari-"

"HAN JISUNG!!!" Seru Chungha dengan wajah memerah padam. Hampir saja buku yang di pegang nya melayang ke hoobae manis kesayangannya itu.

_

Felix menutup buku pemberian Chan di tangannya. Ia benar benar bosan, ia sudah membaca buku itu hingga tamat. Tidak bisakah ia pulang ? Dia benar benar rindu rumah. Rindu Jisungnya juga pasti.

Terlalu lama di sini membuatnya jenuh.

"Kapan aku bisa ketemu Jisung ?" Felix menerka nerka bagaimana reaksi Jisung nanti saat Felix tiba di rumah. Terlebih ini sudah beberapa hari Felix tidak pulang.

"Pasti Beta itu akan mengomel sepanjang hari." Gumamnya.

"Siapa yang mengomel?"

"Chan!" Pekik Felix kaget saat Chan tiba tiba muncul di sebelahnya.

"Bisakah kau muncul dengan normal ??" Omelnya dengan ekspresi marah. Tapi malah terlihat lucu. Chan jadi gemas sendiri. Ingin mencubit Felix.

"Aku sudah muncul dengan normal, Lix. Selayaknya manusia biasa. Lagipula kau sendiri yang melamun. Hayo, melamunkan apa ?"

Felix memutar badannya ke sebelah, menghindar tatapan Chan. Sambil menggembungkan pipinya malu terciduk sedang melamun. "Kau tidak perlu tahu!"

"Ahahahaha."

'Aku benar benar merindukan Jisung. uggh kapan aku bisa pulang ? Jisungie' Batin Felix benar benar tak bisa menahan rindunya ke Jisung.

_

Jisung membuka pintu rumah kakek Ahn. Berjinjit layaknya maling masuk rumah, tentu saja tak lupa menutup pintu.

"Sejauh ini bagus. Tidak ada penampakan atau bau bau sang kakek." Gumamnya masih memasang posisi waspada.

"Ani bodi hiir? Kakek yuhuuu!" Teriak Jisung testing. Tapi tak kunjung ada sahutan dari sang kakek.

Setelah melihat kondisi rumah, sepertinya Kakek Ahn pergi. Mungkin kakek itu sedang berjalan jalan di sekitar taman komplek. Jisung berharap kakek Ahn pulangnya sedikit lama, agar ia bisa kabur dan pergi bekerja lagi. Jisung masih mempunyai kerja sampingan kedua.

Gladiol -MinSung- [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang