Minho datang ke restauran cepat saji itu tepat waktu.
Siang itu, dia memilih mengunjungi Jisung. Ingin membicarakan masalah mereka, tapi saat menarik Jisung. Tubuh Jisung sudah oleng terlebih dahulu.
Semua karyawan terkejut saat CEO mereka yang terkenal datar, pedas, dan kejam bak macan pms berlari untuk menyelamatkan Jisung yang mendadak pingsan.
Kepala Jisung hampir saja mencium kerasnya lantai, kalau saja sedetik Minho terlambat menangkapnya.
Semuanya mangap mangap mbak ikan saat Minho menggendong Jisung ala bridal style keluar restauran.
"Hey cubit aku. Aku tak salah lihatkan ?" Bisik salah satu karyawan.
"Apa ini drama korea ? Di channel mana tayang nya ?" Imbuh yang lain.
"Wah, mereka akan jadi pasangan fenomenal." Pungkas yang lain. "Alpa dan Beta."
"Apa kalian bodoh ? CEO kita tak mungkin jatuh cinta dengan mahkluk rendah seperti itu. Dia pasti hanya menyelamatkan Jisung karena ia memiliki hati yang baik." Bantah beberapa karyawan yang sering bergosip tentang Minho.
Tapi di antara keributan itu hanya satu yang masih terpaku, yaitu Yao Chen yang menatapnya kepergian Jisung dan Minho lama.
'Jadi, orang yang menandai Jisung adalah Tuan Minho ? Ternyata aku kalah telak.' Batin Yao Chen sendu.
_Minho menatap Jisung dengan tatapan sulit di artikan. Setelah dokter pribadi keluarga Lee pergi, menyisakan Minho dan Jisung berdua di dalam kamar Minho, Minho tak henti hentinya memikirkan perkataan Yuqi kemarin.
Ia tak bisa membantah perkataan Yuqi, karena Yuqi termasuk salah seorang karyawan andalannya. Terlebih Namja di dalam foto itu benar benar mirip Jisung meski Yuqi hanya memoto side profil, dan belakang punggungnya saja. Minho tidak memiliki opini untuk membantah itu.
Matanya menelusuri wajah Jisung, yang terlihat kian menirus, dengan kantong mata di bawahnya menandakan sang pemilik wajah benar benar kelelahan. Kurang tidur.
Tak lama kemudian Jisung membuka matanya, ia segera bangkit dari tempat tidurnya. Mengabaikan tatapan tajam milik Minho yang terus menghujaminya.
"Aku dimana ?" Gumamnya bingung.
"Di apartemen ku." Jawab Minho.
Jisung langsung menoleh dengan cepat ke samping, menemukan Minho yang tengah menatapnya tajam.
"Aku sudah mengetahui semuanya, Han Jisung." Ucap Minho tenang dan berdiri.
Jisung terdiam. Mendadak tubuhnya bergetar.
'Jadi Minho sudah tahu aku adalah anak seorang pelacur ?' Batin Jisung menerka nerka apa yang Minho telah ketahui tentang dirinya.
"Kau benar benar menjijikkan."
Deg!
Mata Jisung membola. Tangannya menggenggam erat ujung selimut.
"Ya, aku menjijikkan." Balas Jisung tenang. Dia berusaha bangkit dari tempat tidur Minho. Berusaha terlihat tegar di hadapan Minho.
Apa yang harus Jisung bantah ? Dia memang anak pelacur di sini. Bahkan di buang ke tong sampah saat masih merah.
"Aku menyesal menandaimu." Ujar Minho pedas.
Jleb!
Jisung langsung jatuh ke lantai, saat Minho dengan teganya mengatakan hal itu ke Jisung. Kakinya bergetar.
Apa sebegitu jijik nya Minho terhadap dirinya ?
"Berapa hargamu setiap malam huh ? Kau pasti menjajakan dirimu di luar sana demi uang, uang, dan uang. Pantas saja kau mata duitan. Kau juga berencana membuatku jatuh ke dalam jebakan licikmu kan ? Kau ini benar benar ular." Minho berjalan mendekat Jisung dan berjongkok melihat Jisung. Tangannya mencengkram rahang Jisung kuat. Membuat Jisung meringis kesakitan saat Minho mencengkram rahangnya kuat tanpa belas kasihan.
Tak lama air matanya mengalir keluar.
"Maafkan aku. Maaf," Lirih Jisung.
Minho terdiam. Hatinya berdenyut sakit saat mata indah itu menurunkan bulir bulir air membasahi pipi.
"Aku memang menjijikkan, kau benar aku rendahan bahkan tempat sampah memang pantas untukku." Air mata Jisung terus turun. Membasahi tangan Minho.
Perlahan Minho melepaskan Jisung yang tak berdaya di lantai. Tidak ada lagi Jisung yang selalu tersenyum bahagia dan memperlihatkan cengiran bodohnya. Kini hanya ada Jisung yang terlihat menyedihkan di lantai.
Jisung menyeka air matanya kasar. Dia bingung. Hatinya berteriak kesakitan.
"Aku...benar menjijikkan. Bahkan Ibuku membuangku saat aku masih baru lahir. Tapi aku tidak sejahat itu untuk memerasmu, kenapa kau begitu picik Minho-yah ?" Jisung mencoba bangkit dan menghapus air matanya. "Aku tak paham dengan maksudmu tentang aku menjajakan diri."
"Jangan berkelit sialan." Umpat Minho.
Jisung tersenyum rapuh. Bahkan Minho tak mempercayai ucapannya.
"Enyah kau dari kehidupanku. Aku muak melihat wajahmu." Usir Minho setelah itu Namja itu langsung keluar dari kamar.
Jisung menunduk. Menatap keramik.
'Jisung kau tak boleh sedih. Kau sudah melalui hal hal ini di panti, seharusnya kau kebal.' Batin Jisung berusaha menguatkan hatinya yang sakit. Ia menepuk nepuk kedua pipinya dan segera menarik bibir agar membuat senyuman.
'Kau tak boleh membuat Felix merasa sedih. Felix membutuhkan mu.'
Iya, Jisung masih punya Felix di sisinya. Jisung harus bertahan. Meski Minho sudah membencinya sekarang.
_"Jisung kau serius ? Kau akan berhenti bekerja ?" Tanya Yao Chen heboh saat ia menemukan Jisung berdiri di sana tanpa menggunakan baju khusus karyawan.
Jisung mengangguk pelan. Tersenyum cerah.
"Kenapa ?" Tanya Yao Chen tak bisa menahan dirinya untuk tidak kepo.
"Kecoa tetanggaku bunting. Ia membutuhkan ku untuk operasi kelahirannya." Jawab Jisung dengan nada bercanda. Kalau saja Yao Chen tak melihat mata bengkak dan sembab milik Jisung, mungkin Yao Chen sudah memukul kepala Jisung karena alasan ngawurnya.
"Jisung-ah, kau sudah memiliki pasangan kan ?" Tanya Yao Chen meminta konfirmasi ke Jisung.
Jisung yang awalnya ceria, ekspresi wajahnya langsung berubah saat mendengar kata pasangan. Apakah Jisung masih pantas mengklaim Minho pasangannya setelah Minho dengan terang terangannya membenci dan menyesal ? Jawaban tentu saja tidak. Meski lehernya ada tanda sah milik Minho di sana.
"Tidak aku single. Memang Namja bodoh mana yang mau dengan namja jelek sepertiku ? Hehehe." Cengir Jisung bodoh. Menutupi kegugupannya dalam berbohong.
"Pertama aku tak sengaja melihat tanda di lehermu, kedua hari di mana kau pingsan dan Tuan Lee menggendong mu dengan raut wajah jelas sangat khawatir. Seperti seorang Namja yang sangat khawatir akan pasangannya." Jelas Yao Chen tepat sasaran.
Jisung terdiam. Kakinya bergerak gelisah. Dia bingung harus menjawab bagaimana.
"Aku tak heran kau menyukainya, siapa beta dan omega yang menolak seorang CEO kaya seperti dia."
Tunggu--
"CEO ?" Ulang Jisung tak paham.
Yao chen menatap Jisung aneh. "Kau tidak tahu kalau CEO Lee pasangan mu ?"
Jisung terdiam. Pantas saja saat mengeja nama Minho dia rada rada familiar, bukan karena mirip dengan nama seorang aktor.
"MWO ? DIA ADALAH CEO YANG MEMILIKI BERBAGAI MACAM SAHAM DI KOREA ? TERMASUK PEMILIK SAH RESTAURAN INI ?" Teriak Jisung tak kalah kaget mengetahui fakta tentang pasa- Minho. Hatinya terenyuh sakit.
Jisung salah, Jisung kira Minho hanya orang yang memiliki kedudukan tinggi di perusahan-- tak sampai jadi CEO.
Tapi ia salah.
Ia menggigit bibir bawahnya.
Tekadnya untuk segera berhenti semakin kuat. Dia harus segera mengundurkan diri sebelum Minho memecatnya dengan cara tidak hormat.
Dia harus melakukan perintah Minho, segera enyah dari hadapan Namja itu.
_
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Gladiol -MinSung- [√]
FanfictionBaju kotor karena cipratan air, di tegur manager hingga di ancam akan di pecat, apalagi yang akan terjadi setelah hal hal buruk itu terjadi ? Jisung rasanya ingin jadi buah buahan saja. ABO! Omegaverse! BxB Minsung ft ChangLix Rate : M Mulai : 06 J...