30

6.1K 957 91
                                    

"Minho, kamu tahu kan Beta adalah jenis yang tidak akan bisa menghasilkan keturunan jika di buahi oleh Alpa ?" Meski Eommanya mengatakan hal itu dengan nada santai. Tapi keseriusan terpancar dari raut wajah wanita yang berstatus ibu kandung Minho itu.

Suasana di ruangan itu terasa begitu tegang. Hanya deru nafas bercampur suara dentingan jam yang terdengar begitu kalimat itu selesai keluar dari kedua bibir Eommanya. Suasana ruangan itu begitu senyap.

"Eomma...,"

"Benar atau tidak Minho ?" Potong Eommanya dengan nada arogan.

Minho kalah.

"Benar." Jawabnya dengan suara lemah. Minho tidak bisa berkata tidak. Karena memang nyatanya Beta tak akan bisa di buahi oleh Alpa.

Eomma Minho tidak buta, ia juga tak perlu kacamata untuk melihat chiri khas orang kasmaran yang sangat terlihat di diri anaknya. Ia tahu sekali anaknya sangat mencintai Beta itu. "Lalu kenapa kau memperjuangkan seorang Beta Minho, kalau kau tahu itu benar ?" Tanya Eommanya tak habis pikir dengan jalan pikiran anaknya itu.

"Aku mencintai dia, Eomma." Jawab Minho tegas. Tidak meninggikan suaranya ketika berkata. Ia sangat mencintai Eommanya, meski ia sering menunda permintaan Eommanya tapi tidak pernah sekalipun ia membentak Eommanya.

Eomma Minho sudah menduga alasan  klasik yang basi itu yang akan keluar dari mulut anaknya.

"Kau tak menyayangiku lagi hingga sekarang kau begitu durhaka dan tidak mendengarkan perkataanku ?" Mata Minho melebar beberapa centimeter. Kata kata ini selalu berhasil menaklukkan Minho. Minho selalu tidak berdaya bila Eommanya sudah mengeluarkan kalimat itu.

Seolah kata itu seperti ultimatum.

"Jawab Eomma, Minho."

"Eo..mma. Aku sangat menyayangi Eomma. Tak pernah sedikitpun aku membenci Eomma." Jawabnya lirih. Emosinya campur aduk. Alpa muda itu menundukan kepalanya, tak berani menatap kedua mata Omega yang telah berumur itu.

Pikirannya kalut. Raut sedih Eommanya tergambar di kepalanya begitu ia menundukan tangannya, dan menatap lurus kedua kepalan tangannya di atas paha. Minho tidak akan bisa menolak Eommanya. Eommanya benar.

"Eomma aku...," Saat Minho hampir mengiyakan permintaan Eommanya untuk meninggalkan Jisung. Semua kejadian yang pernah ia dan Jisung alami, dari suka maupun duka. Dari awal sampai saat ini. Semuanya terlintas begitu saja. Berputar apik di kepalanya bagai film usang yang sangat berharga.

Kalimat Minho tertahan sebatas tenggorokan.

Ia tidak boleh meninggalkan Jisung. Dia tak akan pernah melepaskan Jisung lagi. Dalam keadaan apapun! Dan, Minho sudah bersumpah. Seorang Alpa sejati tak akan menjilat ludahnya sendiri.

"Aku sudah pernah kehilangan dia, Eomma. Aku juga sudah menyakiti dia...aku tidak bisa meninggalkannya Eomma." Meski sempat ragu, tapi Minho telah memutuskannya. Ia akan memperjuangkan Jisung untuk mendapatkan restu dari Eommanya.

Omega paruh baya itu kaget dan tak menyangka, anak laki lakinya yang sangat menurutinya. Anak laki laki tampannya. Tidak mau menuruti permintaannya hanya karena Beta biasa ?

"Minho, kau tahu apa yang sedang kau katakan sekarang ?"

"Eomma. Aku mencintaimu, lebih dari apapun. Tapi demi tuhan...," Sorot mata tegas itu berubah sedih dan tak rela. "Aku tak bisa kehilangan Jisung lagi. Aku sudah terlalu menyakitinya. Aku merasa seperti bajingan bangsat dan tak tahu malu jika aku meninggalkannya sekarang,"

Omega cantik itu sebenarnya sedikit tersentuh dengan penuturannya anaknya. Dia juga dapat merasakan apa yang di rasakan anaknya tanpa perlu bertanya apa tang terjadi antara anaknya dengan Beta itu. Ia juga tahu anaknya sedang tidak berbohong.

Gladiol -MinSung- [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang