27

6.6K 1K 80
                                    

Pagi minggu yang cerah, cahaya matahari sudah mulai menerobos masuk kamar Felix melewati cela cela tirai, di tambah kicauan burung di luar sana yang amat sangat merdu membuat Felix jadi malas sekedar beranjak satu sentimeter dari kasur empuknya. Entah kenapa seperti ada lem perekat di atas kasur yang merekat dirinya begitu kuat sehingga ia tidak bisa bangun.

Brak!

"Lix, bangun! Kau itu Ibu hamil bodoh! Sana senam ala ibu ibu hamil di televisi!" Teriak Jisung kesal karena sedari tadi Felix tidak kunjung keluar kamar. Namja tupai itu bahkan membanting pintu kamar tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Namja manis itu menarik selimutnya kesal karena tidurnya cantik terganggu. Ia bahkan menarik selimut hingga menenggelamkan dirinya sendiri. Bahasa tubuh yang berarti menolak perintah Jisung untuk bangun dan mulai beraktivitas.

"Hei, Kau itu harus mandi Feliiix. Dasar kambing pemalas!" Ujar Jisung kesal sambil bertolak pinggang. Namja Beta itu langsung berjalan mendekai ongokan di atas tempat tidur itu. Sebelum selimut itu tertarik, Felix dengan cepat menahan selimutnya yang hendak di rampas paksa Jisung.

Aksi tarik menarik selimut pun tak terelakan.

"Lix, lepas! Kenapa kau jadi pemalas mandi seperti ini eoh ?! Setan mana yang merasuki dirimu ??" Omel Jisung bersusah payah menarik selimut Felix.

"Yang harusnya aku tanya itu adalah kau! Sejak kapan kau mendadak rajin mandi pagi ??" Balas Felix yang masih menahan selimutnya.

Pipi Jisung langsung merona tanpa di duga, tapi Felix sadar akan hal itu. Selimut itu terlepas, membuat Felix sedikit terdorong ke belakang.

"Tidak ada alasan yang spesifik untuk itu!" Pekiknya malu dan berusaha menutup area lehernya.

Felix langsung memasang seringaian. Tanpa ia bertanya, ia sudah tahu apa yang terjadi di sana. Sungguh.

"Berhenti memasang wajah seperti itu, bodoh. Ini tidak seperti yang kau pikir kan." Ujar Jisung cepat dengan nada sedikit meninggi karena malu.

Ingatkan Jisung untuk menyuruh Minho berhenti menebarkan tanda cinta di pundaknya yang begitu kentara. Ugh. Jisung malu sekali di goda akan hal itu.

_

Felix duduk anggun dan tenang di atas kursi sambil menunggu dengan sabar Jisung yang tengah membuatkan susu khusus ibu hamil untuknya. Sebenarnya dia tidak meminta Jisung, tapi inisiatif dari Namja tupai itu sendiri.

Teng tong.

Suara bel apartemen mereka mendadak berbunyi. Tumben sekali.

Tak lama bel itu kembali berbunyi.

"Biar aku yang melihat." Ujar Feliz yang langsung beranjak turun dari kursi dan berjalan ke arah pintu utama.

Ceklek

"Tega sekali kau tidak mengabariku pin-" Mata Changbin dan Felix bertemu. Tentu saja membuat mereka berdua langsung terkejut dalam saling tatap itu. Semua kalimat yang hendak Changbin lontarkan hilang karena yang membuka pintu adalah salah satu Namja yang ia benci.

"KAU / ANDA ?!"

Raut wajah yang awalnya biasa saja perlahan berubah menjadi tidak suka dan benci dengan mata melotot dengan sorotan marah ke arah Felix.

"Kenapa kau berada di sini ? Bukannya kau berjanji untuk tidak muncul di depan aku lagi ?! Kau benar benar pelacur tidak tahu diri yang tidak menepatkan janji." Gerutunya kesal.

Felix diam, tidak membalas. Dia berusaha untuk tidak marah atas apa yang di kata Changbin. Karena itu semua memang fakta bagi Felix.

Pelacur tidak tahu diri.

Gladiol -MinSung- [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang