03

9.6K 1.4K 239
                                    

"Tuan Lee, kita harus menyediakan banyak staff di bagian Caribbean Bay. Di perkirakan pengunjung akan membeludak karena festival khusus di Yongin." 

Minho diam. Tangan memainkan pulpennya. Memencetnya berkali kali seraya otaknya berpikir.

"Beritahu manager setiap restauran kita, untuk mengirimkan daftar karyawan terbaiknya ke emailku nanti sore." Titah Minho dengan nada datar. Tangannya mencoret coret sedikit di catatan kecilnya. "Silahkan pergi."

Sekretaris Kim mengangguk hormat, dan segera membungkuk 90° derajat badannya sopan. Kemudian wanita cantik itu permisi untuk pamit keluar.
_

"Lixie aku akan ke Caribbean Bay wuhuu!" Teriak Jisung kesenangan. Bukan memberi salam saat masuk, Namja tupai suka berisik itu malah berteriak teriak dengan gaya pemain bola yang baru saja mencetak gol.

"Bagaimana bisa ?" Felix kaget.

Jisung menepuk dadanya bangga. "Perkenalkan! Karyawan teladan dan terbaik!" Seru Jisung sombong dengan gaya congkak minta di hujat.

Melihat wajah sombong dan tatapan mengejek punya Jisung, Felix gatal ingin memukul kepala Jisung.

"Entah kenapa aku yakin sekali kau menggunakan ilmu hitam. Kau kan hobby ikut aliran sesat." Tuduh Felix sambil mengangguk angguk kepalanya. Jisung langsung berteriak tak terima di tuduh yang tidak tidak.

"Yah!"

"Kapan ? Besok ?" Tanya Felix.

Jisung yang masih kesal hanya mengangguk singkat.

"Cepat sekali."

Jisung mengangkatkan bahunya, ia juga tak tahu.

"Beberapa hari ?"

"Kata managerku, hanya sehari. Tapi..," Jisung memasang wajah sedih. "Aku akan berpisah darimu." T.T

Felix terkekeh. "Kenapa tidak sekalian kau membelikan tiket masuk untukku kalau kau tak mau berpisah ?"

"Terus membeli tiketnya pakai apa ?"

"Ginjalmu kan masih lengkap." Felix langsung lari dari lemparan koran bekas yang di lempar Jisung.

Jisung segera memasuki kamar mereka, dan mengambil tas ranselnya yang tersimpan di atas lemari. "Ah, lagian juga satu hari. Apa aku tak usah bawa ransel saja ya ?" Jujur Jisung bingung.

"Jangan lupa creammu, baju ganti, dan plastik untuk tempat pakaian basah dan kotor." Tiba tiba Felix muncul di dekat pintu.

"Yak, untuk apa ?" Protes Jisung. "Aku ke sana untuk bekerja, bukan untuk pergi berlibur."

Felix berjalan masuk, dan tidur di atas kasur mereka.

"Sedih sekali, kau jauh jauh ke sana. Tapi tidak bisa menikmati fasilitas di sana." Ujar Felix sambil menatap langit langit kamar.

Jisung tersenyum sedih.

"Nanti...aku akan jadi orang kaya raya, aku akan menikmati semuanya selama seminggu di sana, dan memainkan semua permainan air sepuasku." Canda Jisung dengan nada sombong. Jisung dan Felix tahu itu hal yang tidak mungkin, untuk makan dan bayar flat saja mereka berdua harus mati matian bekerja.

"Ah, ya. Terus aku di sana tak sengaja ketemu kau, dan langsung menabok wajah jelekmu." Sambung Felix mengikuti bayangan Jisung.

Berangan angan tidak salah kan ?

"Kau jahat sekali lixie." T.T

"Apa wajahku terlihat perduli ? Ahahaha!"

--setidaknya mereka berdua tetap bahagia dengan kebahagiaan kecil yang mereka miliki.
_

Gladiol -MinSung- [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang