10

7.9K 1.2K 149
                                    

Jisung memaksa matanya untuk terbuka, tubuhnya terasa remuk dan sakit sekali setelah di siksa anak buah sang Eomma. Terlebih daerah perutnya di tendang dengan menggunakan high heels wanita itu, yang ujungnya tajam dan lancip.

Setelah mencoba bangkit dan berdiri, ia melihat sekitar. Ia menghela nafas lega. Jisung masih berada di gang sempit kumuh tempatnya memberikan semua gaji ke Eommanya.

Setelah berhasil berdiri dengan menopang tubuh ke dinding, perlahan Jisung berusaha payah melangkah keluar gang itu. Beberapa kali Namja manis itu hampir jatuh.

Setelah keluar, Jisung segera mengedarkan matanya. Mencari cari sesuatu yang ia butuhkan-

Untung saja pagi ini, toilet umum sudah di buka. Namja itu segera menjalan terseok seok menuju toilet. Matanya membulat melihat bagaimana keadaan wajahnya saat ini.

"Sung, kau manly sekali." Puji nya dengan nada bergurau sambil terkekeh bodoh. Matanya masih setiap menatap pantulan dari cermin.

Ia segera menghampus bekas bekas darah yang mengering sekaligus mencuci mukanya agar kembali segar.

"Bagaimana aku harus menyembunyikan ini dari Felix ? Bagaimana jika omega itu jatuh cinta denganku karena aku mendadak manly ?" Gumamnya bingung.

Tolong sung, wajahmu itu penuh luka, sudut bibirmu robek dan memar di dekat pelipis. Di mana letak manlynya ?

Setelah puas merenung, Jisung akhirnya menelpon Yao Chen kalau dia akan izin hari ini. Yao Chen hanya mengiyakan saja, karena ia pikir Jisung akan bersenang senang dengan gajinya.
_

"Sung."

Suara lemah Felix yang pertama kali menyambut Jisung, meski Jisung sudah pelan pelan menyusup ke dalam rumah. Suara itu membuat Jisung menegang, karena semuanya gajinya sudah di rampas paksa Eommanya meski Jisung mempertahankan setengah uang gajinya.

Felix keluar dari kamar dengan wajah berantakan, mata Namja cantik itu membengkak. Pasti Namja itu menangis semalaman. Ia hanya berjalan lurus dan memeluk tubuh Jisung.

"Lix, tolong jangan terlalu erat." Ringis Jisung kesakitan karena pelukan Felix.

"Maafkan aku." Felix melonggarkan pelukannya."Kau tak apa ?"

"Ah, ya-"

"Apa Wanita itu berulah lagi ?" Jari mungil Namja Aussie itu menyentuh sudut bibir Jisung pelan. Jisung meringis sambil memejamkan matanya erat.

"Tidak."

"Kau tak bisa membohongiku, Han Jisung." Jisung terdiam. Toh dia tak akan membantah lagi, karena Felix sudah tau semua perlakuan Eommanya ke dirinya.

"Sung...,maafkan aku hiks maaf." Tangis Felix perlahan. Tubuhnya mulai merosot untung saja Jisung menahannya.

"Kau kenapa ? Ku mohon lix. Berhentilah menangis." Pinta Jisung paling lemah jika sahabatnya itu menangis.

"Aku hamil sung." Ujar Felix lirih.

Jisung mematung. Apa yang di perkirakannya sebelumnya terjadi.

"A-aku akan segera menggugurkannya." Sambung Felix membuat raut wajah Jisung mendadak berubah menjadi marah.

"Lix! Aku akan sangat marah padamu jika kau melakukan hal itu. Jangan berpikir pendek lix. Jangan buang bayi itu, dia membutuhkanmu." Pinta Jisung memelas. Dia menatap tajam tepat ke mata Felix.

Felix tahu Namja tupai itu sedang marah padanya. "Maafkan aku."

"Aku tak akan marah padamu atau membuang mu. Aku akan menjadi bibi yang baik untuk anakmu," Jisung berkata sungguh sungguh. Meski dia sulit. Menyerah bukanlah pilihan seorang Han Jisung. Jisung yakin, Mereka seperti cerita di dalam buku komik, pasti akan ada akhir bahagia setelah semua hal buruk yang menimpa di dalam hidup mereka.

Gladiol -MinSung- [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang