11

8K 1.2K 109
                                    

(Note : Akan ada bagian ena ena. Tidak full, hanya setengah chapter untuk kepentingan jalan cerita. Kalian yang tak menyukai part mesyum silangkah skip saja. Terima kasih dan maaf atas tidak kenyamanan ini😘💜)
_












_
Padahal malam itu, sangat dingin untuk kota Seoul. Tapi tidak bagi kedua pasang Namja yang tengah bercumbu.

"Han Jisung, katakan kalau kau mau menjadi pacarku." Bisiknya menggoda dengan sengaja menggesek kepala penisnya ke anal Jisung tanpa berniat memasukan. Sedangkan Jisung hanya mendesah ngelantur karena masih di bawah pengaruh soju.

"Masukan ahhh!" Perintah Jisung benar benar gelisah. Dia sudah tertutup kabut nafsu tapi Minho masih saja menggodanya.

"Aku akan berhenti jika status kita belum jelas." Ujar Minho final membuat Jisung menggerang frustasi. Karena sekarang Namja manis itu sudah di puncak puncak kenikmatannya.

"Baiklah, ayo kita hik pacaran!" Seru Jisung kesal. Tentu saja Jisung tak dalam kondisi sadar ketika mengatakannya.

"Thanks, my lady." Bisiknya langsung menghentakan sekali ke dalam Jisung membuat Namja manis itu berteriak kencang dan refleks mencakar punggung Minho. Melampiaskan rasa sakit di dalam sana.

Air matanya menetes, dan mulai terisak kecil. Minho menatap Jisung panik.

"Jangan menangis," Ibu jarinya menghapus jijak air mata di pipi bulat Jisung. "Tenanglah aku tak akan menyakitimu. Tetap rileks, oke ?" Ujarnya lembut sambil mengusap dahi Jisung yang berkeringat. Jisung mengangguk pelan, menarik Minho di atasnya ke dalam pelukannya, memeluk Minho erat, dan menyembunyikan kepalanya ke ceruk leher sang dominan. Sedangkan Minho mengeram dan mencoba untuk tidak terpancing saat anal Jisung bergerak gerak memijat penisnya di dalam. Sangat sempit.

Setelah 10 menit berlalu Jisung bergerak gelisah karena keberadaan penis Minho di dalamnya, tanpa sadar ia mencoba menarik badannya dari Minho. Yang Minho salah artikan kalau Jisung memintanya untuk bergerak.

Minho langsung menggerakkan pinggulnya, membuat Jisung melenguh panjang. "Ahhh apa itu ?" Tanya Jisung merasa aneh dengan semua itu.

Minho perlahan bergerak maju mundur, memasukan penisnya dengan tempo konsisten. Tak mau mempercepat temponya karena ia tahu, Jisung masih rapat, dan anal Jisung akan lecet dan terluka jika Minho mempercepatnya.

"Jisung, sebut namaku." Titah Minho karena sedari tadi Jisung asyik memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya menahan suara aneh yang akan keluar bila tidak ia tahan.

"Jangan gigit bibirmu, nanti berdarah." Pinta Minho mencoba membujuk namja manis itu untuk tidak menyakiti dirinya sendiri. Karena sesi bercinta adalah sesi saling berbagi kasih dan memadu kasih bukan untuk menyakiti. Memperkuat cinta. Itulah alasannya kenapa bercinta dan seks adalah dua hal yang berbeda meski mereka sama sama berhubungan intim.

"Ahhh ahhh Minho ahh ahh...,"

"Benar, begitu."

Bunyi suara ranjang berdecit dan desahan Jisung mendominasi suasana hening dan sunyi di dalam kamar Minho.

Jisung dapat merasakan dia akan sampai puncak, volume suara desahannya seirama tusukan Minho mulai bertambah kencang. Penis mungil Jisung sudah mengeluarkan cairan pre-cum.

"Minho ahh ahh aku ahhh," Rancau Jisung yang sebentar lagi hendak klimaks. Matanya membulat ketika ada sesuatu menggigit lehernya kuat, sesuatu yang tajam itu memaksa, menerobos selaput khusus di area lehernya, dan tak lama teriakan kesakitan Jisung berubah menjadi teriakan nikmat. Cairan spermanya menyembur mengenai Minho di atasnya dan mengotori tubuhnya sendiri.

Gladiol -MinSung- [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang