"J, maafin aku ya. Kayak nya honeymoon kita harus di tunda"
Limario ngusap rambut Jennie yang dengan nyaman bersandar di dadanya. Setelah makan malam tadi, akhirnya mereka bisa istirahat di kamar. Hari ini sungguh melelahkan. Mereka gak jadi balik kerumah baru karna gak mungkin ninggalin kedua adek nya disini.
"Kamu gak perlu khawatirin itu. Bahkan sama sekali aku gak kepikiran"
"Aku takut kamu kecewa"
Jennie bangkit dari sandarannya dan melihat Lim intens.
"Aku gak butuh honeymoon. Aku cuma butuh kamu"
chup
Jennie mengecup bibir tebal Limario.
"Kamu pasti capek banget hari ini. Istirahat ya?"
Limario menggeleng kan kepalanya.
"J, rasanya pikiran ku sekarang banyak banget"
"Aku ngerti kok" Jennie mengusap punggung tangan suaminya.
"Sekarang udah malam banget, udah gak waktu nya lagi buat mikir. Tidur ya?" Lanjut nya.
"Kelonin"
"Sinii, dasar manja"
Jennie merentangkan kedua tangannya dan menjadikan tangan kanan nya sebagai bantal. Limario menempelkan kepala nya ke dada Jennie dan menghirup aroma tubuh istrinya itu. Aroma nya sekarang bagaikan aromaterapi, bener bener bisa menenangkan hatinya yang sedang gelisah.
*****
"Pagi!" Sapa lim pada kedua adik dan istrinya yang lagi sarapan.
"Pagi" Sahut jennie yang lagi sibuk ngasih selai strawberry ke roti tawar yang di pegang nya.
"Wah udah pada rapi. Ryujin, ntar gue yang antar ke sekolah ya"
"Gue berangkat sendiri pake motor aja gapapa kok bang"
"Enggak boleh. Lu masih keliatan kacau. Ntar kalo ga fokus nyetir gimana?"
"Yaudah deh iya" Jawabnya pasrah.
"Nanti habis itu gue anter jennie sama chaeng ke kantor"
"Bang, gue pergi sendiri aja"
"Enggak, gue juga ada urusan di sana. Ngurusin jennie yang mau resign"
Chaeng noleh ke jennie.
"Lu beneran resign?" ujarnya gak percaya.
"Iya, apalagi kondisinya sekarang begini. Gue harus jadi istri dan ibu yang baik untuk kalian"
"Ihh.... kak jennie sweet banget sih" Ryujin nimpalin.
"Itu lah yang bikin gue makin sayang sama dia" lim nimbrung.
"Pagi pagi udah makan gombalan, uek!" Jawab ryujin resek.
Limario nempeleng kepala adek nya sebel yang di bales cengiran ryujin.
Chaeng sama jennie cuma geleng kepala doang liat tingkah mereka.
*****
"Kalo mau balik ntar telfon gue, gausah sok inisiatif buat balik sendiri. Apalagi balik bareng temen cowok lu yang kemarin itu. Siapa nama nya gue lupa?"
Bacot lim setelah ryujin salim mau keluar dari mobil.
"Iya iyaa, gak usah ceramah pagi pagi. Kayak ustad somad aje lu dan lagi gak usah kepo sama temen gue"
"Yaudah sana keluar, dengerin kalian berantem tu telinga gue panas" ujar chaeng dari kursi belakang.
"Dah kak, kak jen. Lu gak usah" cibir nya ke arah lim dan ngebanting pintu dengan usilnya.
"ggrrr, untung sayang" gumam lim.
Sesampainya di kantor, lim sama jennie harus pisah dengan chaeng karena tujuan mereka beda.
Chaeng harus ke tempat pemotretan sedangkan lim dan jennie akan keruangan atasannya jennie.
Lorong yang biasa di lalui chaeng kelihatan sepi, hanya ada dia dan seseorang yang lagi berdiri kayak orang bingung di ujung sana. Dia belum pernah liat orang itu di kantor ini.
"Sorry, ada yang bisa di bantu?" Chaeng menepuk pundak orang itu. Dia pun noleh ke arah chaeng.
Gadis berponi itu menatap chaeng bingung.
"Gue mau ke ruang pemotretan, tapi kayak nya salah jalan" ujar nya.
"Bener ini kok jalan nya. Lu orang baru ya?"
"Iya, gue fotografer baru di sini. Lu bukannya Roseanne Manoban?"
Gadis itu menjulurkan tangan nya, chaeng melirik tangan gadis itu yang minta di sambut.
"Iya, gue Roseanne Manoban. Lu sendiri?"
"Lalisa, panggil aja lisa. Kayaknya kita bakalan jadi partner kerja"
Mereka pun melepas jabatan tangan itu.
"Oh ya?"
"Iya, hari ini gue pemotretan bareng lu"
"Yaudah yuk, bareng gue aja. Dari pada ntar lu nyasar"
Lisa mengikuti langkah kaki chaeng ke ruang pemotretan. Arah mata lisa tidak lepas dari lekuk tubuh chaeng. Dia memperhatikan dari ujung kepala sampe ujung kaki yang buat dia senyum senyum sendiri.
'cantik juga' - batin lisa
.
.
.
.
TBCMaaf pendek yaaa. Author lelah dan mengantuk, tapi masih pengen up buat kalian mueheheh