Huek!
Jennie mengeluarkan cairan bening dari mulutnya. Ini udah muntahan ke 3 untuk pagi ini.
"Bi, aku gak tahan sama bau masakan ini"
jennie menunjuk ke arah nasi putih yang baru saja di keluar kan bibi dari magic jar
"Kalau lagi ngidam emang biasa nya begitu non, non jennie gak usah ikutan masak biar bibi aja"
"Tapi aku mau bikinin lim sarapan, bi"
"Jangan bandel deh"
sambar chaeng yang dateng dengan wajah bangun tidur nya lalu dia mengisi gelas dengan air dingin dan meminumnya seperti orang gak minum setahun.
"ikutin aja kata bibi, dia lebih ngerti. emangnya lu betah muntah muntah gitu tiap pagi?" sambung chaeng
"kok lu pagi pagi udah sewot sih?" tanya jennie lirih
chaeng menghela nafasnya kasar. semenjak lisa menyatakan perasaan padanya, dia jadi suka marah marah gak jelas. mungkin kebawa bawa suasana hati nya yang lagi bimbang. dia bingung dengan perasaan nya sendiri, di satu sisi dia nyaman berada di dekat lisa tapi di sisi lain dia masih menyangkal perasaan itu, masa iya sih dia suka sama cewek.
"habis elu sih bikin kesel, udah tau kalo nyium bau nasi yang baru mateng lu bakalan muntah. gak usah maksain"
jennie terdiam. baginya kata kata chaeng barusan sangat menyakiti hati nya, padahal dia kan hanya ingin membuatkan suaminya sarapan.
jennie meneteskan air mata.
"yaudah gue ke kamar aja"
jennie berlalu sambil mengusap air matanya, chaeng yang melihat itu terdiam tak percaya melihat jennie yang nangis hanya karena dia ngomong seperti itu.
"eh jen maafin gue" chaeng menarik tangan jennie tapi di tepis oleh nya.
chaeng menoleh ke arah bibi yang dari tadi memperhatikan mereka berdebat dengan wajah bersalah.
"gimana dong bi?"
"biarin aja dulu non, orang hamil emang sensian" jawab bibi sambil nyengir dan melanjutkan kerjaan yang tadi sempat tertunda.
"ck!" chaeng mendecih kesal.
tring
chaeng menoleh ke arah hp yang ada di genggaman nya, pesan masuk dari lisa.
"hei udah bangun belum? ntar gue jemput ya, dilarang nolak! jam 7 gue samperin, dandan yang cantik. love you 🖤"
"Aarrggghh!" dia teriak frustasi, keadaan ini buat dia makin bingung.
"kenapa non?" tanya bibi yang heran ngeliat chaeng kayak orang kesurupan
"gapapa" jawabnya judes.
Prak!
Jennie membanting pintu kamar dengan kasar, limario yang lagi sisiran di depan kaca langsung menoleh kearah nya.
"J, kamu kenapa nangis?" tanya lim panik.
Jennie berjalan mendekat dan mengahmburkan tubuhnya ke pelukan limario.
"chaeng jahat, di-dia marahin aku" jawab nya terisak isak.
"marahin kamu kenapa sayang?"
"dia bilang aku gak bisa di bilangin, hik. aku kan cuma mau buatin kamu sarapan hikhik" nangis nya makin kejer
"pasti kamu muntah lagi ya?"
jennie ngangguk di pelukan suaminya.
"yaudah aku gapapa kok gak dibuatin sarapan sama kamu, aku gamau kamu muntah terus"